titik

14 1 0
                                    

yoongi terbangun, mengusap kedua matanya. memberi waktu agar kedua irisnya terbiasa dengan pantulan cahaya matahari

lalu, menyenderkan kepalanya pada dinding di belakang.

berdebat dengan batin untuk pulang atau tidak, tetapi tetap saja memilih untuk pulang

langkah kakinya semakin berat semakin dekat dengan pintu kamar mereka, sebelum memegang gagang pintu dirinya menarik napas panjang menyiapkan diri dengan apapun yang akan terjadi selanjutnya

sesampainya di dalam, yoongi berjalan sepelan mungkin. takut jikalau jungkook tertidur dirinya akan mengganggu,

tetapi semakin lama ruangan tersebut semakin sunyi. seakan tak ada tanda tanda kehidupan

membantin bahwa mungkin teman sekamarnya itu masih berada di dalam kamar pulas dalam pulau kapuk dia melanjutkan jalannya ke kamar

membaringkan badan diatas matras lalu memejamkan matanya, entah sudah berapa lama dia terbaring diatas kasur.

" gila gua ketiduran sampe jam berapa, perasaan baru aja tidur "

terduduk lagi lalu dengan pelan beranjak berdiri untuk duduk di kursi kerja

tersentak yoongi berhenti di persis depan mejanya. melihat amplop dengan tulisan namanya ditumpukan kertas

satu hal yang dia tau bahwa, apapun surat tidak akan pernah dibawa jungkook masuk ke kamar yoongi. jadi sudah jelas bahwa surat tersebut kepunyaan jungkook

dengan cepat yoongi berlari ke arah kamar jungkook lalu mengetuk pintu dengan pelan

tak menerima balasan dari dalam yoongi membuka pintu tersebut dan disambut dengan lemari baju yabg terbuka tetapi kosong, kasur yang rapih seakan tak ada seorang pun yang menempati, serta meja belajar yang tersusun sangat amat rapih tanpa buku di raknya.

" jung, lo dimana? "

" jungkook, jangan bercanda. "

" jung, ga lucu. kakak ga suka "

" jungkook, lo sembunyi dimana? "

" jung... "

mengatur napasnya kembali sambil duduk diatas kursi meja belajar kepunyaan teman sekamarnya itu.

membuka amplop yang disambut berisi kertas dengan tanda tangan yang sangat dia kenali tertulis di bagian bawah kertas

dadanya sesak. hari ini dia telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya, dan penyesalan pertamanya

 hari ini dia telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya, dan penyesalan pertamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"First Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang