02🥀 Judgemental Society

32 8 0
                                    

"Tak ada seorangpun yang terlahir 'jelek' di dunia ini. Kita hanya terlahir dalam masyarakat yang suka menghakimi,"

_____________________________

HIS CHRYSANTHEMUM'S RED PETALS
_____________________________

Song Playlist :
Black - G Dragon ft. Jennie

****

"Felix kerja apa sekarang?"

"Berapa gajinya?"

"Anak saya kerja di perusahaan ternama di kota. Gajinya besar loh,"




"Nggak kuliah kah? Yusuf anak saya yang seangkatan kamu sekarang udah semester dua jurusan otomotif,"

"Cuma jadi buruh roti? Nggak salah?"

"Kenapa nggak nyari kerjaan ke kota aja?"

"Yakin gajinya cukup kalo cuma jadi buruh gitu?"







"Haris, anak saya ngirimin saya tiap bulan, plus dikasih oleh-oleh baju bagus juga tiap bulannya,"

"Kamu kalo gajihan suka kasih apa ke orang tua?"







"Ah iya, kan semua tergantung gaji. Kalo gaji besar, ya bisa beli barang-barang bagus, kalo nggak, ya gitu deh"








"Nggak capek kerja keras gitu sementara gajinya cuma segitu?"






"Anak saya bahkan lagi deket sama cewek rekan kerjanya. Perluas pergaulan makanya Lix, siapa tahu kamu bisa gitu juga. Kerja gaji gede, cewek juga dapet"

Menggelengkan kepalanya cepat, menepis kilas balik yang membayang di benaknya kala pagi tadi ia berbelanja rempah di depan komplek tuk kebutuhan dapur yang dipinta sang ibu, Felix malah dikerubungi ibu-ibu yang sialnya menanyainya bahkan lebih terdengar memojokkannya dengan rentetan pertanyaan yang sungguh, Felix benci mendengarnya.

Duduk di tepi ranjangnya, laki-laki itu membuka ponselnya, masuk ke aplikasi WhatsApp, men-scroll rentetan pembaruan status dari teman-temannya--- ah, bukan teman, melainkan hanya teman alumni semasa sekolah dulu.

Notif teratas ditempati Haris, teman Felix yang jago basket semasa sekolah dulu yang kini bekerja sebagai manager HRD di sebuah perusahaan besar di ibu kota.

Membaca caption yang ada di sana, membuat Felix tersenyum miris untuk dirinya sendiri;

"Gaji naik plus uang lembur, perpaduan yang sempurna"

Caption dari postingan Haris tersebut diiringi foto laki-laki itu sembari mengipaskan amplop coklat ke wajahnya.

Cih, pamer sekali.

Tapi, alih-alih iri atau kepo akan nominal yang tersimpan di dalam kertas coklat di foto tersebut, Felix justru merasa sedih dan bersalah kepada orangtuanya.  Pertanyaan seputar, "Apa yang sudah kamu berikan sebagai anak kepada mereka?" kembali terngiang di kepalanya.

HIS CHRYSANTHEMUM'S RED PETALS✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang