CHAPTER- 25

207 58 4
                                    

Di pandangnya sehelai surat yang membuat dada Gemilang sesak.

" Harap surat nya segera ditandatangani " Gemilang tak bergeming.

" Saya permisi " Tina memandang anaknya.

" Gemilang nak? " Gemilang mengalihkan pandangannya.

" Ini beneran Bu? " Tina tak kuasa menahan tangisnya saat Gemilang menatap nya dengan nanar.

Tina mengangguk, dada Gemilang sesak.

" Kenapa harus secepatnya ini? " Gemilang meneteskan air matanya.

" Kenapa Tuhan? "

" Adek kucing nya mirip Adek "

" Adek adek bangun ih "

" Dek laper "

" SAYANGNYA MAS ALPHAN GOOD MORNING "

" Adek ko cemberut terus? "

" Gaada cara lain? Kenapa harus cara ini? " Gemilang masih terisak.

✿✿✿✿✿

Di lain tempat Alphan sedang memejamkan matanya.

TRING!

Entah harus senang atau sedih posisi Alphan saat ini, dia bergegas menuju kemar mandi untuk membersihkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah harus senang atau sedih posisi Alphan saat ini, dia bergegas menuju kemar mandi untuk membersihkan diri.

10 menit dengan tergesa dia mengambil kunci mobil dan melakukannya ke tempat yang sudah Gemilang beri tau.

10 menit sampai dengan kecepatan penuh dia sudah melihat Gemilang menggendong bayi seorang diri.

" Bayi? " Alphan mulai mendekat.

" Maaf telat " Gemilang memandang kesamping terdapat Alphan dengan pakai casual.

" Engga apa apa duduk " Alphan mengembangkan senyumannya.

Suara itu suara yang selama ini dia rindukan terdengar kembali, akan kah ini terakhir?.

Alphan masih memandangi bayi yang di gendongan Gemilang, Gemilang tersadar.

" Asmu darjuno " Alphan memandang Gemilang.

" Anak kamu mas " Gemilang meneteskan air matanya.

" Anak? " Alphan tersenyum.

" Maaf baru temuin kamu sama Asmu " Gemilang menyeka air matanya.

" Gapapa " Gemilang memberikan Asmu kedalam gendongan Alphan untuk melihat anaknya sendiri.

Gemilang mengeluarkan surat itu.

" Ini " dengan hati yang berat dan gelisah Gemilang memberikan surat itu.

Alphan memandang nya dan benar hal ini terjadi.

" Secepat ini dek? " Alphan memperhatikan surat itu dan memberikan Asmu.

Dengan tangan yang gemetar Alphan mempasrahkan dirinya kepada takdir.

Saat sudah menandatangani Alphan memeluk Gemilang untuk yang terakhir.

" Maaf mas udah ngecewain kamu, mas harap kamu sama Asmu bahagia tanpa mas ya " Gemilang mengangguk dan menangis kembali.

" Mas pamit " untuk terakhir juga dia menatap Asmu dan mengecup keningnya singkat.

" Maafin papa ya nak " Alphan mulai menjauh, ingin rasanya Gemilang menarik tubuh rapuh itu.

Bibir pucat, kantung mata terlihat jelas sepertinya Alphan benar benar tersiksa.

" Maafin ayah sayang harus pisahin kamu sama papa " Gemilang mengusap pipi gembul anaknya.

" Ka ayo " Gemilang mengangguk.

Sesampainya di kediaman keluarga Bryto Gemilang langsung kebelakang rumah.

Gemilang menangis terisak dadanya sangat sakit, ingin rasaya dia berteriak.

Bryto yang tak tega melihat keadaan anaknya pun mulai mendekati Gemilang.

" Ayah Gemilang ga kuat sakit " Bryto memeluk tubuh putra sulungnya itu.

" Gemilang harus kuat ya sayang? Ada Asmu ada ayah ada ibu ada Putra, ayah disini buat kamu " Gemilang terisak.

" Mas Alphan yah " Bryto mengangguk paham.

" Sttttt udah udah, Asmu nanti ikutan nangis loh " Gemilang memandang anaknya.

" Maaf nak "

" Mas ih jangan cepet cepet!! "

" Kalo pelan ga bakal terbang layangannya Adek "

" Adek cape!!!!! "

" Hahaha masa cape sih mas aja kuat ko "

" Beda orang! Beda kemampuan "

Semua kenangan seolah terputar kembali bak film lama yang di tonton lagi.

Semua telah usai disini, semuanya hanya bisa di kenang belaka.

Tak ada lagi kesempatan untuk menjalin kembali.

TBC

mewek nih sumpah 😔.

parting with anger (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang