Hari semakin berganti, tetapi dunia Leon terasa berhenti di tempat yang sama, di antara rasa kehilangan dan tekanan hidup yang makin berat. Setiap langkahnya terasa kosong, pikirannya selalu melayang tanpa arah.
Pagi itu, kamar Leon penuh dengan keheningan. Telepon di meja kecilnya berdering, nama Bianca tertera di layar. Namun, Leon hanya menatap ponsel itu tanpa niat untuk menjawab. Panggilan itu terus berdering hingga akhirnya berhenti. Hening kembali menguasai ruangan.
Di tangannya, Leon menggenggam erat sebuah map cokelat yang baru saja ia terima. Isinya lima lembar kertas, tetapi beban yang ditimbulkan oleh kertas-kertas itu terasa seperti menghancurkan dirinya dari dalam. Air mata Leon tidak lagi bisa mengalir, bukan karena ia tidak sedih, tetapi karena beban yang ia terima sangat besar dan banyak. Leon tak bisa mengeluarkan air matanya, yang ia rasakan hanya dunianya sudah berakhir. Sehingga tidak ada lagi air mata.
Dengan tangan gemetar, ia membaca kembali isi surat itu. Kertas itu adalah pemberitahuan resmi bahwa ayahnya telah memindahkan kepemilikan sebagian besar aset keluarga ke wanita lain termasuk rumah ini, Rumah yang Leon tinggali. Tama meninggalkan Leon dan ibunya dengan hampir tidak ada apa-apa. Sakit hati yang ia rasakan bercampur dengan rasa marah yang ia tahan sejak lama. Satu hal Lain yang Leon sadari ternyata,,,,???
"Sejahat itu, ya," gumam Leon pada dirinya sendiri. Kata-kata itu keluar dengan nada hambar, seolah ia sudah terlalu lelah untuk memprotes apa pun.
Ponselnya berdering lagi, tetapi kali ini bukan nama Bianca yang muncul di layar. Nama pihak rumah sakit yang merawat ibunya tertera di sana. Leon langsung mengangkat panggilan itu, hatinya berdegup kencang.
"Ya, halo?" Leon menjawab cepat, suaranya menunjukkan kecemasan yang mendalam.
"Selamat pagi, saudara Leon. Ini dari rumah sakit. Kami ingin memberitahukan bahwa kondisi Ibu Anda saat ini menunjukkan perubahan. Kami sarankan Anda segera datang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut."
Tanpa menunggu penjelasan lebih panjang, Leon langsung bangkit dari tempatnya. Tangannya menggenggam ponsel dengan erat sementara map cokelat itu ia lemparkan ke meja. Dengan langkah terburu-buru, ia keluar dari rumah, mencoba menenangkan pikirannya yang kini dipenuhi oleh berbagai kemungkinan.
Perjalanan ke rumah sakit terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Pikiran Leon berputar antara harapan dan ketakutan. Apa maksud perubahan kondisi yang dikatakan oleh pihak rumah sakit? Apakah itu berarti ibunya membaik, atau justru sebaliknya?
Ketika Leon tiba di rumah sakit, ia bergegas menuju kamar ibunya. Tubuhnya dipenuhi dengan keringat dingin, dan dadanya terasa sesak. Dalam hatinya, ia terus berdoa agar kabar yang ia terima bukanlah hal yang terburuk.
Di depan pintu kamar, Leon berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mendorong pintu itu perlahan. Di dalam, ibunya masih terbaring di ranjang yang sama, dengan alat-alat medis yang tetap terpasang. Tidak ada perubahan signifikan yang terlihat secara kasat mata, tetapi Leon merasakan ada sesuatu yang berbeda.
Seorang perawat datang menghampirinya dengan catatan di tangan. "Mas Leon, kami memanggil Anda karena ibu Anda menunjukkan respons kecil terhadap rangsangan suara. Ini belum signifikan, tapi cukup untuk menjadi tanda positif."
Leon menghela napas lega meski masih ada kegelisahan di hatinya. Ia melangkah ke sisi ranjang ibunya, duduk di kursi yang sama seperti biasanya. Tangannya menggenggam jemari ibunya yang lemah, mencoba mencari kekuatan dari sentuhan itu.
"Mamah..." bisiknya pelan, suaranya penuh dengan harapan dan rasa takut. "Aku di sini. Aku nggak akan ke mana-mana."
Leon menunduk, menekan keningnya ke tangan ibunya. Di tengah keheningan kamar itu, ia merasakan betapa besar cinta dan kerinduannya pada sosok yang kini terbaring tak berdaya di hadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Teen Fiction⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa