2❤ || Ingatan Sekilas

4 8 2
                                    

Assalammualaikum 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalammualaikum 🙏

Hay everyone!

Gimana?
Siap untuk lebih mengenal Laila?

Kalau siap yok kita baca 🐱

(Kalau bab ini agak aneh harap dimaklumi ya. Soalnya aku revisi disaat aku lagi sakit 😣)

Ayo membaca dengan santai ya!
Supaya istirahat kita terasa lebih nyaman dan tenang!

Semoga suka 🐱

Selamat membaca📖

🍁>o<🍁

Memori menyakitkan akan terus berputar dalam hayalan, meskipun ia merupakan sesuatu yang rusak.

🍁>o<🍁

Laila memandangi sekitarnya. Teman-teman sekelasnya pada krasak-krusuk mau pulang. Rela berhimpitan hanya demi melewati pintu kelas.

Sementara Laila duduk anteng di kursinya dengan mata menelisik mereka semua. Mencermati dan mengamati yang dilakukan para teman sekelasnya di depan sana.

"Woy minggir! Aelah, gue buru-buru nih!"

"Lah?! Emang lo doang yang buru-buru? Gue juga kalee!"

"Alah! Lama-lama kali! Tinggal pulang aja pun susah!"

"Woy, yang di depan! Cepetan lah!! Yang lain juga mau keluar nih!"

"Haduh! Sabar oy, jangan dorong-dorong!"

Laila menghela napas. Kenapa mereka harus berebutan seperti itu? Bahkan sampai teriak-teriak.

Murid-murid dari kelas lain sampai banyak yang melihat, bahkan ada yang mengintip dari jendela untuk melihat apa yang terjadi di dalam.

Teman-teman sekelasnya memang terlalu berisik untuk diabaikan. Laila sendiri sangat merasa terganggu dengan tingkah laku mereka. Hanya demi ingin pulang, mereka harus membuat kegaduhan seperti ini.

Di SMP-nya dulu, Laila tidak pernah melihat hal seperti ini. Sepertinya mereka semua lebih kekanakan dari anak SMP.

Setelah lama harus menunggu, akhirnya pintu kelas menjadi lenggang. Suasana sepi mengelilingi Laila.

Laila tidak segera bangkit. Ia memusatkan pandang ke luar jendela. Meneliti setiap sudut di balik tembok kelas.

Setelahnya, Laila melangkah keluar kelas. Namun, ia tidak berjalan ke arah pintu pagar yang akan membawanya keluar sekolah, melainkan ia berjalan ke ujung koridor kelasnya.

PLEASE, Give Me Love! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang