Sudah 3 hari semenjak Chan tinggal di rumah Rayhan, sejak itulah Rayhan lebih sering marah-marah. Bagaimana tidak, hidupnya seakan di atur-atur oleh Chan."Kamu gak boleh pulang lebih dari jam setengah sebelas,kalau ngelanggar kamu tidur di luar"
"Di kelas saya,kamu harus sopan. Saya bisa kasih kamu bonus nilai kalau kamu juga sopan ke guru-guru lain"
"Kamu harus makan apapun makanan yang saya masak dan berhenti beli mie instan"
"Jangan pernah terlambat sekolah karena hukuman untukmu berbeda dengan yang lain."
...
"Akhir-akhir ini gue lihat hidup Lo makin susah aja Ray?" tanya Novan.
Tenang,Renza gak akan sakit hati karena sudah biasa dengan gaya bicara Novan.
Rayhan ingin bercerita tentang masalahnya tapi ia teringat dengan perkataan Chan kemarin malam,
"Untuk sekarang, jangan bilang sama teman kamu kalau saya tinggal di sini. Pastikan jangan ada yang kerumah"
"Kagak gue jelasin,Lo juga tahu" jawab Rayhan.
"Lo butuh pekerjaan baru?"
"Ya gitu"
"Bukanya Lo udah sering di tawarin ikut balapan ya sama Naufal?" tanya Novan.
"Sering sih,cuman Lo kan tahu sendiri gue tuh gak suka balapan gitu."
"Tapi sayang Ray,lagian kan Lo gak ada yang bakalan marah. Beda sama gue ataupun Naufal, kita berdua kudu hati-hati biar gak ketahuan sama Mama" jelas Novan.
"Gue juga mampus kalau ketahuan tuh guru lah" batin Rayhan kesal.
"Tetep aja No,buat sekarang enggak dulu."
"Btw beberapa bulan lagi lulus,mau lanjut kemana?"
"Lanjut ke mana aja"
"Maksud gue,Lo mau masuk universitas mana?"
"Enggak kuliah gue"
"Lah kenapa? Sayang sama nilai Lo yang super wow itu"
"Lo mau bayarin? Enggak kan?"
"Lo bisa masuk lewat jalur beasiswa,kan Lo pinter"
"Dan berakhir jadi korban bully anak orang kaya?"
"Lo mah kebanyakan nonton Drakor! Lagian mana ada seorang Rayhan kena bulyy!" tawa Novan sambil mendorong pelan pundak Rayhan.
...
Lagi dan lagi, Rayhan benar-benar di buat emosi dengan Chan. Pasalnya ia ingin sekali makan mie instan tapi pria itu justru memberikannya nasi dengan sayur dan tempe goreng sebagai lauk.
"Pak,saya tuh pengen makan mie" kata Rayhan kesal.
"Tinggal makan kok banyak protes" sahut Chan.
"Saya gak minta ya,bapak sendiri yang mau jadi jangan nyalahin saya" kesal Rayhan.
"Lagian tinggal dimakan tuh kenapa sih? Ini tuh sayur sehat!" jelas Chan.
"Ya saya tahu pak kalau sayur tuh sehat,tapi saya tuh mau bikin mie"
"Buat besok aja . Sekarang kamu makan yang sudah saya masak" titah Chan.
"Saya mau tanya, tapi jangan marah ataupun memotong ucapan saya" kata Chan dan jujur itu membuat Rayhan kepo.
"Kemana orang tua kamu?"
Ck ! Pertanyaan itu lagi.
"Saya nggak tahu" jawab Rayhan .
"Kamu bisa cerita ke saya kalau misal kamu ada masalah. Kamu juga bisa anggap saya ini Ayah atau keluarga kamu" ucap Chan membuat Rayhan mendecih tak suka.
"Ayah saya sendiri aja gak suka sama saya, ngapain juga ada orang yang sok-sokan mau nganggap saya anaknya" ketus Rayhan.
"Dari mana kamu tahu ayah kamu tidak menyayangi kamu? Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak mengetahui keberadaan Ayah mu?"
"Saya kan cuma nebak"
"Hidup ini nyata,Rayhan. Masalah gak akan selesai dengan tebakan"
"Jadi,ngapain bapak repot-repot nanyain hal itu ke saya?" tanya Rayhan .
"Saya care sama kamu"
"Care apa lagi caper sama orang lain?"
"Tebakan kamu salah"
"Saya nanya bukan nebak"

KAMU SEDANG MEMBACA
Son
Dla nastolatkówSemua berawal dari kekesalan juga kepedulian Chan dengan salah satu muridnya yaitu Rayhan yang begitu menjengkelkan. Tapi setiap kali bersibobrok dengan anak itu, Chan merasa aneh dan akan teringat pada seseorang yaitu sang putra yang keberadaannya...