21

118K 1.7K 15
                                    

Leon menghela napas lega saat Bianca akhirnya ia tahu apa yang membuat Bianca merajuk padanya selama dua hari penuh kecanggungan dan kerinduanpada Bianca. Dalam dua hari itu, Bianca bersikap dingin, membuat Leon kebingungan memikirkan kesalahannya. Namun, malam ini, semuanya menjadi jelas.

Leon sedikit tertawa kesal pada dirinya sendiri, ia merasa sudah menjelaskan apa yang ia lakukan namun ternyata masih menjadi masalah Bagi Bianca "Ca, kan aku udah jelasin, kok kamu masih marah"

"Leon! Cewek mana yang tau cowoknya masih nyimpen Foto mantannya nggak marah,?" Tanya Bianca kesal.

"Iya aku tau, tapi aku udah jelasin. Aku minta maaf ya" pinta Leon.

Bianca menelan ludahnya tak mau menatap Leon.

Leon mendekati Bianca memepersempit jaraknya, wajahnya penuh penyesalan. "Aku benar-benar nggak bermaksud nyimpen foto itu, Ca. Aku cuma belum sempet hapus aja. Aku nggak pernah buka galeri"

Bianca menghela napas, memalingkan wajah sejenak. Meski hatinya masih terasa sedikit kesal.  "Sekali lagi kamu main-main aku bales ya!" Ancam Bianca, Leon tersenyum merasa mendapat maaf dari Bianca.

Percakapan mereka berlanjut lebih santai, hingga Leon membuka kotak makanan yang dibawanya.

"aku bawain singkong keju kesukaan kamu. Lihat nih, ada donat, bolu pandan, churros, dan macarons juga. Jangan lupa, lemon tea favorit kamu." Kata Leon.

Bianca mengerling, senyum kecil mulai terbit di wajahnya. Siapa yang bisa marah saat dihadapkan pada makanan lezat, apalagi makanan favorit? Dia langsung mengambil sepotong singkong keju dan mencicipinya.

"Lumayan" gumam Bianca sambil mengunyah, pura-pura cuek.

Leon tertawa kecil. "Lumayan aja? Padahal aku muter-muter nyaari yang paling best loh"

Bianca mengangkat bahu, tapi tak bisa menyembunyikan senyumnya. Sementara itu, Leon menusukkan Sedotan ke cup berisi lemon tea, ia memberikannya pada Bianca.

Mereka terus berbincang hingga malam semakin larut. Obrolan ringan tentang makanan, sekolah, dan hal-hal konyol mengalir begitu saja.

"Kayanya aku harus pulang udah malem" ujar Leon melirik jam analog di tangannya akhirnya.

Bianca mengangguk, meski sebenarnya dia merasa suasana nyaman ini membuatnya tak ingin berakhir.

Leon bangkit, tersenyum lembut ke arah Bianca. "Mulai sekarang nggak usah terima online-food dari orang lain, tiap malem aku yang bakal ngasih" kata Leon, Bianca mengerutkan keningnya.

"Leon, itu aku bohong ke Bunga, sebenernya Keenan cuma sekali pesenin online-food dan itupun udah lama, waktu kelas 10." Kata Bianca menjelaskan.

Leon hanya menatap Bianca tajam. "Aku pulang dulu" kata Leon tanpa merespon penjelasan Bianca.

Saat pintu tertutup, Bianca duduk kembali di sofa, memandangi makanan yang masih tersisa di meja. Sebuah senyum tipis terukir di wajahnya. Mungkin, Leon memang layak dimaafkan.

***

Hari ini menandai sepuluh hari Bianca magang di bengkel. Meski awalnya merasa canggung berada di tempat yang dipenuhi suara mesin, obeng, dan orang-orang asing, Bianca mulai terbiasa. Lingkungan bengkel yang keras dan padat aktivitas perlahan terasa nyaman, terutama karena Fira, satu-satunya teman perempuan di sana.

Namun, ada satu hal yang membuat Bianca tidak nyaman, pertengkaran Fira dan Adnan. Hampir setiap hari, kedua teman kerjanya itu selalu saja bertengkar. Terkadang hanya debat kecil, tetapi ada kalanya masalah mereka meledak menjadi konflik besar yang melibatkan emosi.

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang