17: Meet again after death

7 2 0
                                    


Di depan kediaman Superbia. Di sana telah jatuh dalam keheningan yang aneh. Para penjaga yang masih berdiam di tempat dan Lione yang bengong di depan tiga orang yang senantiasa memegang tangan orang di tengah.

Ia tidak terkejut dengan kedatangan seseorang melalui teleportasi. Karena ia tahu sebelumnya bahwa Tuan muda pertama Keluarga Notte tersebut meletakkan batu teleportasi di depan manor sebagi titik awal.

Batu teleportasi—batu yang dapat memindahkan penggunanya menuju tempat yang diinginkan, penggunaannya harus sepasang. Yang mana satu diletakkan di titik awal dan yang lainnya dibawa oleh pengguna.

Ia tak asing dengan batu ini, karena dialah yang menciptakannya. Hanya dengan sepasang batu kecil, bisa memindahkan pengguna dan orang yang dibawa ke tempat tujuan. Hal ini sangat praktis, karena tidak perlu lagi banyak susunan lingkaran sihir dan array rumit untuk menggunakan sihir teleportasi.

Dengan batu khusus yang diperoleh dari kedalaman Pegunungan Timur sebagai media, hal yang perlu dilakukan adalah mengukir rune pada batu tersebut. Dan rune yang perlu diukir di sana, telah disederhanakan olehnya. Bahkan para manusia itu belum mengetahui hal ini.

Metode tersebut berhasil dilakukan berkat bakatnya, sehingga dapat menemukan bahwa batu berwarna biru yang mirip kristal itu memiliki sifat alami yang kompatibel dengan sihir spasial.

Kembali ke situasi sekarang, suara kekanak-kanakan memecah keheningan.

"Hei! Kenapa sih kalian berdua?! Lepaskan tanganku!"

Dengan ucapan Gabriel, mereka semua terutama dua orang pelaku yang dimaksud Gabriel pun tersentak. Dua orang tersebut langsung melepaskan cengekeraman cakar mereka dari tangan mungil milik Gabriel.

"Aduh! Tanganku yang cantik. Hei! Lihat apa yang kalian perbuat!" teriaknya pada kedua orang pelaku seraya menunjukkan kedua tangannya yang merah.

"Ah maafkan kakak, Gabriel. Karena terlalu terburu-buru, kakak sampai tidak memperhatikan kekuatan yang kugunakan," ucap Thristan dengan nada bersalah.

Mendekat pada adiknya, Thristan mengelus tangan Gabriel yang memerah. "Akan kakak obat—"

"Siapa kalian?!"

Hampir saja dua kakak beradik itu lupa akan seseorang yang 'terbawa' oleh mereka.

Mengalihkan pandangan pada orang asing tersebut, Thristan memiliki mata berbahaya. Para penjaga yang tadinya berdiam diri di tempat masing-masing kini mulai mengelilingi pemuda asing yang sudah mengacungkan pedangnya.

Lione, yang telah ditugaskan oleh ayahnya untuk menjaga keamanan tempat ini tentunya tak dapat diam saja.

"Siapa orang ini, Tuan muda Thristan? Ia bersama anda, saya kira dia orang pihak anda."

"Hem~ Salahku, Escanor kecil. Aku tidak mengenalnya, tapi tentunya ia cukup berbahaya untuk kita karena berasal dari Kuil."

Semua orang di sana tersentak. Jika tidak Thristan katakana, mereka tidak akan tahu siapa dan darimana tamu yang tiba-tiba muncul tersebut.

Pasalnya, pemuda asing itu tak memiliki lambang Kuil pada pakaiannya.

"Kuil?! Bagaimana bisa—penjaga! Kuperintahkan kalian untuk menangkap manusia itu hidup-hidup!" perintah Lione pada para penjaga di sana.

Hal ini benar-benar tak dapat Lione biarkan. Ada seseorang dari Kuil yang memasuki teoriti ayahnya, jadi ia mengerahkan penjaga yang ada dan dirinya sendiri untuk menangkap orang Kuil tersebut. Tak akan ia bunuh terlebih dahulu, karena pasti akan lebih berguna ketika ditangkap hidup-hidup.

End to Start: Their Life in AelatrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang