Assalammualaikum guyss!!
Hiii...
I'm back!Ada yang masih menunggu kelanjutan cerita ini ngak?
(Tolong di jawab ee)Hah...
Ngak nyangka aku bisa update sampek bab ini.
Wow banget ngak seehh?!!
(tolong bilang iya, biar aku seneng. Oke?)Judul bab ini 'hanya mimpi'
Kalian pasti ngerti apa maknanya kan?Tapi kalau ngak ngerti mending langsung baca aja ceritanya, oke?!
Sip, semoga part kali ini bagus yaa.
Aamiin...Aku harap kalian suka 🐱
Selamat membaca📖
🍁>o<🍁
Masa lalu bukanlah suatu hal yang mudah dilupakan.
🍁>o<🍁
Laila segera naik ke tempat tidur. Gadis itu membaringkan tubuhnya yang terasa begitu tidak nyaman. Terdiam beberapa saat, membiarkan punggungnya merasa lebih baik.
Setelah beberapa detik, Laila menyambar ponsel di sampingnya.
"Assalammualaikum, halo!"
Suara mama di luar sana menyapa indra pendengaran Laila.
"Iya-iya, aku ke sana sekarang."
Suara krasak-krusuk di luar kamarnya cukup mendominasi dan juga familiar. Mama pasti akan pergi dan mungkin akan pulang besok.
Tidak heran. Laila sudah tau itu.
Suara pintu yang tertutup mengabarkan Laila kalau mama sudah pergi. Laila masih di tempatnya. Berbaring dengan satu tangan yang memegang ponsel dan pikiran yang berkecamuk.
Hening sudah mengambil alih rumah ini saat mama keluar. Menciptakan sebuah lingkaran sepi yang selalu mengitarinya. Berputar, dan seolah menjadi benteng di hidupnya.
Laila hanya diam membisu. Kepergian mama tanpa mengabarkan seolah berhasil menjadi belati dalam hatinya.
Padahal, hal itu adalah tindakan yang biasa. Namun, tetap saja. Rasanya sama sekali tidak berbeda. Tetap sama.
Laila memejamkan mata. Ponsel di genggamannya ia letakkan di nakas kecil di dekatnya. Mood untuk bermain ponsel menguap begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, Give Me Love!
General FictionWarning : Ayo menjadi pembaca yang hebat dan bijak! |❤| Setiap orang menginginkan cinta yang indah di dalam hidupnya. Itu adalah hukum mutlak yang tidak bisa diganggu gugat. Bahkan seseorang yang pernah hancur karena cinta masih tetap menginginka...