06

4K 371 31
                                    

Sebelum baca vote dulu!!!

Happy reading

-------------------------------------------------

"Buku Christy hilang"

-------------------------------------------------

Pagi ini seperti biasanya, Christy akan sangat susah untuk bangun pagi. Entah sudah berapa kali dering alarmnya berbunyi, tapi itu sama sekali tidak menganggu tidurnya. Kalau sudah begini, pada akhirnya juga pasti Gracia yang akan membangunkan Christy di kamarnya.

"Kebiasaan banget dedek, bikin alarm banyak-banyak tapi nggak bangun juga. Hadeh." ucap Gracia sambil mematikan beberapa Alarm Christy

"Dedek ayo bangun, udah jam berapa ini nanti kamu telat" Christy masih juga belum membuka matanya
"Hey, woke up hella grateful." panggil Gracia lagi sambil memainkan rambut Christy

"Engghh, bentar lagi Ma. Kity masih ngantuk banget."

"Ayo buruan bangun terus mandi udah jam 06.30 ini."

"Hah! mang iya Ma?." tanya Christy panik

"Lihat aja sendiri, abis mandi langsung turun ya sarapan."

Buru-buru Christy bangun dan melihat ke arah jam ternyata baru jam 06.00.

"Mama bohongin aku yaaaa!" teriak Christy

Gracia yang masih berada di tangga menuju ke dapur, hanya tertawa mendengar teriakkan Christy. Saat sedang menyiapkan roti sambil mengoleskan selai coklat di atasnya, tiba-tiba ada suara keras nan nyaring yang meneriakinya.

"MAMAAAAAAA, Mama lihat buku matematika aku nggak?" tanya sang anak sambil mencari kesana kemari buku yang dicarinya.

"Duh kemana sih, perasaan semalam aku taro di atas meja deh kok bisa ilang si." ucap Christy

"Yaampun Dek, mana Mama tau. Buku kamu yang mana aja Mama gapernah lihat." Jawab Gracia yang masih berada di dapur itu sambil berteriak juga

"Mati deh ntar di jam pelajaran Buk Melody, kok bisa ilang si buku."

"Buruan turun Dek, nanti kamu telat loh."

"Bentar Mah, bukunya masih belum ketemu."

Menunggu Christy yang tak kunjung turun, akhirnya Gracia memutuskan untuk ke kamar Christy. Sudah merupakan suatu kebiasaan terjadi keributan seperti ini di rumah mereka, kalo nggak berisik bukan Christy namanya.

"Kok bisa ilang si Dek bukunya." melihat kamar sang putri yang sudah berantakan.

"Mama gimana si, kalo Kity tau Kity nggak nanya Mama."

Setelah mencari-cari di setiap sudut kamar, Gracia pun menghela nafas pelan. Karena buku yang dicari anaknya ternyata ada di dalam kamar mandi, untung buku itu tidak basah hanya terkena cipratan air saja.

"Ini kenapa bukunya bisa ada disini coba? astaga Dedek kamu tuh ya."

"Loh kok bisa ada disitu Ma?"

"Ya mana Mama tau, udah buruan turun sarapan nanti kamu telat lagi."

Di sekolah Christy duduk sebangku dengan Jessi, yang merupakan sepupunya sendiri. Lalu di belakangnya ada Ashel, teman sebangku Ashel yaitu Adel baru saja pindah sekolah. Dan di belakangnya lagi ada Muthe dan Fiony.

Mereka semua sudah berteman sejak SMP dulu, jadi sudah dipastikan mereka sangat dekat satu sama lain. Mereka mendapat kabar kalo nantinya ada anak pindahan dari luar negeri yang akan masuk ke kelas mereka, sudah dipastikan anak itu akan menjadi teman sebangku Ashel.

-------------------------------------------------

Zee kini sudah menyelesaikan kenaikan kelasnya, Shani sudah mulai mengurus kepindahan pekerjaannya dan sekolah Zee sudah dari lama.

Shani sebenarnya sudah mempertimbangkan keputusannya ini dari lama, tapi Shani selalu menunda kepulangannya ke Indonesia. Karena Shani memilih waktu yang tepat, dan menurut Shani sekarang lah waktunya.

Zee pun sekarang sudah memasuki sekolah menengah atas, sudah cukup selama ini mereka menjauh dari semua keluarga saatnya sekarang mereka untuk pulang.

Tibalah hari ini, Shani dan Zee sudah berada di bandara.

"Mi, setelah ke Indonesia kita bakalan kesini lagi kan?"

"Iya dong, kan banyak temen kamu dan temen Mami disini Zee"

"Janji ya Mi, bakal sering kesini."

"Iya sayang."

Shani dan Zee dijemput oleh kedua orang tua Shani, yaitu Keynal dan Veranda.

"Oma Opa!" teriak Zee

"Yaampun, sayangnya Opa. Opa udah kangen banget, hampir setahun kita nggak ketemu"

"Iya Opa, Zee juga kangen banget sama Opa"

"Sama Oma ngga nih Zee?" tanya Veranda

Zee langsung beralih memeluk Omanya "Zee juga kangen Oma, kangen banget malah."

Akhirnya, Shani dan Zee sampai ke rumah orang tua Shani. Rumah yang penuh kenangan bagi Shani, Shani pun melihat-lihat fotonya saat masih muda dulu. Terkadang Shani berpikir andai saja dulu hal itu tidak terjadi pada dirinya, mungkin dia tidak akan melewati masa sulit itu. Tapi walau bagaimanapun, apabila hal tersebut tidak terjadi. Shani tidak akan pernah bertemu dengan Zee, sekarang Zee lah alasan Shani untuk menjalani hidupnya.

"Mami, nanti Zee sekolah dimana?" tanya Zee

"Kamu sekolah di sekolah yang sama kaya Christy sayang."

"Loh, kok sama kaya dia sih Mi"

"Itu kan sekolah Mami dulu Zee, bagus kok"

Zee pun menghembuskan nafas pelan, kalau berdebat dengan Maminya pasti dia akan kalah.

"Iyadeh Mi, Zee ngikut aja."

Shani POV

Shani POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🚀

🚀

🚀


Zee you

TBC

OUR HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang