CHAPTER 10 🍀

612 71 2
                                    


Hubungan Chan dengan Rayhan sedikit demi sedikit terlihat baik. Meski masih sering terlihat benci namun tidak menutup kemungkinan akan ada waktu dimana keinginan Chan bisa jadi kenyataan.

Tapi Chan hanya ingin mengakui jika membujuk Rayhan tidak semudah yang ia bayangkan. Ia bahkan harus lebih sering menggunakan tenaganya untuk mengahalau segala kelakuan anak itu.

Yang Chan tahu, Rayhan itu begitu pendendam. Rayhan tidak mudah melupakan apa yang sudah terjadi padanya. Jika ada yang berbuat aneh padanya maka lihat saja beberapa hari kedepan karena anak itu akan membalasnya.

"Ada anak baru" celutuk Novan ketika ia sampai di kelas.

"Kok Lo tahu ada anak baru?" tanya Naufal.

"Dia kan mau ikut eskul basket jadi gue ngerti" jelas Novan.

"Ck ! Ngapain sih Lo berdua berisik banget!? Lagian anak itu kan kelas 11 , gak sekelas sama kita juga" keluh Rayhan.

"Ya kan dia bakal jadi temen eskul gue Ray,jadi siapa tahu aja Lo atau Naufal kenal" Novan meluruskan pendapatnya sementara Rayhan mengangguk paham. Walaupun sebenarnya anak itu sangat tidak peduli.

"Siapa sih namanya?" tanya Naufal karena ia lupa.

"Ntar istirahat dia bakal nemuin gue di kantin jadi mendingan Lo berdua ikut" saran Novan.

"Ck ! Sok penting banget" cibir Rayhan sedangkan Naufal dan Novan hanya menggeleng tak heran lagi dengan sikap Rayhan.

...

"Woy!" teriak Naufal memanggil anak baru kelas 11 yang tampak kebingungan mencari Novan. Darimana ia tahu? Tentu saja Novan yang menyuruhnya untuk berteriak.

Anak baru itu tersenyum ramah lalu duduk di bangku yang ada di samping Naufal.

"Kenalin ini Naufal,temen gue"

"Naufal" Naufal mengulurkan tangannya pada anak baru itu tapi ketika anak itu hendak menjawab tiba-tiba terdengar suara seseorang dari belakang keduanya.

"Jadi ini anak barunya yang dinanti-nanti? Kenalin gue Rayhan"
Rayhan tersenyum sinis apalagi ketika melihat raut ketakutan dari anak baru itu.

"G-gue Adjie"

"Lo jangan takut sama Rayhan, dia emang gitu" ucap Novan ketika melihat Adjie yang tampak kikuk sekaligus takut untuk menatap Rayhan yang kini duduk dihadapannya.

"Oh ya Adjie,gimana sama keadaan Lo?" tanya Rayhan sambil memakan bakso yang tadi sudah dipesankan oleh Novan.

Untuk tadi, Rayhan pergi ke toilet sedangkan kedua temannya memesan makanan dulu. Ketika Rayhan kembali betapa kagetnya ia ketika melihat Adjie, seseorang yang begitu ia benci ada di sana.

"Emang Adjie kenapa?" tanya Naufal . Dari raut wajahnya bisa dilihat jika Naufal begitu khawatir.

Rayhan diam dan terus lanjut memakan baksonya.

"Naufal nanya Ray" ucap Novan.

"Dia kan korban kecelakaan beberapa hari lalu. Lo gak tahu?" tanya Rayhan sedangkan Novan dan Naufal menggeleng.

"Emang Lo kecelakaan?" tanya Novan.

"Iya tapi gak parah kok" jawab Adjie.

"Tenang aja,orang jahat mah matinya lama" kekeh Rayhan.

"Maksud Lo apa Ray?"

Adjie semakin gusar dalam duduknya. Matanya berulang kali menatap acak sisi sekitarnya. Ia benar-benar menghindari tatapan Rayhan.

"Dia-" Rayhan menunjuk Adjie dengan garpu yang ia gunakan untuk makan barusan.

"-ada urusan sendiri sama gue" sambung Rayhan lalu tersenyum puas.

Anak itu bangkit lalu mendekati Adjie,"Gue saranin gak usah banyak tingkah" ujar Rayhan lalu benar-benar pergi dari kantin.

"Lo ada masalah sama Rayhan ya?" tanya Naufal sedangkan Adjie menggeleng dengan senyum yang terlihat dipaksakan.

"Tapi kalau gue lihat,Rayhan kayak ada dendam pribadi sama Lo. Lo yakin gak buat masalah sama dia?" tanya Novan juga.

"Enggak Bang,gue gak ngerasa tapi kalau misal emang gue bikin masalah ,gue harus gimana?"

"Minta maaf sama Rayhan itu gak mudah" celutuk Naufal.

"Dia benci sama gue karena gue adalah alasan yang ngebuat dia ngerasain pahitnya hidup selama ini"

...

Brak !

Rayhan mendorong tubuh Adjie dengan keras ke tembok bahkan anak laki-laki itu sampai meringis kesakitan.

Entah bagaimana awalnya, intinya mereka berdua tiba-tiba bertemu di salah satu toilet sekolah lalu Rayhan dengan seluruh amarah yang dikuasai amarah langsung menyerang Adjie.

"Mau Lo apa?!" teriak Adjie mengabaikan rasa sakit yang kini ia rasakan.

"Mau gue apa? Lo masih sok suci didepan gue hm? Lo gak inget siapa Lo?" sinis Rayhan.

"Gue tahu! Tapi disini bukan gue yang salah !"

"Bukan Lo? Denger ya, gue gak bakal lupa kalau Lo adalah anak haram hasil selingkuhan Mama kan?"

Adjie terkejut tapi ia berusaha tenang. Rayhan benar-benar berbahaya sekarang.

"Adjie Lo harus tahu,gue benci itu gak Mandang apapun! Mau itu saudara atau bahkan orang tua sekalipun,kalau mereka udah bikin gue kecewa,gue bakal balas!"

"Bang,gue mohon jangan sakiti Mama. Dia Mama Abang!"

"Dia bukan nyokap gue! Nyokap gue udah meninggal!" teriak Rayhan.

"Bang, Mama Lidya itu Mama kita!!"

"Gue gak peduli !"





Son Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang