"Anna bangun..."
"Sholat subuh dulu ya?"
Meski samar-samar tapi masih terdengar di telinga Anna. Gadis itu membuka perlahan matanya dan mendapati Lucanne yang sudah ada di sampingnya sambil terseyum lembut. Semenjak dia memutuskan berkomunikasi dengan Lucanne dan berusaha menerima keberadaan penghuni di kamarnya membuat hidupnya banyak berubah.
Lucanne dengan segala perlakuannya seperti memberi warna tersendiri di keseharian gadis itu. Selalu membangunkannya di pagi hari, mengingatkan sholat dan makan juga selalu mengecek tugas-tugas Anna untuk di koreksi. Di waktu luang mereka gunakan untuk mengahabiskan waktu bersama dengan bertukar cerita.
Anna yang memiliki banyak cerita di setiap hari-harinya selalu menceritakan apapun yang terjadi pada laki-laki itu. Kegiatan di sekolah, di tempat-tempat yang dia kunjungi, ketika menghabiskan waktu bersama temannya dan bahkan tentang Daren. Semua berjalan begitu saja.
"Ayo bangun, aku akan menyiapkan sarapan untukmu"
Anna bergegas mandi dan menyiapkan beberapa buku sesuai jadwalnya hari ini. Meski hanya setumpuk roti dengan beberapa isian seadanya, Lucanne berhasil membuat gadis itu sarapan. Dia memberikan roti isi itu kepada Anna.
"Terimakasih untuk sarapan pagi ini Tuan Hantu !"
Anna mengambil roti isi buatan Lucanne lalu bergegas berangkat.
"Waarom heb ik het gevoel dat er vlinders in mijn buik vliegen? (Kenapa seperti ada kupu-kupu terbang di perutku?)" Lirih Lucanne.
Lucanne melihat Anna dari balik jendela. Lagi-lagi dia harus menahan rasa tidak sukanya pada Daren. Dia tidak menyukai Daren yang terlalu dekat dengan gadisnya. Tapi dia juga tidak bisa mengatakannya secara terang-terangan pada Anna. Akhirnya Lucanne pergi ke balkon ditemani oleh pakcong dan kali ini misky juga ikut serta.
Ketiganya berdiri berjajar di balkon sambil menatap jalanan yang mulai padat dengan lalu lalang.
"Tumben si wewe mau keluar" Tanya Pakcong menatap Misky.
"Gue kunti, cong" Jawab Misky sinis.
"Cukup" Kata Lucanne yang berada ditengah-tengah Misky dan Pakcong.
"Wihh kacamatanya keren juga"
"Ini di kasih mba Anna, katanya biar gue ngga insecure sama mata" Jelas Misky dengan bangga.
"Logat kau kenapa jadi mirip sama mba Anna?"
"Lo ngga tau aja, gue ini anak jaksel !"
"Udah pasti gaulllll dan ngga NDESO !"
Lucanne hanya diam menyimak persebatan mereka. Laki-laki itu hanya menopang dagunya di tangan dan menghela nafas kasar
"Lo suka sama mba Anna ?" Tanya Misky menatap Lucanne.
Lucanne hanya mengangguk tanpa sepatah kata.
"Gimana pula kau ini Lucanne..."
"Berapa kali kubilang kalo kalian ini ngga mungkin bisa sama-sama"
Lagi-lagi Lucanne hanya terdiam tanpa reaksi apapun.
"Diem Cong, ini masalah hati" Sahut Misky tak terima.
"Kau tau apa wewe ! Aku sama Lucanne ini kan sesama laki-laki"
"Jadi aku tahu betul gimana perasaan dia sekarang"
Misky berdecih lalu berbalik badan untuk masuk kembali ke sudut pintu kamar mandi.
BRAK
Misky terjatuh setelah menabrak jemuran milik Anna dan berhasil membuat Pakcong dan Lucanne tertawa kencang.
"Makanya we, kalo jalan pakai mata kau itu"
"Gue ngga punya mata !" Bentak Misky sambil membuka kacamatanya.
Seketika mereka terdiam.
-
TBC
cerita ini di angkat dari kisah nyata
“Anna Tasyia“
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCANNE
HorrorBukan cerita horor ! Ini tentang Anna Tasyia yang dipertemukan dengan sosok fatamorgana bernama Lucanne lewat mata batin nya. Tanpa disadari benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya. Mungkinkah mereka untuk bersama ataukah harus saling melepaskan...