Part 18

915 147 12
                                    

Kedua lengan Jennie yang melingkar semakin erat memeluk leher Jisoo di sepanjang langkah menuju kamar milik Jennie.

" U-unnie... Aku baik-baik saja, kau tidak perlu menggendongku. " Gumam Jennie pelan yang hanya dibalas senyum simpul oleh Jisoo.

Member tertua Blackpink itu tak mengindahkan ucapan Jennie. Ia justru semakin mengeratkan dekapannya dan masih terus membawa tubuh mungil itu masuk kedalam kamar Jennie lalu mendudukkan-nya dengan pelan diatas ranjang.

" Jennie gwaenchana? Apa punggungmu terasa sakit? " Tanya Jisoo seraya mendudukkan diri di tepi ranjang.

Menatap sepenuhnya kearah Jennie, kedua manik mata hazelnya menyiratkan begitu banyak kekhawatiran.

" Gwaenchana Unnie. Aku baik-baik saja. Tidak perlu khawatir, eoh? " Ujar Jennie menenangkan.

Gadis bermata kucing itu tersenyum teduh. Sementara Jisoo sedikit tersenyum lega.

" Syukurlah kalau begitu. Unnie hanya takut jika saja punggungmu terluka. Maafkan Hyun Unnie, dia terlalu emosi padaku dan membuatmu kesakitan seperti ini. "

" Gwaenchana Unnie. Tidak perlu meminta maaf. Irene Unnie mungkin tidak sengaja melakukannya dan marah padaku karena aku memintanya pergi dari dorm untuk tidak menemuimu. " Ucap Jennie.

Jisoo menghela napas berat.

" Huft, tetap saja semua ini salahku. " Ujarnya menyesal. Jennie menyunggingkan senyum tipis.

Ia kemudian menatap Jisoo dengan ragu. Sejujurnya Jennie masih memikirkan ucapan Jisoo pada Irene beberapa saat lalu. Oleh karena itu, Jennie pun akhirnya mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

" Jisoonie, mengenai ucapanmu tadi... Apa kau bersungguh-sungguh? "

Mendengar itu lantas membuat Jisoo mendongak menatap Jennie dengan sedikit terkejut. Ia tau kemana arah pembicaraan mereka saat ini.

" Jennie-ya... "

" Unnie, apa kau bersungguh-sungguh jika kau mencintaiku? " Desak Jennie menyadari Jisoo yang terkesan ragu untuk berbicara.

" Jisoonie? "

" Jennie-ya maaf jika aku terlalu banyak melibatkanmu ke dalam masalahku. "

" M-mwo? "

Jennie terhenyak, memandang Jisoo tak percaya. Sedikit banyak Jennie mengerti maksud dari ucapan Jisoo, hanya saja hal itu justru membuat Jennie berpikir buruk tentang Jisoo.

" Unnie... Apa maksudmu? Apa kau sedang mempermainkan perasaanku, huh? " Tanya Jennie.

Tatapannya begitu tajam namun juga nampak terluka.

" Jennie-ya mianhae. Aku tidak bermaksud seperti itu. "

" Lalu apa?! Kenapa kau meminta maaf? Aku bertanya padamu, apa kau mencintaiku seperti yang kau katakan pada Irene Unnie?! " Suara Jennie terdengar bergetar.

Jisoo membuang pandangannya, tak mampu menatap wajah kecewa Jennie.

" Maaf... "

" Yak! Aku tidak membutuhkan maafmu Unnie! Aku hanya ingin kau jujur padaku, apa kau mencintaiku? Apa kau benar-benar mencintaiku Kim Jisoo? Katakan padaku!! " Bentak Jennie.

Jisoo menunduk dalam.

" Mianhae Jennie-ya, maaf aku tidak— aku tidak bisa mencintaimu. " Ujar Jisoo. Ucapannya nyaris tak terdengar diakhir.

Jennie terkekeh miris. Air mata yang sedari tadi ia tahan meluncur dengan bebas. Hatinya sakit, teramat sakit menyadari fakta dimana Jisoo hanya mempermainkan perasaannya.

LOVE IS HURTING || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang