Hai???
Dengan perasaan membuncah kesenangan, di tambah ingatanya tentang ciuman mereka tadi, Kanela keluar kamar dengan bahagia. Niatnya akan mengajak Argan makan malam, di tambah juga ingin mengucapkan terimakasih karna telah menyelamatkanya.
Lelaki itu memang the best! Selalu melakukan semuanya dengan pergerakan, membuat Kanela yakin untuk bagiama mereka nanti.
Tidak masalah kan jika mengajak laki-laki duluan, toh Nela yakin jika Argan pasti tidak akan menolak. Seharusnya memang harus lebih berani seperti sekarang agar hubunganya lebih jelas, apalagi mereka sudah melakukan kotak fisik yang cukup intes. Semakin bisa memacu keberanian Kanela agar cepat-cepat di halalkan.
Rasanya sudah tak sabar, Nela penasaran dengan raut wajah Argan nanti, pasti lelaki itu akan memerah malu. Tidak apa-apa, Nela mengerti kok. Sebenarnya Nela juga malu, tapi agar cepat-cepat pecah perawan. Eh! Maksutnya pacaran, kan harus agresif.
Masih dengan kebahagian 17 agustus campur lebaran, Kanela mengetuk kamar Argan pelan. Otaknya membayangkan reaksi lelaki itu, apakah mereka akan mengulang kejadian tadi? Ah mungkin tidak, tapi entah jika sedikit malam nanti.
Dua ketukan, tiga ketukan, sampai 4 ketukan baru Nela mendengar suara pintu terbuka. "Mbak Ayumi." ucap Kanela kaget. Ia tidak salah kamar, kan? Benar, kok, ia kan harus melewati satu pintu baru pada pintu kedua itu kamar Argan. "kenapa kamu di sini?"
"Mbak." jawab Ayumi yang juga ikut kaget, ia tak menyaka jika yang mengetuk kamar Argan adalah Kanela. Ia pikir room service mengatar makanan yang di pesankan Argan tadi.
"Kenapa di sini?" ulang Kanela. Matanya menelisik, mencari sang pemilik kamar. Semua pikiran negatif sudah masuk kedalam otaknya. Tidak mungkin, kan? Sejauh ini Kanela tidak melihat ada sesuatu hubungan yang terjalin atara mereka, bahkan Argan tidak mungkin sampai menciumnya jika memang ada setuatu atara dirinya dan Ayumi.
Argan memang tidak pernah menjelaskan siapa Ayumi, karna memang Kanela juga tidak pernah bertanya, tapi apa boleh Kanela berharap apa yang di lihat saat ini adalah salah?
"Saya ada perlu, Mbak. Mbak mau ketemu Juna juga ya?" Ayumi menyingkir, mempersilahkan Kanela untuk masuk, tapi gadis itu malah mundur dengan tatapan meneyelidik.
"Pak Argan kemana?" dengan suara tajam, Nela meyakinkan dirinya supaya berfikir positif.
Ayumi memijat tengkuknya, bingung. "emm, itu."
"Pak Argan kemana?" kenapa wanita di depanya itu sejak tadi membuatnya mengulang pertanyaannya, apa susahnya tinggal menjawab!
"Juna lagi mandi." jawabnya pelan.
"Ma-mandi?" ulang Nela ragu. Memang apa yang mereka lakukan sampai lelaki itu harus mandi?
"Iya." jawab Ayumi semakin pelan . Tanganya bergerak merapatkan kemeja putih yang ia kenakan, membuat Kanela ikut memperhatikan.
"Kali—" Nela menghentikan ucapanya, tatapannya jatuh pada penampilan Ayumi yang menurutnya sangat tidak pantas. Tapi tidak lama, bibirnya tersenyum simpul, kepalanya mengadah agar air matanya tidak jatuh. "Aku permisi." pamitnya lalu berbalik dan pergi. Hacur sudah hatinya.
Apa memang yang Kanela harapkan, hanya bermodalkan ciuman yang mereka lakukan tadi, Nela dengan berani menafsirkan jika Argan sudah menyukainya. Picik memang pikirianya, bahkan di luaran sana banyak yang melakukan sex tanpa harus saling mencintai. Sadar diri! Seharusnya Kanela memang melakukan itu sejak awal, mana mungkin Argan mau menyukainya yang tidak seberapa ini. Tidak tau malu!
Rasanya Nela ingin tertawa dengan kencang, menertawakan kebodohanya. Pasti Argan sebenarnya tidak sengaja menciumnya, buktinya lelaki itu langsung pergi begitu saja. Tidak ada kejelasan, tidak ada kata-kata, Nela di tinggalakan setelah ciuman mereka. Mungkin itulah penyebab kenapa ada Ayumi di kamar lelaki itu, karna Argan ingin membersihkan bekas ciuman mereka yang amat menjijikn itu. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Ia mana bisa di bandingkan dengan Ayumi, gadis itu lebih segala-galanya.
Membayangkan Argan melakukan hal itu terhadap ayumi, membuat Kanela menjadi mual. Ia memang bodoh dan dungu, bisa bisanya menyukai Argan yang tidak mau tau tentang perasaannya.
Dengan air mata yang menderai, Kanela masuk ke dalam taksi yang terparkir di depan hotel, menyuruh sang supir agar cepat jalan. Entah kemana tujuanya sekarang, hanya berkeling agar suasana hatinya kembali tenang, atau kembali ke ibukota dengan barang-barangnya yang tertinggal.
Persetan dengan barang, Kanela memilih pulang saja. Toh tidak ada barang penting atau pun manusia yang menganggapnya penting. Hanya beberapa pakaian dan mungkin makanan yang ia tinggalkan. Ponsel dan beberapa barang penting ada pada tas yang ia pakai saat ini.
Lagian untuk apa ia tetap tinggal, orang yang harus ia kejar sudah memukulnya mundur. Keputusanya untuk berhenti akan ia mulai saat itu juga. Percumah saja ia mengaggap Argan penting, sedangkan ia tak lebih dari orang asing. Malapetaka terbesar adalah menyukai orang yang sudah memiliki hubungan.
.
"Siapa, Sayang?"
Ayumi berjingkat kaget saat mendengar suara lelaki dari belakangnya, ia merasa sendiri tadi. "i-itu."
"Siapa yang dateng, makanan?" tanya lelaki itu.
"Bukan siapa-siapa, cuma—" jawab Ayumi cepat, ia merasa ragu ingin memberi tahu lelaki di depanya atau tidak.
"Cuma apa?" tanganya menarik Ayumi untuk nenjauh dari pintu. "nggak ada orang." ucapnya ketika kepalanya menyembul keluar, lalu pintu itu tertutup kembali.
"Tadi Kanela ke sini." Ayumi berucap cepat, tapi ada nada kepanikan di sana.
"Siapa?"
"Kanela!" kini suaranya kian meninggi karna rasa takut.
"Shit!!"
Sorry for typo
Luvv💜
Tbc