Lucius dan Mirabelle pulang saat hari sudah petang. Niatnya, mereka ingin langsung membersihkan diri dan isrirahat. Tapi siapa sangka, keinginan mereka harus diurungkan dahulu karena melihat kehadiran seseorang yang tak diinginkan.
Alana, wanita itu berdiri didepan pagar Mansion dengan tampilannya yang seperti biasa, glamor. Terlihat, Alana sedang melipat tangannya didada, menatap Lucius dan Mirabelle dengan senyumannya yang menjijikan.
Mengapa Alana berdiri didepan dan tidak masuk kedalam saja? Karena semua Pekerja sudah diberi perintah oleh Louis untuk tidak membiarkan wanita itu masuk. Mirabelle maupun Lucius juga tahu akan hal tersebut.
Kini, kedua remaja tersebut saling pandang.
"Untuk apa Wanita itu kemari?" tanya Mirabelle.
"Untuk meminta uang?" sahut Lucius.
Mirabelle menghela nafas. "Ya sudah, tidak usah diperdulikan. Ayo kita masuk saja kedalam, Kakak."
"Ya, baik."
Mereka pun berbalik badan, hendak masuk kedalam Mansion. Tapi teriakan Alana membuat mereka lagi-lagi menghentikan langkah.
"Hey, kalian!" katanya. "Bisa-bisanya kalian mengabaikanku?!"
Lalu memangnya Mirabelle dan Lucius harus apa lagi? Meladeni wanita itu lalu berbincang-bincang cantik didalam rumah? Sampai matipun mereka tak sudi.
"Kau ingin apa, Miskin?" tanya Lucius dengan tatapan dingin.
Mata Alana melotot. "Miskin?!"
"Kau mengatai aku Miskin?!"
"Dia gila, ya?" gumam Mirabelle.
"Dengarkan aku, anak-anak sialan. Aku akan kembali merebut Ayah kalian! Aku akan membuat dia kembali berlutut dihadapanku!" ucap Alana dengan senyuman lebarnya.
Mirabelle dan Lucius sama-sama menguap dengan bosan.
Karena tidak ingin melihat Alana lebih lama, Mirabelle lebih memilih untuk melangkahkan kaki menghampiri Wanita itu. Bukannya apa, Mirabelle hanya ingin melihat apakah Alana masih memiliki rasa malu atau tidak.
"Kau ingin apa?" tanya Mirabelle dingin. Sebenarnya, baru kali ini dia bertatapan langsung dengan mantan selingkuhan Ayahnya. Yang lalu-lalu, Mirabelle hanya bisa melihat wanita itu dari jauh. Bukannya takut, hanya saja, untuk apa? Untuk apa dia menghampiri wanita itu?
Alana tersenyum bengis. "Kau harus tahu, Ayahmu, Louis, masih sangat mencintaiku. Dan akan sangat mudah bagiku untuk membuat Louis kembali masuk kedalam pelukanku."
"Lalu?" Mirabelle menaikan sebelah alisnya.
"Lalu?" Alana terlihat geram. "Ya, lalu aku akan menyuruh Louis untuk mengusir kalian. Kau, Kakakmu, dan juga Ibumu. Kalian pasti akan menjadi gembel saat dibuang oleh Louis!"
Mirabelle tertawa kecil seraya melipat tangan didada. Tawanya kemudian menghilang dalam sekejap, digantikan dengan raut wajahnya yang mendingin. "Kau bilang aku dan yang lainnya akan jatuh miskin setelah Pria tak tahu malu itu membuang Kami, huh?"
"Tentu saja! Kalian bukanlah apa-apa tanpa Louis, bukan?" Alana menyeringai.
"Kau salah." ujar Mirabelle. "Justru Louis-lah yang bukan apa-apa jika tanpa kami."
"Apa?" alis Alana mengerut dalam.
"Kau tahu, dari awal, kekayaan Pria yang harus kusebut Papa itu tidak akan ada jika tanpa campur tangan dari Mama-ku. Pria itu hanyalah rakyat miskin dan yatim piatu. Dan yang menemaninya hanyalah Mama-ku seorang. Dan asal kau tahu, Perusahaannya tak akan jadi sebesar sekarang jika Mama-ku tidak ikut andil dalam membangunnya. Apa kau pikir, para calon artis yang memiliki bakat mumpuni akan mau-mau saja bernaung di Agensi yang bahkan belum ada apa-apanya? Tentu tidak. Tapi Mama-ku memberikan mereka penawaran yang luar biasa agar para calon artis tersebut mau bergabung dengan Agensi milik Pria itu." Mirabelle berjalan lebih dekat pada Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE; Rebirth Of The Villaines || END
FantasyLouis merupakan seorang antagonis dalam ceritanya sendiri. Dia dengan tega menelantarkan Istrinya, Isabella, beserta anak-anaknya dan mengkhianati mereka. Seharusnya, dia sudah mati dalam kecelakaan setelah memergoki selingkuhannya menjalin kasih de...