Hari pertama pembelajaran tatap muka setelah PPKM, akhirnya datang juga. Semua siswa dan siswi SMK Merdeka bersuka cita, seperti menemukan oase di tengah gurun pasir, bisa kembali ke sekolah tanpa harus terjebak di balik layar laptop selama dua tahun.
Bianca, gadis 18 tahun yang tubuhnya mungil seperti boneka, berjalan dengan langkah gembira. Walau tubuhnya kecil, semangatnya besar—terutama karena akhirnya bisa kembali ke SMK Merdeka, sekolah yang mayoritas siswanya adalah laki-laki. Ah, ya... Bianca ini bersekolah di jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Satu-satunya jurusan yang didominasi siswa laki-laki, dan jumlah siswi di kelasnya lebih sedikit daripada hewan langka.
Tapi, meskipun di sekolah ini ada jurusan Tata Boga, Perkantoran, dan Desain Busana yang lebih banyak siswi, Bianca malah memilih jurusan Teknik. Karena menurutnya, jadi cewek di jurusan cowok itu lebih keren, ya kan?
"Duhh,,, kayanya dari dulu nasib Apes gue nggak hilang-hilang deh, heran." Sambil membongkar tas di depan gerbang sekolah tepat di spanduk yang bertuliskan Kawasan Wajib Masker.
"Ca,,, lo ngga masuk?" Tanya seseorang dengan suara khas seraknya.
Tanpa menatap pemilik suara Bianca menjawab "masker gue rusak tadi nggak sengaja ketarik" jawab Bianca, tentu saja Bianca kenal suara itu milik siapa, Andre namanya.
"Nih gue bawa cadangan" Andre menyodorkan masker Duck bill yang masih rapih kepada Bianca.
"Ohh... Thank you Ndre"
"Yaudah masuk yuk" ajak Andre menepuk pundak Bianca, Bianca pun berjalan dengan tangan sibuk memakai masker itu.
"Ngga kerasa ya, perasaan baru kemaren kita duduk di bangku kelas sepuluh deh, libur dua minggu giliran masuk udah kelas dua belas aja" kata Andre dengan merapihkan rambutnya
"2 tahun, ngaco!" Koreksi Bianca, Andre hanya tertawa cekikikan.
"Berapa tahun sih kita nggak ketemu, kirain nambah tinggi, ternyata sama aja." Godanya sambil mengacak rambut Bianca.
"Ihhh,,, Lepas, dua jam gue nyatok rambut, main di berantakin aja" Bianca memukul ringan baru Andre kemudian merapihkan rambutnya.
"Buset dua jam,?"
"Iya! Nggak tau kan lo, gue nyatok perhelai nih, biar hasilnya maksimal" kata Bianca bercanda.
"By the way, ada yang marah nggak sih, kalo kita jalan bareng gini?" Tanya Andre.
Bianca menatap Andre dengan tatapan curiga "sejak kapan lo jadi siluman bekantan jantan yang bermuka Buaya?" Tanya Bianca.
"Gue cuma nggak mau bikin cowok lo salah paham, jadi gue nanya." Kata Andre.
Tettttt....tetttt...
Belum sempat Bianca menjawab, bunyi bel masuk kelas menyadarkan mereka semua untuk segera masuk ke kelas. Keduanya harus berpisah dan masuk kelas masing-masing. "Ehh... Udah bell tuh, duluan ya Ndre" pamit Bianca.
Semua siswa dan Siswi SMK merdeka kini berlarian menuju kelas masing-masing saat Bel masuk kelas berbunyi.
Mereka berbaris rapih di depan kelas untuk mengukur suhu tubuh dengan termometer, lengkap dengan masker mereka, satu per satu masuk ke dalam kelas jika mereka sudah memenuhi protokol kesehatan.
"Ayooo,,, ayooo,,, maskernya di pakai, Covid belum hilang ya,,, meskipun sudah di perbolehkan Pembelajaran tatap muka kita harus tetap menjaga diri dan jaga jarak agar tidak tertular Covid-19" seru guru piket saat keliling koridor sekolah.
***
Kini berada di dalam kelas, praktek instalasi penerangan akan di mulai, semua siswa dan siswi sudah siap dengan baju praktek dan alat pengaman mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Teen Fiction⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa