first love

34 1 2
                                    

pagi itu yoongi telah terduduk di kursi tunggu ruang icu. taehyung di sampingnya mencoba memberi ketenangan, tetapi hasilnya nihil.

setelah menerima telepon dari teman  jungkook tersebut, tak peduli nyawanya sudah terkumpul atau belum atau ke-tidaksempatan dirinya untuk sarapan

" taehyung, makasih banyak udah ngabarin gue "

mengelus pelan bahu kiri yoongi sambil berkata

" kak, gua tau lu bakalan jadi orang pertama yang dia cari. makanya gua langsung telpon, maaf kalo ganggu jadwal lu "

" santai aja taehyung, gue juga bakalan ngelakuin hal yang sama "

" eh iya, ini jaket punya lu kan? "

ucap taehyung sembari menyodorkan jaket flanel bermotif kotak kepunyaannya.

mengangguk lalu menerimanya,

" emang masih ada bekas darahnya. gua inget jungkook pernah bilang itu punya lu, jadi gua kembaliin ke yang punya. "

" jungkook pake ini? "

" iya.. "

" makasih, tae.. "

" iya kak. "

beberapa saat kemudian dokter keluar, dan memanggil wali jungkook.

melihat kedua laki-laki yang berdiri di depannya sekarang, yoongi rasanya ingin mencaci maki mereka berdua

baru kali ini dirinya melihat mereka berdua peduli terhadap kesayangannya itu

" maaf pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. turut berdukacita, untuk keluarga. saya izin permisi "

kalimat tersebut membuat semua yang ada di dirinya hancur, air mata pun tak kunjung keluar sekarang taehyung ganti yang terduduk lemas wajah yoongi pucat seakan dirinya melihat hantu

kedua laki-laki yang menguji kesabarannya di hari itu pun terdiam.

seakan takut akan ada salah kata yang membuat satu ruangan ribut, sungguh dirinya sedang diuji seberat mungkin oleh semesta

benci. dirinya benci itu, yoongi benci semuanya. berlari masuk ke dalam ruangan yoongi disambut dengan dua suster yang sedang melepaskan infus lalu menutup wajah jungkook

lemas, kakinya hampir saja menyerah. tetapi yoongi berusaha untuk tetap kuat,

tangannya menggenggam tangan jungkook yang lebih kecil, sesekali mengelus pipinya.

" jungkook, ayo bangun. kita harus baikan dulu, gue minta maaf gue salah semua salah gue. gue minta maaf jungkook "

berharap akan ada respon genggaman seperti biasa oleh yang lebih muda.

tetapi yang dia rasakan hanyalah betapa dingin temperatur badan jungkook

memejamkan matanya dia berusaha menahan air mata yang mungkin sebentar lagi akan terjatuh,

" jungkook, gue ga ikhlas. tolong bangun dulu, kita harus baikan ayo bangun jungkook "

suaranya bertambah lirih, genggamannya tambah kuat ingin berteriak ingin mengamuk tetapi teringat bahwa terakhir kali mereka bertemu ialah di situasi tersebut.

lontaran kata kata di keluarkan secara tak sadar ke satu sama lain.

" jungkook, maafin gue. maafin gue, lu seharusnya bisa bahagia sama gue. maafin gue jungkook "

kepalanya pusing. kapanpun yoongi bisa terjatuh, tetapi dia menghiraukan hal tersebut. fokusnya kembali kepada pria yang biasa menyambutnya dengan senyum kelinci yang lebar dan kedua mata yang membulat

mengatur napasnya, yoongi berusaha menenangkan batin.

setelah taehyung dan kedua laki laki tadi masuk ke dalan ruangan. yoongi langsung menyerobot keluar,

berlari sekencang mungkin kembali ke kamarnya.

membuka pintu lalu mengambil apapun yang ada di depannya dan melempar barang tersebut ke arah mana saja

semuanya berantakan, dirinya hancur. emosinya sudah tak terkontrol,

teriakan keluar dari mulutnya menghasilkan suara yang memantul ke dinding. semuanya terjadi dengan cepat, sekarang yoongi terbaring di samping serpihan kaca dan piano yang telah rusak.

kepalanya sakit, satu satunya alasan dia bertahan telah ikut pergi tanpa penjelasan ataupun perpisahan

memegang piano yang rusak tersebut, sembari tersenyum kecut

" gua ga bakalan mainin lo lagi. "

berjalan pincang karena terkena beberapa serpihan kaca, tetapi entah mengapa dirinya tak merasakan apa apa. tak ada rasa sakit, ataupun perih

yang yoongi rasakan sekarang ialah sesak di dadanya. dia pun tidak tau apakah kuat untuk mengantar jungkook ke peristirahatan terakhirnya.

kepalanya sudah cukup berat, membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sembari menatap ke langit-langit ruangan. yoongi tak sadar telah meneteskan air mata,

sekujur tubuhnya ingin meledak saat itu juga.

jemarinya meraih kain flanel yang terletak di samping meja. lalu menggantungnya, yoongi terdiam untuk beberapa saat

pikirannya benar benar kacau, bila di keluarkan dirinya akan brutal.

tubuhnya yang masih berbaring menghadap ke sebelah kiri, tempat dimana jungkook biasa tidur saat bermimpi buruk

" lo jahat banget ninggalin gua, jung "

" kalo gua nyusul, jangan marah ya "

terkekeh kecil, dengan mata yang masih sembab yoongi berjalan keluar kamar

tak peduli dengan sekitarnya yang masih berantakan. dia mengambil jerigen minyak tanah yang ada di bawah meja dapur.

[ warning: contains acts that may be upsetting to some readers. please skip if you feel so. ]

menenteng jerigen tersebut ke kamar, lalu mengambil sebatang rokok dari dalam laci beserta korek api

" lo paling ga suka kalo gua ngerokok, jung. kalo gua ngerokok lo balik ga, buat nyuruh berhenti? "

menghidupkan benda kecil tersebut lalu menghirup asap yang dihasilkan sambil memejamkan mata.

senyum kecil terlihat dari wajah pucat pria tersebut, dia benar benar di titik terakhir. mematikan kuncup rokoknya lalu perlahan membuka jerigennya,

yoongi terdiam sejenak.

dengan tiga kali hembusan napas, dia sudah berhasil menyebarkan cairan tersebut ke seluruh ruangan

" jung, tungguin gua. "

dengan itu dirinya melempar korek api yang telah menyala. dan menunggu api tersebut menyebar dengan tenang, tenaganya habis.

jiwanya telah pergi duluan menyusul sang pelita di gelapnya malam, saat raganya masih berpijak di bumi.

semesta, apakah kamu tidak terlalu kejam terhadap mereka berdua? mereka sama sama membutuhkan, tetapi kenapa waktu tak pernah berjalan sesuai keinginan?

tamat

a/n: OH MY GOSSHHHH YALL, selesai!!! im so happy, awalnya aku bertujuan buat ini short :(( ternyata i just lovee writing it a lot! it's finally done<3 i can't believe it, thank you buat kalian yang sabar nunggu dan tetep baca aunya. im still trying to improve myself every day 🥺, setelah ini aku bakal mikir dulu mau langsung lanjut buat yang di twitter atau istirahat. thank you semua, for being patience with me ily ily ily

btw jangan lupa streaming "Proof" ya! and happy 9th anniversary to bangtan 💗








&quot;First Love&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang