"Saya kira bapak cuman bercanda" ujar Rayhan saat wali kelasnya kini tengah berdiri di ambang pintu rumahnya."Saya selalu melakukan apapun perkataan saya" jawab Chan.
"Menyombongkan diri sekali" sinis Rayhan.
Chan melangkah masuk ke dalam rumah Rayhan, tidak ada penyambutan bahkan ia harus menutup pintu itu sendiri. Sungguh tidak ada istilah 'tamu adalah raja' di sini.
Rayhan hendak protes ketika guru itu justru melangkahkan kakinya ke arah dapur dan melihat apa saja yang ada disana.
"Apa kamu tidak mampu membeli makanan yang lebih layak? Kenapa hanya mie instan yang ada?" Chan bertanya main-main. Tapi tak ada yang tahu bukan,jika Rayhan merasa benar-benar tak suka dengan perkataan itu.
"Saya emang gak mampu. Makanya saya cuma makan mie instan"
Chan terdiam. Ia sama sekali tak tahu jika perkataannya itu menyakitkan untuk Rayhan. Chan tidak bermaksud mengejek sama sekali.
"Kalau bapak kesini cuman buat ngelihat isi rumah dan ngejek saya,mending bapak pergi aja."
"Kamu ngusir saya?"
"Hm. Setan penunggu rumah aja lari gegara ada bapak. Mereka kalah sama kelakuan bapak yang ngelebihin setan"
Chan berjalan ke ruang tamu lalu mengeluarkan laptopnya.
"Ambil buku kamu" perintah sang guru."Ngapain?"
"Les privat" jawab Chan santai.
"Ck! Bapak tuh jangan nambahin beban hidup saya deh ! Bikin capek aja" sungut Rayhan.
"Ya mau gimana? Itu kan hukuman dari saya"
"Kalau saya nggak mau?" tantang Rayhan.
"Saya bisa mengeluarkan kamu dari sekolah. Atau,nilai kamu saya kurangi" jawab Chan.
Di keluarkan? Rayhan sedang mengincar pekerjaan sedang pendidikan minimal SMA. Kalau ia di keluarkan, bagaimana dengan kedepannya? Ck ! Ia tak punya pilihan lain.
Dengan langkah kesalnya,Rayhan mengambil buku ke kamarnya lalu kembali ke hadapan Chan dan membanting buku itu di meja.
"Bagus kamu seperti itu?"tanya Chan sambil menatap tajam Rayhan.
"Suka-suka saya" jawab Rayhan .
"Kalau begitu saya juga bisa, suka-suka saya kan? Saya bisa dengan mudah mengeluarkan kamu—
"Udah sih langsung aja mau bapak tuh apa ?!" kesal Rayhan.
Chan tersenyum puas,
"Sedikit demi sedikit, kamu bisa aku kendalikan"
"Nah sekarang,kamu bersihkan rumah kamu sampai bersih"
Apa-apaan?!
"Maksudnya gimana sih pak?! Bapak nyuruh saya ngambil buku tapi nyuruh saya bersihin rumah?! Saya gak mau ngebabu di rumah sendiri ya!" sungut Rayhan tak suka.
Anak laki-laki itu menghentakkan kakinya lalu berjalan meraih jaket kulit berwarna hitam yang tergantung di samping pintu, Rayhan pergi dengan motornya meninggalkan Chan yang masih berada di rumahnya.
Salahkan saja Chan yang menguji kesabarannya.
Sementara itu, Chan hanya tersenyum puas. "Semakin kamu melawan, semakin menyenangkan permainan."
...
"Ray,tumben Lo nyampe lebih awal dari gue?" tanya Fauzan ketika ia sudah melihat Rayhan di warung bakso. Heran,tentu saja. Rayhan biasanya datang lebih lambat darinya.
"Gue males di rumah" jawab Rayhan lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Kenapa? bukannya Lo sendiri ya?"
"Ada setan disana" jawab Rayhan sekenanya. Anak laki-laki itu kini berjalan sambil membawa tumpukan mangkuk di tangannya.
"Setan? Setahu gue Lo kan pemberani?" gumam Fauzan.
"Bukan setan makhluk halus Bang,tapi setan jadi-jadian" jawab Rayhan sambil menata mangkuk.
"Apaan? Babi ngepet? Kuyang?"
Rayhan menghentikan kegiatannya dan menatap Fauzan kesal.
"Lupain"
"Oke, tuh ada pembeli"
...
Rayhan sampai di rumahnya sekitar pukul 11 malam. Sedikit heran,mengapa teras rumahnya terdapat lampu? Seingatnya ia tidak memasang lampu sama sekali.
Ceklek
Rayhan masuk melewati samping, ia benar-benar terkejut. Kenapa ada koper? Kenapa rumahnya menjadi penuh perabotan?
"Baru pulang kamu?"
Suara itu?
"Bapak ngapain masih di rumah saya?!" kaget Rayhan. Pasalnya guru itu masih berada di rumahnya sambil menonton TV.
"Rumah kamu,rumah saya" jawab Chan santai.
Emosi Rayhan sudah meluap sampai mana-mana. Anak itu menutup pintu lalu mendekati Chan dengan emosi.
"Pak, sebelum bapak kena tinju saya,mending bapak tuh pergi. Gak usah macem-macem sama saya!"
"Gimana dong? Kontrakan saya sudah di pake sama orang lain,jadi saya tinggal di sini" jawab Chan tenang.
"Bapak cari kek kontrakan yang lain!"
"Ngapain? Lagian saya suka disini. Gak bayar, sekalian saya bisa mantau kamu langsung" jawab Chan.
"Pak,jangan bikin saya marah ya. Saya masih kasih bapak kesempatan buat pergi dari sini tanpa luka"
"Kalau kamu marah,semua itu tak harus diselesaikan dengan otot tapi otak"
"Bapak nyindir saya gak punya otak?!"
"Saya gak nyindir,tapi kalau kamu ngerasa ya bagus"
Rayhan membanting jaketnya kesal. Ia langsung berjalan ke dapur untuk mengambil air putih agar bisa menenangkan dirinya.
Tapi....
"Nih orang beneran mau tinggal disini? Ngapain coba naruh semua bahan makan di kulkas gue"
![](https://img.wattpad.com/cover/313036110-288-k204467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Son
Teen FictionSemua berawal dari kekesalan juga kepedulian Chan dengan salah satu muridnya yaitu Rayhan yang begitu menjengkelkan. Tapi setiap kali bersibobrok dengan anak itu, Chan merasa aneh dan akan teringat pada seseorang yaitu sang putra yang keberadaannya...