Bianca menutup matanya saat arah mata Leon mengarah pada bibir Bianca.
toell,,,
Leon menoel hidung mungil Bianca dan segera mengajaknya pulang.
Bianca yang dibuat salting itu merasa malu karena sempat menutup matanya dan mengira jika leon akan menciumnya.
"sialan ngapain make nutup mata sih, berharap di cipok Leon lo?" Makinya pada diri sendiri di dalam hati
"ayo, pulang ujan udah reda" ajak Leon.
"tadi pak Andi bilang, katanya 2 minggu lagi kita ada Magang" kata Leon di sela-sela perjalanannya menuju parkir
"bukannya ga jadi ya?" Sahut Bianca
"tadinya emang masi di diskusiin, soalnya corona kan belum ilang. tapi nggak tau kayanya jadi deh." Jelas Leon membuat Bianca mengangguk.
"kita ga perlu repot-repot nyari bengkelnya, pak Andi udah nyiapin bengkel buat kita."
"1 bengkel berapa anak?" tanya Bianca
"kayanya 3 deh ada yang 4 juga" kata Leon meraih helm setalah langkahnya sampai di parkiran.
"Mau pake helm ngga?" Tanya Leon
"Pulang sendiri sana gue mau pake ojol" kata Bianca membuka ponselnya.
"Sini" Leon menarik lengan Bianca
"Ishhh,,, gausah narik"
"Sebelum lo naik ojol gue mau bilang aja sih, ini hari kan udah sore, udah jam 6. di jalan pasti sepi, apalagi abis ujan kegini pasti sepi banget. Trus lo tau kan di perempatan depan itu tuh sepi banget, Gue sebagai Cowok yang lo kenal aja berani apa-apain lo, apalagi cowok yang ngga lo kenal? Ntar lo di macem-macemin lo mau minta tolong ke siapa,? Seandainya ada yang nolongin malah yang datang cowok juga trus cowok itu di pihak ojolnya gimana?"
"Ihh apaan sih gajelas banget!" Kesal Bianca kemudian segera naik ke jok belakang Leon.
"Pinter, calon pacar"
"Buruan!" Seru Bianca.
"Peluk dulu bisa lah"
"Leon!" Tegas Bianca
"Ckk... Sini tangannya" Leon mencari kedua tangan Bianca kemudian membawanya melingkar di perut leon.
"Jangan di lepas" pinta Leon kemudian melajukan motornya.
Selama perjalanan Bianca hanya diam saja menatap jalanan basah sesekali matanya melirik langit yang menggelap itu.
20 menit telah berlalu, Leon menghentikan laju motornya tepat berada di pekarangan rumah yang cukup besar itu.
Bianca pun segera turun dari boncengan Leon.
"Thank you ya" ucap Bianca yang di balas senyuman oleh Leon.
Bianca berjalan kearah pintu rumahnya, belum sempat Bianca buka, pintu itu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya.
"Baru pulang Ca, Ya ampun... Maafin Mamah ya. Mamah aja baru pulang ngga tau kalo kamu belom pulang, tadi hp mamah di tas, baru sempet buka" jelas Mamahnya Bianca dengan Khawatir.
"Ngga papa mah, maafin Caca juga ngga langsung pulang soalnya hujan deres banget"
"Iya mamah tau, yaudah masuk dulu mandi abistu makan, mamah udah beli makanan" kata Mamahnya, Bianca menganggukkan kepalanya dan segera masuk kedalam.
"Halo tante" sapa Cowok yang kini baru saja melepas Helmnya.
"Caca tuh kebiasaan kalo ada temennya ngga di suruh masuk" heran Dian.
Leon tertawa kecil dan mencium tangan mamahnya Bianca pertanda Salam silaturahmi.
"Jadi aku boleh mampir ngga tante? Soalnya dingin, lagian ini kan mepet maghrib ngga baik loh tante"
"Ohh,,, iya boleh, masuk aja tante buatin teh anget ya" kata Mamahnya Bianca terkekeh dengan tingkah anak laki-laki itu.
"Jadi kamu yang nganterin Caca pulang?" Kata Mamahnya Bianca dengan meletakkan Teh di atas meja.
"Iya tante, saya Leon kebetulan saya sekelas juga sama Bianca"
"Ohh jadi kamu yang namanya Leon??" Selidik Wanita paruh baya yang merupakan mamahnya Bianca.
"Iya tante?" Leon
"Bianca pernah cerita soal kamu" katanya
"Cerita apa ya tante,? Jadi ngerasa malu" ungkap Leon.
"Kamu gimana sama pacar kamu Leon?" Tanyanya.
"Pacar,? Saya ngga punya pacar tante. Tadinya sih punya tapi udah putus" jelas Leon.
"Tante khawatir kalau kamu deket sama Bianca takutnya ada yang salah paham" ungkap Dian Membuat Leon terdiam dan mengingat kejadian 1 tahun yang lalu. Leon juga merasa bahwa sepertinya Dian sangat tahu kejadian itu.
"Kejadian tahun lalu itu salah paham Tante. Dan salah Leon jugasi diem doang ngga belain Bianca" sesal Leon
"Mamah-?" Bingung Bianca melihat Mamahnya bersama Leon di ruang tamu.
"Kok dia ada di sini?" Heran Bianca menunjuk Leon.
"Ca, kamu tuh gimana sih, ngerepotin temen tapi ngga tau diri, di biarin di luar. Itu kenapa kamu pake celana pendek banget nyaris ga pake celana! Ganti sana, ngga malu ada temen cowok?" Cerocos mamahnya.
"Tapikan dia-??? Caca ngga tau kalo ada dia"
"Ganti sekarang!" Perintah mamahnya dengan nada tegas
"Iya mah" kata Bianca menaiki tangga dan memandangi Leon sengit.
Yang di tatap malah tersenyum senang menatap gadis yang ia suka.
Bianca mengintip Mamahnya dan Leon yang tengah berbicara itu. kemudian Bianca membuka ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.
Leon membuka ponselnya setelah mendengar notif. Yang berisi pesan dari Bianca.
"Emmm Tante Leon ijin pulang dulu ya, nanti kemaleman"
"Iya Leon, hati-hati ya" pesan Dian pada Leon. Dia mengantar Leon sampai kedepan pintu rumahnya hingga punggung Leon menghilang bersama motor yang di kendarainya.
Ceklekk...
Dian melangkah masuk ke kamar Bianca, mendekati anaknya dan menasehati putri sulungnya, yang sudha remaja itu. "Bianca, mamah cuma mau ingetin sama kamu, kamu boleh berteman sama siapa aja. Asal mamah kenal dan kamu ga boleh pacaran. Mamah juga ngga mau kejadian yang bikin kamu berantakan terulang lagi."
"Dan kamu juga baru selesai kan sama Dino." Dian mengingatkan.
Bianca hanya diam.
Apa yang mamahnya katakan memang benar, dia baru saja selesai dengan dino, Leon juga baru selesai dengan mantannya. Jarak keduanya sangat tidak sehat untuk menjalin hubungan. mengingat kembali Bianca pernah dibuat kecewa oleh Leon dulu, Bianca tak mau membuka hati untuk Loen lagi.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Teen Fiction⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa