"Ketika wajah itu menoleh pada dua cermin yang berseberangan sisi, di sanalah ia bertanya; 'yang manakah diriku yang sebenarnya?'"
_______________________________
HIS CHRYSANTHEMUM'S RED PETALS
_______________________________Song Playlist :
Reflection - RM BTS****
Cahaya menyilaukan yang perlahan menusuk retina, membuatku mengernyit sakit. Ketika netra ku sempurna terbuka, ku dapati diriku dengan posisi tersungkur di atas tanah, masih di samping tanaman Krisan.
Ah, rupanya aku pingsan kemarin dan tak ada siapapun yang menolong. Tak ada yang menyadarinya.
Ayah dan ibu pergi ke rumah keluarga---menginap tuk beberapa hari. Sandra... Mungkin dia tidak tahu aku keluar kamar dan sepertinya tidak menyadari keberadaan ku yang hilang dari kamar.
Menyedihkan sekali diriku ya.
"Arrgghh..." aku mengerang, meringis ketika luka pada kakiku yang terbungkus perban yang sudah tak berbentuk itu---penuh kotor bercampur tanah akibat diguyur hujan. Mengangkat kakiku perlahan, kemudian aku kembali mengeluarkan ringisan kala luka yang memang tak kering itu kembali mengucurkan darah segar.
"Ya Tuhan," rasanya ketika aku menginjak lusinan pisau silet itu tidak sakit, tapi kenapa sekarang rasanya seperti digerus belati berkarat?
Darah semakin mengalir deras, aku kesusahan bangun namun berhasil bangkit---pincang tentu saja.
"Astaga, Felix!"
Sebuah suara datang dari arah---
"Haris?"
"Oh ya ampun! Kenapa tubuhmu kotor banget? Trus itu---astaga! Kakimu!"
Ah, aku lupa. Halaman belakang rumahku ini bersisian dengan jalan setapak---jalan pintas yang biasa dilalui warga desa. Dan laki-laki itu, Haris---teman sekelasku dulu, menghentikan motornya dan kini memandangku dengan tatapan... Jijik?
"Bukan apa-apa," sahutku malas, kemudian hendak berlalu masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang.
Cih, seharusnya jika dia benar manusia yang berkemanusiaan, dia takkan melongo di sana saja dan harusnya membantuku, tapi apa? Nyatanya---
"Eh?" Aku kaget sepasang tangan tiba-tiba melingkar---memapahku.
"Sedang apa kau?" Tanyaku. Bodoh memang.
"Menurutmu?" Balasnya ketus. "Ya membantumu lah!"
"Sejak kapan turun dari motor?"
"Sejak kau berbalik dan sepertinya mengumpat padaku dalam hati,"
Eh, dia tahu?
Bersamaan dengan itu, Sandra terlihat datang dari arah samping rumah sembari membawa alat berbentuk corong yang isinya air. Kutebak ia akan menyiram bunga.
"Kakak?!" Raut terkejut itu sangat terlihat benar-benar syok di mataku. Terlebih, aku dengan kondisi kotor, kaki berdarah, dan paling parah, dipapah Haris.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS CHRYSANTHEMUM'S RED PETALS✔
Teen FictionTentang Felix yang seperti bunga Krisan merah, serta depresinya yang menuai luka di tiap tetes darah. "Terkadang, orang yang terlihat paling bahagia, tersenyum dan baik-baik saja adalah orang yang sebenarnya terluka, bersembunyi dibalik kata 'tidak...