28

29.7K 864 48
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan suasana rumah sakit semakin sunyi. Bianca duduk di samping ranjang Leon, memperhatikan pria itu yang perlahan terlihat lebih tenang setelah meluapkan semua yang ia pendam.

Leon akhirnya bercerita tentang bagaimana ia mengalami kecelakaan. "Aku nggak fokus aja pas di jalan, karena kepikiran mamah, jadi nggak sadar ada mobil di dari depan, dan aku nggak sempet ngerem"

Meskipun kecelakaan itu terdengar sepele, hasilnya tidak bisa diremehkan. Luka di lengan dan memar di punggung membuat Leon harus dirawat inap selama satu hari. Bianca mendengarkan dengan seksama, sesekali menggenggam tangan Leon untuk memberinya rasa nyaman.

"Harusnya kita juga nggak marahan, mungkin kamu nggak bakal ngalamin kaya gini"

Leon hanya tersenyum kecil, matanya mulai berat karena kelelahan. Bianca menyelimutkan tubuhnya dengan hati-hati, memastikan Leon merasa hangat dan nyaman sebelum ia pergi.

"Udah malam. Aku pulang dulu, ya," ujar Bianca sambil berdiri dari kursinya.

Leon hanya menggumamkan sesuatu yang nyaris tak terdengar. Bianca tersenyum tipis, lalu melangkah keluar. Tapi baru tiga langkah ia menjauh, ada sesuatu yang menahan langkahnya.

Ia berhenti, menoleh ke arah Leon yang sudah memejamkan mata. Hatinya terasa berat. Ingatan tentang Leon yang menangis sendirian di ruangan itu kembali menghantui pikirannya. Ia tidak menyangka Leon harus memikul semua beban ini sendirian selama ini.

Dengan cepat, Bianca berbalik, mendekat ke ranjang Leon, dan tanpa ragu mencium bibir Leon.

Leon tersentak kecil, membuka matanya perlahan. Menatap Bianca berada di jarak yang sangat dekat dan intim. Perlahan Leon ikut memejamkan matanya, membalas ciuman Bianca yang lembut dan pelan itu.

Leon juga tidak keberatan memeluk Bianca untuk menyalurkan lebih rasa kasihnya, di malam itu.

Setelah satu menit Bianca melepas ciuman itu, mata Leon yang sebelumnya sudah mengantuk kini terjaga, dan menatap Bianca sendu.

"Aku pulang dulu," kata Bianca kemudian pergi, meninggalkan Leon yang tersenyum dan mengulum bibirnya sendiri.

***

Pagi ini Bianca harus kembali magang di bengkel, ia merasa ada rasa lega di hatinya setelah bertemu Leon semalam, ia sudah siap dengan baju wearpack yang melekat pada tubuhnya, matanya menatao ponsel dengan fokus, melihat pesan Leon yang memberi semangat pada Bianca untuk berangkat magang.

"Mamah mau jenguk Leon Ca. Tapi kok mamah sibuk banget ya" kata Dian pada anaknya.

"Nggak papa mah, mamah sibuk aja dulu, nanti kalo udah sempet Caca ajakin." Kata Caca.

"Tapi kondisi Leon nggak papa kan,?"

"Baik-baik aja kok mah" katanya sambil memakai sepatu.

"Yaudah nanti mamah nyusul aja ya" kata Dian. Bianca tersenyum menggoda Dian.

"Jadi mamah bolehin nih aku sama Leon,?" Tanya Bianca.

"Nggak juga, udah ahh sana berangkat" kata Dian.

***

1 jam telah berlalu dan Bianca baru saja memarkirkan motornya di depan bengkel. Meskipun bibirnya tersenyum alis Bianca mengkerut melihat motor King terparkir di depan bengkel. Pikiran Bianca hanya sebatas King sudah ada di dalam.

Tak berlama-lama bianca langsung masuk kedalam menuju loker untuk menyimpan tasnya di sana.

Uhukk....uhukkkk....uhukkkk

Lagi-lagi Bianca mendengar suara Batuk dari orang yang sama di tempat yang sama. Sudah menjadi hal biasa ketika pagi hari Bianca mendengar King terbatuk di belakang sana. Bianca mengintip ke sumber suara ia melihat King yang duduk membelakangi nya, dengan langkah perlahan Bianca berjalan keluar dan menghampiri King.

Leon King (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang