Jam menunjukkan pukul 8.15 pagi. Anna dengan setelah hoddie hitam oversize dan celana yang senada tengah menunggu trans bus di halte dengan beberapa orang di sana. Sekilas tidak ada yang aneh dari gadis itu, sampai dimana dia sesekali terpergok bicara sendiri dan samar-samar tertawa kecil. Benar, itu adalah Lucanne. Hari ini untuk pertama kalinya dia keluar dari kamar Anna. Melihat lagi suasana yang beribu-ribu tahun tidak pernah dia rasakan.
"Anna, lihat disana" Kata Lucanne menunjuk Bus yang datang ke arah mereka.
"Itu Bus yang akan kita naiki"
"Sangat bagus"
"Kamu tahu, dulu orang-orang kebanyakan berpergian dengan kereta api" Jelas Lucanne pada Anna.
"Hari ini kamu bakalan liat betapa modern–nya tahun ini, Lucanne"
Lucanne terseyum dan mengangguk antusias. Tanpa disadari Bus sudah berhenti di depan mereka. Anna dan Lucanne masuk. Gadis itu dengan duduk di kursi nomor 3. Seorang laki-laki tampan melihat Anna, dia berniat duduk di sebelahnya. Anggap saja ini adalah trik untuk berkenalan. Tapi dengan sigap Anna meletakkan tas belanjanya di kursi sebelahnya. Sebenarnya itu tempat duduk untuk Lucanne. Seorang kakek yang duduk di sebrang kursinya menatap tingkah Anna. Dia terkekeh sambil menatap gadis itu.
"Kenapa kakek itu menatapku" Tanya Lucanne pada Anna.
"Mungkin aja dia aneh ngeliat tingkahku" Elak Anna.
"Tidak, dia menatapku" Bantah Lucanne membalas tatapan kakek di seberangnya.
Kakek itu terseyum sambil melambai tangan pada Lucanne. Ternyata kakek yang duduk di seberangnya juga seorang indigo. Itu sebabnya dia tertawa melihat tingkah Anna saat berusaha menjaga tempat duduk Lucanne.
Jarak antara rumah susun Anna dan pasar tidak terlalu jauh. Sekitar dua puluh menitan. Setelah bus berhenti, Anna bergegas turun. Gadis itu sangat bersemangat membeli bahan-bahan untuk acara memesaknya.
Lucanne. Sedangkan laki-laki itu mengacuhkan si Kakek dan langsung bergegas menyusul Anna. mereka berdua memasuki area pasar dan menuju tempat sayur dan bahan kue.
"Sungguh menakjubkan" lirih Lucanne menatap kagum.
"aku mau ambil beberapa bahan kue"
"Anna, apa ini pasar ?"
Anna terkekeh dengan pertanyaan Lucanne. Gadis itu menatap Lucanne geli.
"Kamu tahu, di jaman dahulu pasar masih identik dengan tempat kotor dan suara bising para pedagang menawarkan barang dagangannya" jelas Lucanne.
"ya, memang benar" jawab Anna singkat.
"Ini udah berapa abad ? liat di sekitar"
"masing-masih bagian area tertulis jenis barang-barang yang mereka jual"
"contohnya tempat yang sekarang kita singgahi, di depan tertulis jelas tulisan (toko bahan kue & pastry)"
"mereka ngga perlu teriak-teriak lagi, pembeli bisa melihat tulisannya"
Lucanne mengangguk paham. Tapi tetap saja dia masih memandang kagum sekitarnya. Gadis itu benar, jaman sudah sangat modern. Dia sangat bersyukur di beri kesempatan untuk melihat semua ini. Meski tidak bisa menjelaskan tentang bagaimana perasaannya saat ini. Lucanne merasa seperti hidup kembali.
"Hari ini aku bakal buatin kamu Pistachio Panna Cotta yang enak !"
Mereka mulai berkeliling dan membeli semua bahan yang diperlukan. Meski melelahkan tapi rasa lelah itu terbayarkan dengan perasaan senang mereka berdua dan sepotong ice cream matcha.
deg
Anna menatap Lucanne. Mata mereka bertemu dengan jarak hanya beberapa senti. Mata biru Lucanne sangat indah. Rasanya seperti di bius ketika menatap mata laki-laki itu. Jantung Anna berdetak sangat kencang saat ini.
"Anna"
Gadis itu menoleh ke arah sumber suara.
DORRR
siapa yang kangen ?!
happy reading buat yang masih mantengin cerita ini
wopyuuuuu~~salah manis
– AUTHOR RHEA –
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANNE
HorrorBukan cerita horor ! Ini tentang Anna Tasyia yang dipertemukan dengan sosok fatamorgana bernama Lucanne lewat mata batin nya. Tanpa disadari benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya. Mungkinkah mereka untuk bersama ataukah harus saling melepaskan...