20

53.1K 1.1K 212
                                    

Ilustrasi halaman belakang bengkel.

Bianca baru saja berniat meminum lemon tea yang dibelikan oleh David, setelah ia menghabiskan makan-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bianca baru saja berniat meminum lemon tea yang dibelikan oleh David, setelah ia menghabiskan makan-nya. Bagi Bianca Lemon tea adalah minuman yang paling segar, sampai ia berharap segarnya Lemon tea mampu mengalihkan pikirannya dari segala kekacauan yang menghantuinya belakangan ini.

Clink!

Namun, siku tangannya tak sengaja menyenggol gelas cup itu hingga tumpah, Bianca terdiam mulutnya membulat merasa sayang dengan cairan lemon tea yang mulai menyebar di area meja. Bianca tertegun sejenak, memandang air yang terus menggenang. Rasanya seperti sesuatu yang kecil tetapi begitu menyakitkan. Lemon tea yang belum sempat ia minum kini lenyap sia-sia.

"Ihh,,, sayang banget" gumamnya lirih, sambil buru-buru mencari kain untuk mengelap tumpahan itu. Ada perasaan kecewa yang aneh menusuk dadanya. Mungkin ini hanya sekedar lemon tea, tapi kenapa rasanya seperti simbol betapa kacau hidupnya saat ini.

Saat Bianca masih berkutat dengan lap dan tumpahan itu, suara langkah berat mendekat. King, rekan kerjanya, berdiri di depannya tanpa berkata apa-apa. Dengan ekspresi datarnya yang biasa, ia meletakkan segelas lemon tea dingin di atas meja. Bianca menatap gelas itu, lalu menoleh ke arah King dengan bingung.

"Buat lo!" kata King datar. Pandangannya lurus, tidak menunjukkan emosi, seolah-olah tindakannya tadi adalah hal yang sangat biasa.

"Nggak usah kak," Bianca buru-buru menolak sambil menggeserkan minuman itu dari hadapannya.

"Lo suka kan,? Yaudah minum aja"

Bianca mengernyit. King bukan tipe orang yang murah hati atau perhatian, setidaknya tidak secara terang-terangan. Ia dikenal dingin dan cenderung cuek, jadi sikapnya ini membuat Bianca agak ragu. "Nanti aku beli sendiri"

King menghela napas panjang, lalu menatap Bianca dengan tatapan tegas yang tak bisa dibantah. "Minum aja, jangan bikin gue ngerasa sia-sia karena udah baik sama orang. Lo orang kesekian yang bikin gue kecewa kalo nolak!" Kata King membakar rokoknya.

Bianca akhirnya menyerah, meskipun ia masih merasa canggung. Ia mengambil gelas itu dan menyesapnya perlahan. Rasa manis dan asam yang menyegarkan seketika menyentuh lidahnya. "Yaudah makasih ya kak"

King tidak menjawab, dia malah asik merokok dan tenggelam dalam dunianya sendiri "lo harus belajar terbiasa dengan sikap orang lain di sekitar lo. Dunia ini nggak selalu penuh sama orang baik yang sesuai sama harapan lo." Kata King menghembuskan asap rokoknya.

"Maksudnya,?" Tanya Bianca

"Nggak semua orang peduli sama perasaan lo. Jadi lo harus terbiasa dengan hal itu. Lo harus melatih mental lo sendiri sampe apapun yang orang lakuin ke lo nggak mempan buat jatuhin lo" kata King, sebenarnya Bianca sedikit kurang mengerti kenapa King tiba-tiba mengatakan itu. "Tapi bukan berarti lo ngelawan, lo cukup nggak boleh tumbang sama tindakan mereka."

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang