Awan yang semula cerah kini berubah mendung dan mulai memunculkan rintik rintik air yang jatuh dari atas langit.Siswa siswi yang bersemangat pulang harus mengurungkan niatnya untuk berteduh terlebih dahulu tak jarang juga banyak orang yang menerobos hujan.
Beda halnya dengan kedua siswi yang tengah berdebat di Koridor kelas.
"Gue mau nerobos pokoknya!!" Ujar Gaga melapas tangan Raya yang memegang lengannya.
"Gak boleh gaga.Kamu mau sakit?Emangnya mau ngapain sih buru buru banget?Tungguin sampe hujan reda aja" Ujar Raya.
"Ck Mobil gue deket Ra gue tinggal nerobos sampe parkiran deket anjir gak akan bikin gue sakit"
"Tetep aja gak boleh.Kalo kamu sakit nanti aku gak ada temen" Cemberut Raya.
Gaga mencubit bibir Raya yang maju "Jadi lo doain gue sakit heh?"
"Ihh gak gitu!Emang kamu mau kemana sih kok buru buru banget"
"Pulang sekolah ini gue ada janji sama seseorang" Ujar Gaga tersenyum malu
"Siapa emangnya?Pacar?" Ujar Raya
Gaga menggeplak bahu Raya "Doain aja wk"
"Ck kirain ketemu orang penting" Decak Raya.
"Dia juga penting!!" Ujar Gaga tak teriama.
"Udahlah Ga kamu neduh aja dulu lebih baik mencegah dari pada mengobati"
"Emang kamu mau jatuh sakit terus isdet" Lanjut Raya.
Gaga sekali lagi menggeplak pundak Raya "Sembarangan lo ya kagak mau lah!"
"Makannya neduh dulu"
"Raya" Suara Bass seorang pemuda membuat Gaga dan Raya membalikkan badannya dan dapat mereka lihat disana ada Damar dan teman temannya yang berjalan menghampiri mereka berdua.
Gaga menyenggol lengan Raya "Mereka ngapain nyamperin kesini" Ujarnya berbisik.
Raya mengedikan bahunya "Aku gak tau"
"Hallo Raya?" Sapa Tristan,Gama dan samuel.
"Hai" Ujar Raya dengan senyum tipis.
"Gue gak disapa?" Ujar Gaga tanpa sadar
"Emang lo siapa?" Hardik Tristan.
Wajah Gaga memerah antara menahan kesal dan malu.Ia ingin sekali menjambak Rambut Tristan tapi ia takut karena ada teman temannya juga.
"Ya- Gak tau deh" Ketus Gaga.
"Nama lo siapa emang?" Tanya Gama.
"Gracia Gabriella panggil aja Gaga" Ujar Gaga.
"Hai Gaga" Ujar Gama dan samuel berbarengan.
"Hm" Sang empu menjawab dengan gumaman membuat Trisran memutar bolanya malas.
"Gak tau diri ni cewek.Katanya minta disapa eh udah disapa malah jawab hm doang" Cibir tristan .
Gaga memalingkan Wajahnya "Bodo amat" Ketusnya.
"Dasar burung Gagak" Ledek Tristan.
"Apa loh tantan?!"
"Lo berdua cocok kenapa gak jadian aja " Ujar Samuel.
"Najis" Ujar Tristan dan Gaga berbarengan.
"Tuhkan fiks sih jodoh inimah" Ujar samuel kembali.
"Amit amit gue jodoh sama Singa betina kalo jenisnya kek Raya mah gue menerima lahir batin" Ujar Tristan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Damar.
"Hehe Canda bos" Cengir Tristan.
"Jangan bilang amit amit Tan nanti beneran jadi jodoh" timpal Gama.
"Gak akan lah" Sanggah Tristan.
"Gue juga ogah jodoh sama lo" Ketus Gaga.
Damar berdecak ia memilih mendekat ke arah Raya yang tengah terbengong bengong membuat wajahnya terlihat lucu.
Damar menyatukan jari besarnya dengan jari mungil Raya membuat sang empu terjengkit kaget.
"Eh"
"Ayo pulang" Ajak Damar
"Tapi masih hujan" Ujar Raya mendongkakkan wajahnya menatap Langit yang semakin deras menurunkan hujan.
"Gue pake mobil"
"Tapi kan nanti pasti tetep basah kita harus jalan dulu keparkiran"
"Ini lama redanya mening terobos" Ujar Damar datar.
"Tapi-"
Ucapan Raya terhenti kala sesuatu menghalingi kepalanya.Ia mendongkak dan melihat damar yang telah melindungi Kepalanya dangan jaket kulit milik pria itu.
"Yang penting kepala lo aman gak kena hujan" Ujar Damar menatap intens mata Raya membuat sang empu salah tingkah.
"Ka-mu gimana?" Gugup Raya.
"Gapapa Ayo" Damar segera membawa Raya berlari menerobos hujan dengan kepala Raya yang terlindungi jaket Damar.
"LAH WOYY RAYA GUE DITINGGAL NIH?LO TADI LARANG LARANG GUE BUAT GAK NEROBOS HUJAN DAN SEKARANG LO SENDIRI YANG NEROBOS HUJAN DASAR TEMEN GAK SETIA KAWAN LU AHH NYESEL GUE DENGERIN LARANGAN LO TADI." Teriak Gaga mengeluarkan unek uneknya.
"Berisik monyet" Ujar Tristan.
"DIEM LO!!ARGGG SIALAN BANGET" Gaga mengacak rambut frustasi ia berlari menerobos hujan.
"Lah"
____
"Seragam kamu basah" Ujar Raya menatap Damar yang tengah memasang sabuk pengaman.
"Gak masalah" Ujar Damar santai sembari menyugar rambutnya membuat Raya tak berkedip menatapnya.
Damar menjetikan jarinya didepan wajah Raya yang cengoh .
"Terpesona hm?" Ujarnya dengan smirk dibibirnya.
Raya bergerak salah tingkah "Enggak kok"
"Cepet pasang sabuknya atau mau gue pasangin?" Ujar Damar dengan senyum menggoda tak lupa juga dengan badannya yang ia codongkan agar lebih dekat dengan Raya.
"Apaan sih aku bisa sendiri!Sana jauh jauh" Raya mendorong dada Damar dan buru buru memasang Sabuk pengamannya.
"Udah cepetan jalan" Ujar Raya sedikit ketus.
Damar terkekeh pelan ia mengacak Rambut Raya sebelum menghidupkan mesin mobilnya dan menjauh dari pekarangan sekolah.
Setelah menempuh waktu sekitar setengah jam hujan pun sudah mereda akhirnya mobil milik damar tiba didepan gerbang Rumah bertingkat milik Raya.
Saat akan membuka pintu mobil Damar menahannya.
"Kenapa?" Tanya Raya.
"Lo liat disana ada apa?" Tunjuk Damar ke arah pekarangan rumah Raya yang sebenarnya tidak ada apa apa.
Raya nenengok "Gak ada-"
Cup.
Raya mematung kala benda kenyal menyentuh pipi kanannya seketika kedua pipinya memerah.
"A-ku ma-suk dulu.Makasih" Raya buru buru turun dari mobil damar dan berlari memasuki rumahnya..
Damar Memandang punggung kecil Raya yang mulai menghilang dari pandangannya dengan senyum kecil yang terbit dibibirnya.
"Candu"
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/312080864-288-k274078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Damara [on going]
JugendliteraturBaca beberapa part dulu siapa tau aja kecantol kan wk _____=__ Stefany Karaya yang kerap dipanggil Raya merupakan seorang gadis cantik berusia 16 tahun. Sifat lembut yang melekat pada dirinya membuat seorang Pria tampan bernama Damarta Jaksara Jose...