Nine

623 45 2
                                    

Angin malam berhembus kencang membuat Raya mengeratkan pelukannya pada pinggang Birli.

Meskipun Raya sudah memakai jaket tetap saja ia merasa kedinginan.

Birli mengusap Tangan Raya yang berada di perutnya lalu memasukan tangan Raya kedalam saku Hoody yang dikenakan Birli.

"Dingin?"Ujar Birli dengan berteriak karena jalanan yang bising.

"Iya"

"Abang tadi bilang kan pake mobil aja biar kamu gak kedinginan ehh malah ngotot pengen naik motor"

Birli sedikit kesal dengan sifat keras kepala adiknya itu,tadi sebelum berangkat memang Birli berencana untuk menggunakan mobil saja karena sudah larut malam dan juga angin malam tidak baik untuk Raya.

Tapi Raya membantah dan kekeh ingin menaiki motor saja.

"Gapapa kok Raya kan pengennya naik motor" Jawab
Raya dengan teriakan juga.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi karena Raya yang fokus melihat lihat jalanan yang dilewati dan Birli yang fokus menyetir.

Hingga mereka tiba di tempat penjual sate yang berada dipinggir jalan.

"Mas sate ayamnya satu porsi sama sate kambing nya satu porsi" Ujar Birli kepada penjual sate tersebut.

"Oke siap kang ditunggu nya"

Raya dan Birli duduk dimeja yang kosong.

"Rame ya bang" Ujar Raya dengan mata yang memperhatikan sekitaran tukang sate yang memang lumayan Ramai pembeli.

Birli hanya mengangguk menyetui.

"Disini memang selalu rame pembelinya"

"Kenapa abang baru ajak aku kesini sih"

Banu menatap jail Raya yang kini tengah cemberut.

"Abang kan kalo kesini sama pacar abang dek" Bohong Birli.

Mana ada ia mempunyai pacar,melirik wanita saja ia enggan.Karena menurutnya untuk sekarang pacar atau yang berhubungan dengan asmara tidak terlalu penting baginya.

Prioritas utamanya saat ini adalah adiknya.Ia harus menjaga dan selalu memastikan sang adik untuk terus bahagia.

Mata Raya melotot kaget.Ia bangkit lalu beralih duduk disamping abangnya.

Menatap sang abang dengan pandangan tak percaya.

"Abang punya pacar?" Tanya Raya dengan serius.

Kalo benar abangnya ini mempunyai kekasih kenapa tidak memberitahunya terlebih dahulu coba .

Birli mengangguk dengan bibir yang bergetar menahan senyum melihat respon sang adik . "iya"

"Ko abang gak bilang aku kalo abang punya pacar" Cicit Raya menatap abangnya kecewa.

Ia merasa tidak dianggap oleh Birli.Padahal jikalau abangnya memberitahunya ia tidak akan marah,malahan ia senang akan mendapatkan kakak perempuan.

Birli tertawa lepas melihat respon Raya yang menurut nya sangat lucu.

Raya menatap bingung abangnya "Abang ko ketawa"

Birli berhenti tertawa lalu menatap wajah bingung adiknya,mengacak surai panjang Raya. "Abang bercanda dek"

Mata Raya menyipit penuh selidik " Jadi abang bohongin aku?"

"Abang gak bohong dek abang cuman bercanda"

Wajah putih Raya memerah menahan kesal.

"SAMA AJA" Pekik Raya membuat pengunjung lain menoleh kearah mereka berdua.

Damara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang