twelve

552 38 101
                                    


"Nih"Damar menyerahkan seragam olahraga miliknya kepada Raya.

Saat Raya akan mengambilnya Damar malah menariknya kembali. "Inget pulang sekolah bareng gue"ujarnya datar.

Raya mengangguk malas "Iya iya,siniin bajunya"

"Jangan jutek jutek dong"Ujar Damar masih mempertahankan raut datarnya.

Raya menatap kesal Damar "Kamu niat kasih pinjem gak sih?Kalo enggak aku pinjem punya tristan ajalah"Ujarnya berbalik ingin pergi tapi tanggan ditahan oleh damar.

"Gue niat kok,nih"Damar menyerahkan bajunya ke Raya.

"Aku pinjem dulu yah?" Raya memeluk seragam milik Damar.

"Wangi banget seragamnya"Ujar Raya tanpa sadar

Mendengar itu Damar tersenyum smirk.Ia mendekatkan bibirnya ketelinga Raya. "Jangan lama lama nyium nya nanti lo jadi kecanduan" Bisiknya dengan suara serak.

Wajah Raya memerah,ia jadi salah tingkah sendiri karena ke gap Damar."Ap-aan sih" ujarnya gugup.

"Gausah salting gitu" Goda Damar dengan intonasi yang datar.

"Siapa juga yang salting" Ketus Raya,ia memalingkan wajahnya enggan bersitatap dengan mata biru milik Damar.

Damar menaikan sebelah alis nya "Oh ya?"

"Udah ah a-ku mau ganti baju dulu bye" Ujar Raya,ia segera terbirit birit manjauh dari Damar yang tersenyum kecil.

Gemes.

______

"Maaf pak saya telat.tadi perut saya tiba tiba sakit." Ujar Raya sedikit berbohong,ia menatap gugup kearah guru baru yang saat ini tengah berdiri dihapannya.

Pak Rendy meneliti intens murid dihapannya ini.Kulit mulus seputih susu tanpa jerawat ataupun beruntusan,hidung mancung bak perosotan,pipi chubby, dan juga bibir tipis berwarna pink alami membuatnya salah fokus.

Cantik sekali.

Pak Rendy menggelengkan kepalanya,ia mikir apa sih?masa ia terpesona dengan muridnya sendiri.Tapi ia tak bisa membohongi jika siswi yang berada dihadapannya ini cantik ralat sangat cantik.

Pak Rendy berdehem "Nama kamu siapa?" Tanyanya.

Raya tersenyum tipis membuat Pak Regan terpana.

"Nama saya Raya pak" Ujar Raya sopan.

"Cantik" Gumam Pak Rendy tanpa sadar,untung saja tidak ada yang mendengarnya.

"Bapak bilang apa tadi?Maaf saya kurang mendengar" Ujar Raya.

"Ah tidak kok saya gak bilang apa apa"

"Kamu silahkan berbaris bergabung tengan teman temanmu" Lanjut Pak Rendy berusaha tenang.ia merasa gugup dan entah mengapa jantungnya terasa berdetak lebih cepat dari biasanya kala matanya bersitatap dengan mata indah Raya.

Raya tersenyum lega,ia kira ia akan mendapatkan hukuman tapi ternyata tidak.Syukurlah.

"Baik pak terima kasih" Ujar Raya,ia berjalan munuju barisan paling belakang yang di sebelah kanannya kebetulan Gaga.

"Untung aja lo gak dihukum Ra,lo telas sepuluh menit soalnya " Ujar Gaga setengah berbisik.

"Huum untung aja."

Damara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang