akhir?

14 1 0
                                    

semuanya terlalu cepat. beberapa menit yang lalu rasanya mereka berdua masih duduk berdampingan dengan tawa lepas didampingi alunan not piano yang pria dengan hidung kecil itu mainkan

senyuman lebar terpampang di wajah keduanya.

rumit, sabar sudah lebih dari satu kata dengan banyak konotasi baginya. ia terlalu terbiasa mengalah, semua yang selalu diakhiri dengan koma sekarang hanya diakhiri dengan titik.

udara malam itu sangat membuatnya tak nyaman, entah karena memang emosi yang masih terasa atau hanya ilusi belaka baginya

sekarang yoongi duduk sendiri dibawah langit malam, pikirannya sudah cukup kalut

dia tak sekalipun ada niatan untuk bermain tangan dengan jungkook. membentak pun sudah keterlaluan

mengusap wajahnya dengan kasar, lalu mencoba untuk memberi sedikit kehangatan dia pun tak berpikir untuk membawa jaket sebelum melangkah keluar

mengeluarkan handphonenya lalu mengetik pesan singkat beberapa kali yang lagi lagi dihapus. berakhir tak mengirim pesan apapun untuk jungkook, yang entah keberadaannya sekarang dimana

" gua juga capek, jung. "

napasnya membentuk tempo alunan pelan. tak peduli dimana dia terlelap sekarang, tak juga peduli bahwa kapan saja orang yang berlalu lalang bisa melihatnya

sementara itu; jungkook sekarang sedang merapikan beberapa barang miliknya setelah bergelut dengan batin atas surat yang telah terlipat rapih di atas meja yoongi

kedua tangannya dengan pelan mengambil jaket kaos (?) bermotif kotak milik yoongi,

lalu memakainya. setidaknya dia bisa mengingat masa masa bahagia mereka saat melihat barang tersebut

" gue sayang sama, lu kak. gue harap suatu saat lu bisa ngertiin posisi gue "

menenteng tas ransel miliknya sambil berjalan keluar dari kamar, matanya meneliti kembali seluruh sudut ruangan

pecahan kaca dan vas bunga telah diberikan olehnya. semua terlihat seperti sebelumnya, dirinya hanya berharap dengan ini memorinya bisa menangkap momen momen terakhir tanpa memperbolehkan dirinya melihat luka yang ada disekitar

tersenyum tipis, pria lebih muda tersebut mengelus sudut piano yang ada di ujung ruangan

" untuk yang terakhir kali, semoga kamu bisa nyembuhin luka orang yang aku sayang "






"First Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang