"Selamat pagi para Pahlawan, apakah tidur kalian nyenyak?" sapa seorang pria paruh baya dengan busur di punggungnya.
"Tidur kami sangat nyenyak, Tuan," jawab Alvin mewakili kelima temannya.
Pria paruh baya itu tersenyum. "Baiklah, sebelumnya perkenalkan nama saya Roan, petualang yang melaporkan keganjilan monster Nox Valley wilayah luar. Saya yang akan memandu Pahlawan sekalian ke pintu masuk Nox Valley."
"Terima kasih Tuan Roan untuk kerja samanya, ijinkan kami memperkenalkan diri juga. Saya Alvin, ketua tim ini.
Remaja di samping saya ini namanya Oscar, sedangkan yang di sana adalah Peter."
"Halo, Tuan Roan!" sapa Oscar dengan semangat. Mungkin karena tidur nyenyak semalam, pagi ini dia tidak banyak menguap lagi.
Berbeda dengan Peter yang berada di sampingnya, dia hanya menganggukkan kepala.
"Saya Erina, mohon kerja samanya," sapa Erina dengan sopan.
"Halo Tuan! Saya Gishel, seorang Fire Mage. Sedangkan yang mukanya selalu kusut ini adalah Irene--pengguna racun," ujar Gishel sembari merangkul pundak Irena di sampingnya, sedangkan yang dirangkul memutar matanya malas.
"Tuh kan! Benar apa kata saya!"
Dengan begitu, mereka pun dipandu oleh Roan menuju pintu masuk Nox Valley.
Meskipun dinamakan pintu masuk, namun pada kenyataannya itu hanyalah dua batu besar yang berdiri bersebelahan dalam jarak sekitar sepuluh meter. Orang-orang dulu menggunakan batu ini sebagai patokan, sehingga sampai sekarang dua batu itu dikenal sebagai pintu masuk Nox Valley.
"Saya hanya akan mengantar Pahlawan sekalian sampai disini, mohon berhati-hatilah karena di sana berbahaya," pesan Tuan Roan di depan pintu masuk.
"Tidak masalah, Tuan. Malahan kami yang berterima kasih, karena telah mengantar kami kemari."
"Haha bukan masalah, itu sudah menjadi tugas saya. Maka saya akan menunggu di sini, Tuan dan Nona Pahlawan."
Setelah itu hanya tim enam orang Pahlawan yang memasuki Nox Valley.
Lembah ini tidak seperti lembah lainnya yang vegetasinya subur. Di sini tanahnya kering dan minim vegetasi, kalaupun ada maka tumbuhan itu layu atau kering.
Nox Valley banyak dikelilingi bebatuan besar daripada bukit ataupun pegunungan. Di wilayah tertentu, terdapat beberapa gua besar yang menjadi wilayah Brown Spider. Dinamai Brown Spider, karena memang mereka memiliki kulit berwarna cokelat tua.
Menurut catatan, monster-monster itu memiliki wilayah masing-masing, yang tidak akan mengusik wilayah monster lain. Namun, apabila seperti yang dilaporkan. Yang mana para monster itu keluar wilayah sendiri dan malah mengganggu monster lainnya, itu memang kejadian yang janggal.
Masuk lebih dalam lagi, akhirnya mereka menemui salah satu spesies monster wilayah luar Nox Valley.
Itu adalah monster mirip kelabang di dunia mereka dulu, hanya saja ukuran panjangnya mencapai tujuh meter.
Mereka berenam datang kesini bukan tanpa persiapan. Mereka telah membaca banyak catatan mengenai Nox Valley dan monster di dalamnya. Stategi pun juga sudah direncanakan.
"Gishel!"
Bersamaan dengan seruan Alvin, sebuah bola api besar menghantam monster. Sihir tersebut datang dari Gishel, yang memiliki atribut api.
Oscar yang telah berlari ke tempat monster itu dengan kapaknya tiba-tiba saja berhenti.
"Kenapa kau tidak menyerangnya, Oscar?!" tanya Alvin karena seharusnya Oscar menyerang monsternya setelah serangan dari Gishel.
KAMU SEDANG MEMBACA
End to Start: Their Life in Aelatras
FantasíaSejarah adalah tentang apa yang telah terjadi. Namun, buku yang menuliskan sejarah dapat dimanipulasi. Kebenaran hanya dapat diakses oleh beberapa orang. Sembari menyembunyikan, orang-orang itu juga menyusun rencana besar. Mereka yang awalnya bukan...