LOVE IS HURTING || Jirene

Part 8

Love is Hurting
Happy Reading❤️

***

" Jisoo-ya, tunggu. Kim Jisoo! "

Jisoo terpaksa berhenti saat seseorang menahan pergelangan tangannya dengan erat.

" Jisoo-ya, bisakah kita membicarakan ini dengan kepala dingin? Kau hanya terbawa emosi. "

" Apa yang perlu di bicarakan lagi, Unnie? Semua sudah jelas. " Tegas Jisoo.

Wendy, gadis cantik itu menghela nafas lelah.

" Tapi Soo-ya, kau dan Irene sudah bertunangan. Bagaimana kau bisa mengakhiri hubungan kalian semudah ini? Kau pasti akan menyesal Jisoo. " Ujar Wendy lembut berusaha memberikan pengertian pada gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

" Ini bukan keinginanku Unnie. Semua ini terjadi karena keinginan Irene sendiri. "

" Tapi dia mencintaimu, Soo-ya. Bukankah kau mendengar sendiri, dia mengatakan bahwa dia mencintaimu? "

" Jika dia mencintaiku, dia tidak akan pernah berselingkuh dariku Unnie! Tidakkah kau mengerti? Aku sudah sangat lelah. Aku sakit Unnie, hatiku sakit. Aku tidak bisa mempertahankan hubungan ini. "

" Tapi Soo— "

" Sudahlah Seungwan-ah. Biarkan Jisoo memilih hidupnya sendiri. " Potong Seulgi membuat Wendy menatap tajam gadis pemilik mata monolid itu.

" Seulgi-ya, sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau sama sekali tidak membantu menyelesaikan masalah kedua sahabatmu? " Desis Wendy.

Gadis itu cukup dibuat jengkel dengan sikap Seulgi yang seolah mendukung perpisahan Jisoo dan Irene.

" Bukan aku tidak ingin membantu, tapi— untuk apa kita meminta Jisoo untuk mempertahankan hubungannya dengan Irene jika kita sendiri tau bagaimana tersiksanya Jisoo selama ini? "

Ucapan sarkas Seulgi berhasil membuat Wendy bungkam. Memang benar apa yang dikatakan Seulgi, selama ini mereka tau perselingkuhan antara Irene dan Suho. Sejujurnya, Wendy juga merasa sakit hati pada Irene.

" Jika seseorang sudah berselingkuh, maka itu artinya dia tidak lagi mencintai kekasihnya. " Lanjut Seulgi.

Jisoo, gadis itu hanya diam menunduk mencoba menyembunyikan air matanya yang mulai berjatuhan membasahi pipi tirusnya.

" Tapi— mereka sudah bertunangan. Mereka— " Ucapan Wendy terpotong saat Seulgi lagi-lagi menyela.

" Lalu kenapa jika mereka sudah bertunangan? Bahkan suami istri saja bisa berpisah karena hal seperti ini. "

Lagi-lagi ucapan Seulgi membuat Wendy terdiam seribu bahasa. Ia sudah tidak lagi bisa melempar argumennya.

" Sudahlah Wendy-ya, tidak perlu lagi memaksa Jisoo. Dia sudah sangat tersiksa selama ini. Kembalilah ke dalam, aku akan mengantarkan Jisoo pulang. Kajja, Jisoo-ya. "

Seulgi berucap, menepuk pelan pundak Wendy sebelum kemudian menarik Jisoo dan membawa gadis itu pergi dari sana meninggalkan Wendy yang menghela nafas berat.

" Semoga saja kalian tidak menyesal suatu saat nanti. " Gumam Wendy pelan.

Sementara itu, disisi lain Jisoo— gadis itu hanya diam mengikuti Seulgi yang menariknya menuju basement Dorm.

" Masuklah. "

" Unnie, aku bisa pulang sendiri. Kau tidak perlu repot-repot mengantarku. " Tolak Jisoo, Seulgi tersenyum tipis.