CHAPTER 04 🍀

579 71 3
                                    


"STOP ! RAYHAN, KAMU KE RUANG BK SEKARANG!"

Dan disinilah Rayhan sekarang. Di sebuah ruang yang paling di hindari seluruh siswa,ruang BK. Kenapa ia bisa disana?

"Kenapa kamu berkelahi? Merasa jadi jagoan kamu?!" gertak Pak Dandi,salah satu guru konseling yang menangani angkatan Rayhan.

Semarah apapun guru dengan Rayhan,mereka tidak ada yang berani untuk melakukan hal lebih. Rayhan itu menakutkan tapi juga menguntungkan untuk sekolah ini. Tentu saja karena banyak sekali piala yang terpajang yang berhasil Rayhan bawa.

"Pak, tolong panggilkan wali kelasnya" ujar Pak Dandi pada salah satu guru yang ada disana.

Tak ada percakapan yang terlontar dari mereka hingga beberapa menit kemudian, Chan datang dengan tegasnya lalu menatap anak muridnya yang tampak acuh.

"Maaf Pak,biarkan saya yang memberikan tindakan untuk anak ini" ujar Chan dan di setujui Pak Dandi karena pada dasarnya Pak Dandi juga lelah mengurusi Rayhan.

Chan berjalan ke ruang perpustakaan diikuti oleh Rayhan di belakangnya. Tentu saja hal itu menarik perhatian guru-guru yang melihat. Mereka secara terang-terangan memuji keberanian Chan.

"Kayaknya emang Pak Chan di takdirkan buat ngerubah sifat Rayhan"

"Cuman Pak Chan yang paling berani sama Rayhan"

"Pak Chan,masyaallah ! Idaman baget"

Chan memang sudah bertekad untuk mengubah segala sifat buruk Rayhan jadi apapun yang akan terjadi kedepannya harus ia siapkan. Karena Chan merasa ini adalah kewajiban seorang guru.

Lain dengan Rayhan yang justru menyelam di pemikirannya yang tak kunjung berujung.

"Ngapain sih gue pake ngikutin nih guru? Bukan gue banget"

"Ck! Gue pengen marah tapi kenapa sulit banget sih keluarnya nih kata-kata!"

Perasaan aneh ini sebenarnya sudah muncul sejak pertama kali ia bersibobrok dengan Chan ketika dirinya dipermalukan oleh guru yang menghukumnya kala itu.

Memang saat itu Rayhan sudah merasa heran, ia selalu mengabaikan guru manapun yang menghukumnya tapi yang mengherankan kenapa dirinya mau-mau saja di suruh oleh guru yang satu ini?!

"Duduk kamu" tegas Chan ketika sampai di perpustakaan.

Tak ada yang Rayhan lakukan selain menurut.

"Kenapa kamu berkelahi?" tanya Chan.

"Kalau mau ngehukum sih ngehukum aja gak usah kelamaan" sinis Rayhan. Anak laki-laki itu terlihat tak peduli dan menaikkan salah satu kakinya.

"Turunkan kakimu dan jawab pertanyaan saya,Rayhan"

"Ck! Gak usah banyak peraturan deh! Bapak tuh gak usah ngurusin saya. Tenang aja, gaji bapak tetep mengalir"

"Jaga ucapan kamu Rayhan. Kamu itu tanggung jawab saya!"

"Emang bapak siapanya saya?" ujar Rayhan malas.

"Saya guru kamu dan kamu anak murid saya,salah jika saya mengurusi kamu layaknya anak sendiri?" tanya Chan dan Rayhan hanya menaikkan alisnya.

"Ck! Udah deh Pak, dibilang gak usah lebay. Walaupun bapak gak ngurusin saya,bapak tuh tetap dapat gaji"

Chan memilih mengalah dan membiarkan anak laki-laki didepannya yang kini tersenyum puas.

"Siapa nama orang tua kamu?"

"Gak tahu"

Peningkatan ! Orang bilang,Rayhan akan langsung marah jika di tanya tentang orang tuanya tapi lihat,anak ini langsung menjawab dengan tenang namun gestur tubuhnya sedkir berbeda.

Jika dilihat lebih jelas,Rayhan nampak kesal dengan jawabannya sendiri.

"Kamu tinggal sama siapa?"

"Penting banget ya sampai di tanya gitu?" tanya Rayhan tak suka.

"Saya perlu melaporkan kelakuan kamu pada orang tuamu"

Rayhan tertawa,"silahkan. Cari sekalian! Bapak masuk ke tong sampah pun,dia gak ada!"

"Maaf,orang tua kamu sudah meninggal?" tanya Chan merasa bersalah.

"Mungkin" jawab Rayhan.

"Maksud kamu?"

"Udah lah ! Bapak mau ngasih hukuman nggak ?! Saya males ditanya terus ! Saya bukan mau ngelamar kerja"

"Baik,saya akan datang ke rumah kamu setiap 2 hari sekali,em saat malam"

"Gak ada yang lain?"

"Kamu pikir ini pasar" sindir Chan.

"Gak ada penolakan. Kalau kamu nolak, itu berpengaruh ke nilai kamu besok"

"Cih ngancem"

"Silahkan pilih,mau lulus apa enggak. Kalau kamu mau,saya bisa memberikan kamu pekerjaan di salah satu perusahaan berkelas dan kamu pasti di terima"

Pekerjaan? Rayhan suka yang seperti ini.

"Gimana?"

"Terserah bapak"

Chan tersenyum,anak ini sangat menjunjung tinggi harga diri nya.

"Bapak akan datang mulai sore jam 5"

"Hm"

...

Chan POV

Aku yakin, aku bisa memperbaiki semua sifat anak ini. aku yakin aku bisa mendapatkan alasan kenapa Rayhan sering bersikap demikian.

Potongan-potongan puzzle mulai di temukan, dan sedikit demi sedikit,ia akan luluh dan mulai memberikan alasannya lalu aku akan mulai memperbaiki sifatnya.

Son Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang