p r o l o g

8 10 0
                                    

Assalammualaikum readers!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalammualaikum readers!!

Hay hay...
Semoga kalian punya good feeling sama cerita ini.

Harap membaca sewajarnya dan santai, bacalah disaat kalian senggang dan butuh hiburan kata!

Selamat membaca📖

🍁>o<🍁

Putri Laila.

🍁>o<🍁

Laila duduk seorang diri di kursi panjang yang tersedia di depan kelasnya. Sebuah rapot bersampul keras dan berwarna hitam menetap dengan manis di pangkuan.

Hilir mudik manusia berlalu lalang melewati dirinya. Di beberapa tempat, Laila dapat melihat para remaja yang mengenakan seragam SMP yang serupa dengan yang sedang ia kenakan. Mereka berkumpul dan membahas topik yang mampu membuat mereka tertawa.

Hingga sampai saat seorang wanita berjilbab hitam dengan balutan pakaian kantor keluar dari kelas mengambil seluruh pusat perhatian Laila.

"Ayo pulang," ajak wanita itu yang membuat Laila harus bangkit dari kursi dan berjalan mengikuti langkahnya.

Sampai mereka memasuki mobil, wanita itu segera menghidupkan mesin dan melajukannya menembus jalanan. Melewati hiruk-pikuk kesibukan yang tersebar di jalan.

Mata Laila fokus ke jalanan. Ia terlihat tenang memperhatikan setiap objek yang ditangkap netranya. Namun, sangat berlainan dengan isi pikirannya yang kalut.

"Wali kelas kamu bilang kamu kurang bergaul," suara itu menjadi hal pertama yang mengisi kekosongan, "dan kurang mengeksplor diri."

Laila hanya diam, tapi di pikirannya yang kalut mulai timbul pertanyaan yang selalu hinggap dan sering ia pertanyakan pada dirinya sendiri.

Apa mama perduli?

"Lain kali berusaha untuk bersosialisasi." Kalimat itu kembali di lontarkan oleh wanita yang nyatanya memiliki identitas sebagai mama bagi Laila.

Rasanya ada sentakan kuat yang memenuhi hatinya kala kepedulian mama hanya sekedar dari lantunan kata itu. Perasaan lara yang sudah lama ia rasakan seolah bangkit dan menyelimuti titik lemah Laila.

Mama melanjutkan ucapan tanpa perduli bahwa Laila sama sekali tidak membalas satupun perkataan yang dilontarkannya.

"Cepat pilih sekolah yang ingin kamu masuki. Mama ngak punya waktu banyak buat urus semua itu lama-lama."

Perkataan mama mengingatkan Laila bahwa saat ini ia sudah resmi tamat dari SMP yang sudah ia masuki sejak tiga tahun silam. Waktu memang berjalan begitu cepat. Begitu cepat sampai ia bisa tumbuh menjadi gadis seperti ini.

Dan... Perkataan mama mengisyaratkan bahwa mama cukup sibuk. Waktunya seolah adalah harga yang sangat mahal.

Ia harusnya sudah terbiasa dengan semua ini, tapi tetap saja, akan ada waktu saat dimana hatinya terasa hancur menerima ungkapan pahit ini. Seperti saat ini, hingga akhirnya ia hanya membuka suara untuk mengatakan, "Iya, Mah."

🍁>o<🍁

Gimana?
Ceritanya nge-cringg ngak?

Aku cukup dilema nulis ini karena takut ngak sesuai ekspetasi :-(

Hah... Cukup menguras emosi.

Oh ya, informasi buat kalian nih.
Aku bakal usahain buat update seminggu dua kali.
Sabtu sama minggu.

Itu rencananya. Tapi aku ngak tau kedepannya.

Doakan ya aku konsisten dalam menulis di cerita ini. Ngak kayak cerita pertamaku itu 😭

Partnya pendek ya?
Tenang kok, ini masih prolog. Mhuehe 🐱

Jangan lupa untuk membaca dengan santai dan juga bertindak dengan bijak.

Aku ucapkan terima kasih karena sudah mampir ❤

Assalammualaikum 🙏

Assalammualaikum 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLEASE, Give Me Love! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang