Hai semua ...
Selamat datang di cerita akuCerita ini 100% hasil karyaku sendiri
Meskipun cerita ini sudah tamat,
Jangan lupa buat tetep vote dan komentarnya yaa guysSelamat membaca💙
Tenang dan terkondisikan adalah bagaimana orang menggambarkan keadaan kelas saat ini. Tentu saja penyebabnya karena sang kepala sekolah sedang berdiri dihadapan kelas XI IPS 1 bersama seseorang yang belum anak muridnya itu ketahui.
"Jadi anak-anak,kalian kedatangan guru baru yang akan menjadi wali kelas kalian,beliau menggantikan Bu Ery yang dipindah tugaskan ke sekolah lain, sekiranya hanya itu yang saya ingin sampaikan. Silahkan proses belajar mengajar bisa langsung dimulai"
Seseorang yang dikatakan sebagai guru baru itu membungkuk sopan kepada sang kepala sekolah ketika beliau keluar dari kelas,lalu ia menatap anak muridnya dengan tenang. Sepintas ia ingat ucapan beberapa guru mengenai kelas ini.
"Kelas itu memang kelas unggulan. Tapi bapak gak akan percaya kalau mereka akhlaknya rendahan"
"Sopan santun tidak ditemukan disana"
Pria itu menetralkan nafasnya dan menatap anak muridnya dengan tenang,sedikit tidak percaya jika kelas ini begitu dibenci guru.
"Baiklah anak-anak,sebelum pembelajaran dimulai saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Chandra Edithama. Panggil saya Pak Chan saja,ya?"
"Ada pertanyaan?" tanya pria itu dan dijawab gelengan malas dari para murid.
"Kalau begitu pelajaran bisa kita mulai sekarang" ucapnya lalu mengambil buku dan memulai pembelajaran.
Bagi Chan,hari pertama mengajar, semua siswa terlihat menyenangkan dan juga tampak antusias menerima pelajaran tapi itu tidak bertahan lama.
Hari kedua Chan mengajar, kelakuan mereka yang sebenarnya sudah mulai terlihat. Tidak ada lagi yang mau mendengarkannya ataupun mengerjakan tugas yang ia berikan. Bahkan anak-anak itu tidak peduli dengan kedatangannya di kelas.
Chan bukan tipe guru penyabar. Ia akan bersikap bagaimana cara siswa memperlakukannya. Jika siswa menghormatinya maka ia akan mengajar dengan tenang dan terkesan santai tapi jika muridnya sudah seperti penghuni kelas XI IPS ini,maka jangan harap Chan akan bersikap demikian.
Semua siswa kini punya sebutan tersendiri untuk Chan yaitu 'pak tiger yang artinya tinggi gering' . Padahal Chan itu gak kurus, badannya tegap dan berkharisma. Ia penuh wibawa dan juga selalu tampil mempesona. Tak heran, guru-guru muda akan memekik heboh ketika melihat pria itu kapanpun.
Sekarang adalah dua Minggu Chan mengajar di sekolah ini. Ah, sebenarnya Chan mengajar pelajaran matematika yang sangat dibenci oleh semua anak. Matematika saja menyusahkan apalagi ditambah yang mengajar Pak Chan,tambah menyusahkan.
Ingat,Chan tidak mengajar dengan metode santai karena anak-anak ini sungguh selalu menguras emosinya.
"PERHATIKAN DEPAN! SUDAH MERASA HEBAT YA KALIAN ,SAMPAI TIDAK MEMPERHATIKAN SAYA?! KALIAN PIKIR SIAPA YANG AKAN MEMBERIKAN KALIAN NILAI?!"
Seisi kelas terdiam,ini bukan pertama kalinya Chan membentak tapi ini adalah pertama kalinya pria itu terlihat marah di mata anak-anak.
Tok tok tok
Semua anak di kelas menoleh ke arah pintu kelas dimana ada seseorang yang terlihat menunduk sambil memegangi kedua lututnya dengan terengah-engah.
"Siapa kamu?" tanya Chan mengintimidasi pasalnya sudah dua Minggu ia mengajar tapi ia belum pernah melihat anak didepannya ini.
Anak dengan penampilan yang begitu urakan dan terlihat sangat berandalan."Loh,bapak yang siapa. Kok ada dikelas ini?" tanya anak itu sambil menunjuk wajah Chan.
Chan sedikit emosi dan kebingungan tapi tak lama kemudian ia tersadar jika anak didepannya ini adalah satu-satunya siswa yang belum pernah ia temui dikelas ini sebelumnya. Apalagi setelah melihat name tag nya,Chan yakin sekali jika anak ini adalah bagian dari XI IPS 1.
"Kamu,Rayhan Alkaputra,benar?"
"Loh,bapak kok tahu nama saya?"
"Masuk dan berdiri didepan teman-teman kamu sekarang!"
"Loh,salah saya apa pak?enak aja bapak main nyuruh"
"Kamu terlambat,ini jam berapa?apa sudah kebiasaan kamu datang jam 10 dan membolos sampai dua Minggu?" cerca Chan dan siswa bernama Rayhan itu mengangguk membenarkan.
"Berdiri sampai bel istirahat kedua dan setelah ini temui saya di ruang guru!" tegas Chan.
"Idih ogah,lagian saya laper pak" kesal Rayhan.
"Kamu turuti kata-kata saya atau saya bisa kasih kamu nilai nol di mata pelajaran saya"
"Silahkan"
Chan terdiam,sedikit bingung dan kesal. Murid di sekolah lamanya tidak yang seberani itu dengan guru dan kenapa disini ada siswa dengan tinggi yang hanya mencapai dadanya namun dengan keberanian yang sayangnya tidak baik ini malah menantangnya?
Siswa bernama Rayhan itu tampak memberikan wink kepada anak-anak perempuan yang disambut malu-malu oleh mereka. Saat Rayhan hendak berjalan ke bangkunya yang terletak di pojok,ia dikejutkan dengan suara Chan.
"Berdiri di depan,Rayhan!"
"Ck!"
Meski terlihat sangat kesal,anak itu menurut dan berdiri di depan membuat beberapa anak laki-laki di belakang tampak tertawa mengejek.
"Siapa yang tertawa?! Mau bapak hukum?!"
"Tidak pak" jawab mereka disertai sedikit rasa takut.
Sementara di depan,Rayhan sibuk menyumpah serapah guru yang baru ia lihat saat ini. Lagian bodohnya,kenapa juga ia mau disuruh seperti ini? Bukan Rayhan sekali.
"Tidak usah mengumpati saya,kamu" ujar Chan yang tentu saja ditujukan untuk Rayhan.
"Pede banget sih,pak. Orang saya lagi mandangin pojokan" jawab Rayhan.
Tok tok tok
"Permisi,Pak Chan. Kita harus rapat sekarang" ujar seorang guru memberikan informasi.
Sontak siswa langsung menjerit senang. Di dalam benak mereka hanya ada jam kosong atau pulang lebih awal.
"Jangan harap kalian bebas tugas. Buka halaman 112 dan kerjakan! Saya tidak mau tahu,ketika saya kembali harus sudah selesai. Dan juga jangan ada yang ribut apalagi keluar kelas! Bagi yang melanggar,bapak akan memberikan sanksi !" tegas Chan yang dijawab dengan ucapan sedih para siswa. Rupanya harapan mereka tidak terwujudkan.
"Dan kamu,Rayhan. Tetap disitu. Setelah pulang sekolah,kamu ikut saya ke kantor"
"Siap"
Sepeninggal Chan,Rayhan dengan entengnya berjalan menuju tempat duduknya yang sudah sangat ia rindukan sejak tadi. Huh! Guru sialan itu membuatnya pegal!
"Tumben Lo berangkat?"
"Lagi pengen" jawab Rayhan seraya menatap teman dekatnya,Novan.
"Siapa sih orang itu?" tanya Rayhan.
"Guru baru. Baru dua Minggu yang lalu kok dia disini"
"Pantesan gue gak pernah lihat"
"Btw tuh guru nyebelin. Semua anak kayaknya benci sama tuh guru deh" ujar Novan.
"Emang. Termasuk gue"
"Lo bakal dihukum parah sama tuh orang ntar"
"Gue tunggu" Rayhan berujar lalu meletakkan tasnya di meja untuk dijadikan bantal.
"Alam mimpi,gue datang ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Son
Novela JuvenilSemua berawal dari kekesalan juga kepedulian Chan dengan salah satu muridnya yaitu Rayhan yang begitu menjengkelkan. Tapi setiap kali bersibobrok dengan anak itu, Chan merasa aneh dan akan teringat pada seseorang yaitu sang putra yang keberadaannya...