Ruangan ini cukup besar, di dalamnya juga cukup banyak orang, mungkin sekitar lima puluhan. Suara gaduh yang tadi terdengar kini tidak ada lagi, sunyi, dan udaranya ... agak tegang.
Dari balik tirai, dapat didengar dengan jelas suara seseorang di luar sana. Suara yang tenang dan bermartabat, dengan bahasa yang sangat asing di telinga Alvin, namun anehnya dia dapat memahami apa yang dikatakan.
Waktu pertama kali bertemu dengan orang asli dunia ini, karena masih belum benar-benar kembali sadar setelah situasi hidup dan mati, ia belum menyadarinya. Ternyata orang-orang yang waktu itu ataupun sekarang menerapkan sihir penerjemah, memungkinkan mereka yang bukan berasal dari sini dapat paham pada apa yang dibicarakan.
Dan sekarang ini, mereka berada di belakang tirai untuk menunggu nama masing-masing dipanggil.
Salah satu orang berseragam layaknya prajurit menghampiri salah satu dari mereka berlima belas, membawa ke atas panggung.
"Calon pahlawan pertama kita! Bakat Physical--Warrior! Oscar! Tawaran dimulai dengan satu juta empat ratus emas! Silahkan membuat penawaran!"
Ya, benar... mereka dilelang.
.
.
"Hiks ... aku takut ... hiks hiks ... ." Clara, gadis yang berada di pelukan temannya terisak.
"Sstt ... tenanglah, tidak perlu takut ... kita masih ada di sini," kata Bella menenangkan gadis kecil penakut itu. Tangannya tak berhenti mengusap punggung yang meringkuk di pelukannya.
"Ta— tapi kita akan dijual hiks."
"Aku bakat sihir ... waawaa aku tidak ingin berpisah dari Bella!" Satu lagi gadis merengek yang bersandar di bahu kirinya. Tak cuma Bella, Erina pun juga tengah menenangkan Gishel yang tak bisa diam karena kemungkinan besar mereka akan berpisah.
Sehari yang lalu, orang-orang yang mengaku dari Aliansi membawa sebuah alat pada mereka. Alat itu terbuat dari batu berwarna putih, entah apa nama alat itu, tapi diketahui bahwa dapat membangkitkan bakat dari orang asing, yaitu mereka.
Hal-hal tentang dunia ini, Aliansi, pelelangan, dan kecenderungan prioritas telah mereka ketahui pada hari itu juga.
Orang-orang itu menjelaskan bahwa kini mereka berada di sebuah benua bernama Aelatras, benua yang berisi monster dan manusia. Dua pihak ini saling bermusuhan sejak dahulu kala. Maka dari itu, untuk membangun kekuatan, manusia mendirikan sebuah aliansi yang dinamakan Tiga Pilar.
Dikatakan demikian, karena aliansi ini terdiri dari tiga kekuatan besar. Tiga kekuatan tersebut yakni Kekaisaran, Akademi Sihir, dan Kuil.
Kekaisaran Andras, kekaisaran manusia satu-satunya di Benua Aelatras. Akademi Sihir juga satu-satunya tempat di mana manusia-manusia berbakat berkumpul dan dibudidayakan. Karena faktanya, dunia sihir tinggi ini kekurangan manusia yang memiliki kemampuan atau mereka menyebutnya sebagai 'bakat'.
Lalu yang terakhir adalah Kuil. Kuil ini tidak mengajarkan ajaran agama seperti halnya di bumi mereka dulu. Bisa dibilang bahwa orang-orang yang tergabung di dalamnya mempercayai adanya kekuatan dan berkah suci. Mereka mengklaim bahwa kekuatan suci atau yang juga disebut sebagai kekuatan cahaya--yang diberikan pada manusia-manusia terpilih--tidak sama dengan sihir. Kekuatan ini begitu mulia dan dapat mengusir kegelapan. Sehingga seseorang yang memiliki bakat cahaya dianggap sangat spesial.
Lalu mengenai para 'pahlawan' dari dunia lain yang dipanggil oleh Aliansi. Ternyata bukan hanya sekali ini saja, sebelumnya telah ada orang-orang dari dunia mereka yang ditarik ke dunia ini. Untuk keberadaan pendahulu mereka, sudah tidak ada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
End to Start: Their Life in Aelatras
FantasiSejarah adalah tentang apa yang telah terjadi. Namun, buku yang menuliskan sejarah dapat dimanipulasi. Kebenaran hanya dapat diakses oleh beberapa orang. Sembari menyembunyikan, orang-orang itu juga menyusun rencana besar. Mereka yang awalnya bukan...