Sejak interaksinya dengan Lucanne, kini Anna mulai membiasakan diri dengan keberadaan mba kunti dan pocong tua di balkon kamarnya. Gadis itu juga berinteraksi baik dengan mereka dan mencoba menerima keberadaan mereka di kesehariannya. Seperti mba kunti yang biasa Anna panggil dengan sebutan misky dan pocong tua yang biasa dia panggil pakcong.
Penghuni disana tidak pernah mengganggu Anna. Seperti misky yang hanya menunduk menghadap tembok dan juga pakcong di balkon kamar Anna yang mulai menampakkan wajah normalnya meski sesekali masih usil pada Anna.
Hubungan Lucanne dan Anna juga sangat baik setiap harinya. Gadis itu banyak bercerita banyak hal tentang kesehariannya yang di dengar antusias dengan Lucanne. Mereka menghabiskan banyak waktu di kamar.
Lucanne selalu membantu Anna saat mengerjakan tugas, menemani Anna membaca buku kesukaannya dan bercerita seputar stray kidz pada laki-laki itu. Begitu juga sebaliknya, Lucanne sering menceritakan kehidupannya di masa lampau dan kegiatannya selama bersekolah.
Sesuai janji, sore ini Anna akan pergi ke pekan raya dengan Daren. Dia sibuk memilih beberapa baju untuk di padu padankan. Lucanne hanya menatap heran gadis itu. Sudah hampir tiga puluh menit, Anna belum juga menemukan setelan yang cocok. Lucanne mendekati gadis itu dan melihat beberapa baju yang berserakan di ranjang. Tangan laki-laki itu mengambil dress berwarna coklat muda dengan motif bunga, lalu memberikan pada Anna.
"Ini cocok ?" Tanya Anna ragu.
"Kamu coba saja, nanti aku lihat apakah cocok denganmu"
Selesai mencoba dress pilihan Lucanne, gadis itu bercermin melihat dirinya. Ternyata pilihan Lucanne tepat untuknya. Tidak sampai disitu, Lucanne mengambil jepit rambut dengan lima bunga putih yang berjajar di kotak aksesoris Anna. Laki-laki itu memasangkan jepit itu di rambut Anna.
"Cantik"
"Ik voel iets dat niet verklaard kan worden (aku merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan)"
"Artinya apa ?" Tanya Anna samar-samar mendengar perkataan Lucanne menggunakan bahasa Belanda.
"Kamu sangat cocok dengan baju ini"
Anna mengangguk dan berterimakasih dengan Lucanne yang sudah membantunya bersiap.
Tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu. Anna bergegas membuka pintu dan terdapat Daren yang sudah berdiri disana sambil terseyum. Daren menatap kedalam kamar Anna dan merasakan sesuatu yang aneh.
"Kamu sendirian di rumah susun ini?" Tanya Daren dengan mata yang masih sibuk menjelajahi setiap sudut ruangan.
Anna mengangguk.
"Auranya serem, Na" Ujar Daren tiba-tiba.
"Perasaan lo aja itu, udah ayok keburu kesorean nanti"
Lucanne menatap Anna dan Daren dari depan pintu kamar memastikan kepergian mereka.
Sudah lama sekali Anna tidak pernah ke pekan raya. Baru saja sampai, Anna langsung sumringah melihat banyak wahana dan juga para penjual makanan. Anna menarik tangan Daren dan mengajak laki-laki itu mengelilingi setiap tempat disudut pekan raya.
Anna dan Daren saling bertatapan sambil tersenyum. Mereka paham satu sama lain dan pergi ke salah satu kedai seafood. Benar, Daren dan Anna sama-sama menyukai seafood dengan bumbu pedas. Mereka memesan beberapa menu seafood yang sering mereka makan dulu saat ke pekan raya bersama orangtua mereka.
Disana Daren banyak bercerita kehidupannya selama di Bali dan juga Anna yang menceritakan kesulitannya beradaptasi dengan hal-hal ghaib di kesehariannya. Daren sudah lama tahu tentang kondisi Anna, dan dia satu-satunya yang menerima kelebihan gadis itu disaat yang lain menganggapnya aneh.
-
TBC
cerita ini di angkat dari kisah nyata
“Anna Tasyia“

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANNE
HorrorBukan cerita horor ! Ini tentang Anna Tasyia yang dipertemukan dengan sosok fatamorgana bernama Lucanne lewat mata batin nya. Tanpa disadari benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya. Mungkinkah mereka untuk bersama ataukah harus saling melepaskan...