7. Sepiring Berdua

44 5 8
                                    

"Nevan, Nessa kalian berangkat sekarang?" tanya Shilla kepada kedua anak kembarnya.

"Iya, Ma!" sahut keduanya kompak.

"Hati-hati naik motornya," pesan Shilla. Zafran tengah berada di luar kota karena mendapat job untuk meliput suatu peristiwa. Maklum, jurnalistik pro ya gini. Biasanya Nevan dan Nessa diantar oleh Zafran menggunakan mobil.

"Ma, Nessa bareng sama Andra boleh, kan?" izin Nessa. "Andra udah on the way kesini soalnya,"

"Iya boleh, Nes!" ucap Shilla sambil tersenyum.

"Loh?" Nevan mulai protes.

"Kenapa, sih?" kata Nessa sebal karena dapat menebak apa yang terjadi selanjutnya.

"Nevan berangkat sendirian dong?" tanya Nevan sambil sedikit merengek.

"Ya nggak apa-apa, lah! Lagian kalo gue bareng Lo juga itungannya sama aja karena Lo yang boncengin gue. Kecuali kalo emang Lo nggak bisa baca motor!" cerocos Nessa.

"Ma, Nevan nggak mau berangkat sendiri!" protes Nevan.

"Gue udah gede!" elak Nessa. "Lo ajakin Bulan berangkat bareng aja sana!"

"Nggak mau!" tolak Nevan.

"Nevan dengerin Mama!" ucap Shilla tegas. "Kak Nessa juga mau nikmatin hidup dia sendiri. Kalian udah sama-sama remaja sekarang. Nevan bilang kalo kak Nessa sama Andra pasti aman, kan?"

"Tapi, Maaaa," rengek Nevan.

"Ssttt! Jangan gitu, sayang!" tegur Shilla.

"Iya deh, Ma!" sahut Nevan akhirnya. Sementara Nessa tersenyum penuh kemenangan.

***

Nevan memarkirkan motornya di tempat parkir motor dengan hati-hati. Setelah memastikan motornya rapi dan tidak menghalangi motor yang lain, remaja laki-laki itu berjalan menuju kelasnya, 12 MIPA 3.

Sepanjang Nevan berjalan, lelaki itu mengernyit heran. Sebab, orang-orang yang di lewatinya memandangi Nevan dengan aneh. Bahkan tak sedikit dari mereka menahan tawanya agar tak menyembur. Walaupun begitu, Nevan memilih untuk bersikap bodo amat dan melanjutkan langkahnya.

Nevan memasuki kelasnya seperti biasa, tapi teman sekelasnya termasuk Andra tertawa kencang. Nevan tentu saja makin bingung karenanya.

"Nevan," panggil Bulan ragu-ragu. Perempuan ini pengen ketawa tapi dia nggak mungkin ketawain Nevan.

"Kenapa?" tanya Nevan setenang mungkin.

"Ituuu," Bulan menunjuk ke arah kepala Nevan. "Nevan masih pakai helm,"

Nevan langsung tersentak kaget. Wajahnya memerah karena malu. Cowok itu buru-buru melepaskan helm yang masih berada di kepalanya kemudian berjalan ke bangkunya dan meletakkan helm miliknya di bawah mejanya.

"YA AMPUN, NEVAN! LO KENAPA, SIH? PLEASE DEH GUE NGAKAK! HAHAHAHA!" Andra tertawa kencang. Nessa hanya bisa menegur Andra dengan suara pelan. Sementara Nevan hanya bisa diam dengan muka memerah menahan malu.

"Andra jangan gitu, dong! Nevan nggak biasa bawa motor, jadinya nggak papa kalo lupa! Jangan ledekin Nevan!" kata Bulan tak suka.

"Iya iya! Maaf!" sahut Andra mengalah.

"Udah Nevan! Nevan jangan malu lagi! Nggak papa, Nevan!" Bulan menenangkan Nevan yang masih menunduk malu. "Jangan diem aja, Nevan!"

GEMILANG REMBULAN (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang