Part 16

1.2K 183 30
                                    

Love is Hurting
Happy Reading❤️

***

Tak terasa, 5 bulan kini telah berlalu. Namun tak ada perkembangan pada hubungan Irene dan Jisoo. Mereka bahkan semakin jauh, melanjutkan hidup masing-masing tanpa kehadiran satu sama lain. Irene menjalani hari tanpa sosok Jisoo, begitupun sebaliknya.

Irene lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Suho. Hubungan mereka masih berjalan seperti biasa meski Irene sendiri merasa hubungan mereka semakin lama semakin hambar. Tidak ada hal yang benar-benar membuat Irene bahagia. Kenyataannya, Irene seakan merasa kehilangan sosok yang sebenarnya masih sangat ia cintai hingga kini.

Satu persatu penyesalan mulai datang menghantui. Seakan karma tengah berlaku, Irene kini harus menanggung rasa rindu serta sesal dihati. Sejujurnya, ia begitu merindukan Jisoo. Irene tak menampik fakta bahwa dirinya menyesal karena telah mengkhianati tunangannya dan menjadi penyebab kandasnya hubungan mereka.

Begitu banyak sesal yang ia rasakan, namun apadaya— tak ada yang bisa Irene lakukan karena semua telah terjadi. Semua angan kebahagiaan yang ia impikan selama ini hancur tak tersisa dan hanya akan menjadi mimpi belaka sebab Jisoo telah mengakhirinya saat itu. 6 bulan lalu, dimana Irene benar-benar merasakan patah hati yang begitu hebat untuk pertama kali karena kebodohannya sendiri.

Kini, Irene sadar bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Jisoo. Irene membutuhkan Jisoo dan ia benar-benar merindukan sosoknya. Merindukan segala tentangnya, senyumnya, perhatiannya, sikap hangatnya, dan apapun itu— Irene merindukan Jisoo-nya.

" Sayang? "

Sebuah tepukan ringan mendarat di bahu dengan tiba-tiba. Gadis yang sedari tadi melamun itu terkejut, menoleh kearah dimana sesosok pria tengah duduk disamping kirinya.

" Kau mendengarku? "

" Ne? "

" Kau melamun lagi. Kau baik-baik saja? Apa ada yang mengganggu pikiranmu? " Tanya Suho, Irene menggeleng sesaat sebelum menjawab.

" Gwaenchana Oppa, aku baik-baik saja. "

" Sepertinya kau tidak sedang dalam keadaan baik. Kau sedari tadi melamun Irene. Tidak, bahkan akhir-akhir ini kau selalu saja seperti ini. Kau selalu mengabaikanku dan membiarkanku berbicara sendiri seperti orang bodoh. " Sarkas Suho membuat Irene terdiam membisu.

" Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, huh? " Tanya Suho menekan semua ucapannya.

Irene dapat melihat sebuah kilatan amarah yang tertahan pada manik mata tajam Suho yang seketika membuatnya gugup sekaligus takut.

" M-mianhae Oppa, aku hanya sedikit lelah. Eum, apa yang ingin ku bicarakan denganku Oppa? Maaf aku tidak mendengarmu. Bisa kau mengulanginya lagi? " Ujar Irene mengalihkan pembicaraan.

Suho mendengus, diam-diam mengepalkan tangannya dibawah meja. Pria itu benar-benar dibuat jengkel dengan kebiasaan Irene yang sering melamun beberapa bulan belakangan ini. Entah apa yang gadis itu pikirkan, Suho merasa dirinya diabaikan selama ini.

Dan Suho membenci itu.

" Oppa? " Panggil Irene menyadari beberapa saat keterdiaman kekasihnya.

Suho menghela napas kasar sejenak mencoba mengontrol emosi. Ia meraih segelas Vodka miliknya dan meneguknya hingga tandas. Saat ini mereka berada disebuah restoran mewah dimana terdapat banyak sekali orang disana membuat Suho bersusah payah menahan amarahnya terhadap Irene.

" Aku membawamu kemari untuk bisa membicarakan kelanjutan hubungan kita. 2 hari lagi agensi akan mengakhiri Mediaplay ini. "

Sementara Suho mengulangi kembali apa yang ia katakan sebelumnya, Irene hanya diam menyimak. Gasis itu kembali tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sedikit terkejut mendengar penjelasan kekasihnya mengenai batas akhir perjanjian Mediaplay mereka di depan publik.

LOVE IS HURTING || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang