05🥀 Gelatin Choco

17 6 0
                                    

"Sekalipun kalian bilang mencoba mengerti, pada akhirnya tak ada yang bisa kalian pahami"

_______________________________

HIS CHRYSANTHEMUM'S RED PETALS
______________________________

Song Playlist :
Monokrom - Tulus

****

"Lagi ngapain, kak?"

"E buset!" Felix memegangi tutup blender yang hampir jatuh, mengeluh kemudian, "Sandra! Kamu tuh bisa nggak sehari aja nggak ngagetin orang?! Beruntung kakak nggak ada riwayat jantungan, tau! Lagian nggak liat ini kakak lagi ngapain? Nge-blender coklat! Kumaha sih, "

"Baru hari ini perasaan,"

"Sama aja! Seenggaknya jangan gaib gitu kek, nongol seenak jidat, ngomong tanpa permisi,"

"Ngomel mulu, ih!" Keluh Sandra menutup telinga.

"Ambilin gelas!" Inilah penyebab Sandra dan Felix jarang collab di dapur. Yang satu tukang suruh, yang satu malas disuruh.

"Iya iya, nih!" Diletakkan lah satu gelas bening di samping blender kakaknya.

"Empat, Sandra! Ngapa cuma satu?! Gusti Ya Allah..." Mendadak, Felix bermain playing victim di sini.

"Lah kakak nggak ngomong,"

"Yang peka kek jadi adek,"

Tidak menjawab, Sandra mengambil tiga gelas lagi sesuai perintah Felix.

Di sini, kalau sudah urusan dapur, semuanya terbalik. Felix yang laki-laki malah lebih jago dengan hal masak-memasak, sementara adiknya, Sandra--- jadi tim leha-leha saja.

"Ayah nggak di rumah, kenapa bikinnya empat?" Sandra mengangkat kaki setelah duduk di kursi meja makan, memperhatikan sang kakak yang fokus memotong cincau secara dadu.

Pukk!

Bersyukurlah itu bukan pisau yang dilempar Felix barusan.

"Kak!" Kesal Sandra. "Pecah nanti tuh tutup blender, diomelin ibu, tau rasa!"

"Lagian kagak liat yang diluar tetamu siapa? Camer lu kan?" Felix kehilangan sopan santunnya sekarang pada adiknya yang tercintaahh.

"Camer apaan?

"Calon mertua, kupret!"

"Dih?!"

"Kok dih? Nih, bawa!" Felix menyerahkan nampan berisi empat gelas minuman cokelat cincau yang dibuatnya pada sang adik.

"Lagian ya kak, nggak mau aku sama anaknya Tante Jiya yang kutu buku itu," timpal sang adik, mengikuti kakaknya yang berjalan di depan menuju ruang tamu.

"Langit? Bukan lah! Maksud kakak tuh Chandra,"

Setelah berkata demikian, Felix merasakan keanehan. Pasalnya tak ada lagi derap langkah kaki yang mengikutinya dari belakang.

"Lah, si eneng ngapain nangkring depan kulkas?" Felix tak habis pikir, terlebih wajah Sandra kini bersemu merah. "Wah, beneran naksir Chandra ni anak rupanya,"

Namun, detik berikutnya Felix melunturkan senyumnya, diikuti tepukan di jidatnya kemudian, "Lah, Chandra kan dah punya tunangan dia,"

....

Felix tersenyum masam melihat adiknya salah asumsi ketika Tante Jiya menceritakannya anak laki-lakinya dengan antusias.

Dipikir Sandra, Tante Jiya akan menggandengkan nya dengan Chandra. Padahal, anak wanita itu kan ada dua, jangan lupa, si bungsu bernama Langit, yang suka dipanggil kutu buku.

HIS CHRYSANTHEMUM'S RED PETALS✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang