CHAPTER- 7

157 58 6
                                    

'tiefe Besorgnis'

Happy reading

Dengan pagi seperti biasa, semua sibuk- bukan semua, tapi mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing masing.

Alphan yang sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja, Gemilang yang sibuk dengan dapurnya.

Tapi sebagai istri yang baik, sesibuk nya dia harus ingat suami nya yang membutuhkannya.

" Sayang " Alphan berjalan sembari melipat lengan baju nya, ciri khas orang mempunyai jabatan tinggi di kerjaan bagaimana? Seperti itu bukan.

Ya walaupun Alphan sudah di jabat menjadi pemimpin disana, seharusnya dia sering berada disana untuk memantau semuanya, malah sibuk dengan istri nya.

" Apa mas? Adek di dapur " Alphan langsung berlari menghampiri istrinya, kegiatan mereka tak akan ada yang menghalanginya, seperti biasa Alphan memberikan kecupan sayang.

" Mas ko udah rapih? " Gemilang membenarkan kerah baju suaminya, suaminya ini sengaja untuk memancing kepekaan istrinya kah?.

Ada saja akal jahil nya Alphan untuk memberi atensi kepadanya, entah itu sekecil apapun pasti Gemilang akan menyadarinya.

" Sayang, aku mau ke kantor dulu meeting soal keberangkatan " Gemilang mengerucutkan bibirnya, baru saja sebentar mereka berduaan Alphan harus menyibukkan diri nya lagi.

" Sayang?? Gapapa kan mas tinggal sebentar? " Alphan memeluk pinggang istrinya, dirinya pun setengah rela meninggalkan istrinya, apalagi sekarang sedang mengandung.

Dia takut istrinya akan kelelahan, intinya dia takut meninggalkan istrinya di rumah sendirian.

" Huum gapapa, makan siang dirumah? " Alphan terkekeh, dia tau istrinya tidak ingin ditinggal walaupun mulutnya berkata 'tidak apa apa' tapi hatinya berkata lain.

" Iya cuman sebentar ko, Adek mau ikut mas aja? " Gemilang menggeleng, yang ada dia mengganggu waktu fokus Alphan disana nanti.

" Engga mas, Adek dirumah aja, mas semangat ya " Alphan tersenyum dan memberikan kecupan singkat di bibir Gemilang.

" Iya sayang dadah " Gemilang melambaikan lengannya, sepi kembali rumah nya, hanya dirinya dan jabang bayi di dalam perutnya.

✿✿✿✿✿

TRING TRING TRING

" Halo? " Gemilang sedikit waspada kepada nomor yang tidak ia kenal, karena rawan penipu.

" Gemilang! Ini aku Hema! " Di sebrang sanah terlihat sangat bersemangat.

Gemilang terkejut bahwa yang menelepon adalah Kaka iparnya, sebenarnya mereka di kenal sebagai '1 paket' pasti, apa apa selalu berduaan.

" Hemaaaa kemana aja?? Aku chat ga pernah di bales " karena waktu itu Gemilang sempat murung, kawannya tak pernah menjawab, chat nya entah itu dari WhatsApp, Imes, Instagram, ataupun media sosial lainnya.

" Hehe maaf ya ak- YAH!! MU MAMMMM " ucapan itu terpotong kala suara kecil mengganggu mereka, seperti nya anak dari Hema.

" eh iya sayang sebentar ya- oh iya maaf ya Gemilang tadi Kelly " Kelly itu nama anak Hema, lucu seperti ayah nya.

" gapapa " Gemilang diam diam tersenyum gemas, dia membayangkan saat anaknya lahir pasti tingkah nya seperti Alphan.

" aku mau kerumah, kamu ada dirumah?? " Sudah berbulan-bulan dia tak bertemu kawannya, rasa rindu itu bergejolak tinggi.

" Ada dong, ayo kerumah sepi nih mas Alphan pergi "

" Ouhh masih suka sibuk ya tuh anak, yaudah aku otw dadah " Gemilang berdehem dan mematikan telepon itu.

" Hahhh pasti seru Kelly ikut sama ka manu " Gemilang mengusap perutnya, walaupun masih rata tapi hati nya tak cape mengucapkan syukur atas kesempatannya untuk menggendong seorang anak.

Sekitar 30 menit, akhirnya Hema dan Manu sampai di kediaman Gemilang-Alphan.

" GEMILANG!!!! " Hema berlari menghampiri sahabatnya dan melupakan suami dan anaknya.

" HEMA!!!!!!! " Pelukan itu sangat hangat, pelukan dengan di bumbui kerinduan yang sangat tinggi.

Gemilang seakan di beri semangat oleh Hema, karena pelukannya sedikit berbeda.

" Apa kabar??? Ihhhhhh kangen banget " Gemilang mempererat pelukannya.

" Baik, sama kangen bangetttt " Hema seperti masih remaja, melupakan usia lanjutnya ini.

Manu yang di acuhkan pun ikut bergabung dengan percakapan istri dan adik iparnya.

" Ga nanyain gue nih?? " Manu menggendong Kelly dan menghampiri Gemilang, jujur saja dia seperti lukisan yang tak pernah di lirik sama sekali.

Gemilang tertawa ringkas, dia lupa bahwa Hema tak sendirian kesini.

" Hehe ka manu! Kemana aja sih mas Alphan suka nanyain loh " Manu memeluk sekilas adik iparnya, dia pun rindu dengan suasana rumah ini.

" Kangen apa gimana tuh curut sama abang nya " Manu merangkul bahu Gemilang.

" Kaya nya sih kangen  " Gemilang memang sering mendengarkan cerita suaminya bahwa Alphan sering menanyakan Manu dan Hema, mengapa mereka jarang kemari lagi.

" Ke kantor dia?? " Gemilang mengangguk dan memangku Kelly, bayi itu di acuhkan oleh orang tuanya, kesempatan dia untuk membawa pergi bayi nya.

" Huum katanya dia mau meeting soal keberangkatan nya, makan siang disini sih, ka manu sama Hema juga ya?? " Hema langsung menidurkan badannya di sofa ruang tengah, aroma, suasana, semuanya masih apik sama tak ada yang berubah sama sekali, terakhir mereka kemari saat Hema mengandung Kelly 7 bulan.

" Aduhhh kangen banget deh disini " Hema berguling guling disana, mungkin jika tidak di ajak ngobrol dirinya akan pulas tertidur.

" Papp yah ko tidul tidul?? " Kelly menunjuk ayah nya yang sedang menyenangi dirinya sendiri.

" Cape dia " Manu menyauti omongan Kelly dengan di akhir kecupan singkat.

" AHHHH LUCU BANGET KELLY " Gemilang langsung menciumi wajah anak Hema dan Manu, tak kuat jika di dekatkan oleh bayi bayi imut ini.

" Ciapa?? " Kelly memegangi ke- 2 pipi gembul Gemilang, karena Kelly baru pertama kali bertemu dengannya.

" Aku Gemilang " dia memperkenalkan dirinya layaknya teman sebaya dengan Kelly.

" Ka liat gemes banget mereka  " Hema menyandarkan tubuhnya kepada sang suami.

" Kaya kamu " Hema langsung mencubit perut Manu, apa apaan malah menggombal? Kaka-adik memang tak jauh berbeda ya.

TBC

Makin makin ae nich kapal kuhhh.

parting with anger (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang