15. Can't Be Far

69 5 18
                                    

Nevan turun dari mobil yang di kendarainya. Cowok itu sudah memakai pakaian yang rapi padahal hanya untuk menemui Bulan. Bahkan, cowok itu mempertaruhkan harga dirinya untuk meminta parfum sang Papa yang menjadi rahasia Mamanya selalu nempel dengan Papanya.

Remaja laki-laki itu menetralkan nafasnya sebelum turun dari mobilnya. Setelah dirasa siap, Nevan mengambil beberapa hadiah di jok belakang mobilnya. Dengan penuh keyakinan, Nevan berjalan ke halaman rumah Bulan dan mendapati Barra.

"Mas!" panggil Nevan.

"Woy, Van! Gue denger Lo habis sakit. Gimana keadaan Lo sekarang?" tanya Barra basa-basi.

"Alhamdulillah, udah sehat, Mas!" balas Nevan sambil menggaruk tengkuknya salah tingkah. Barra tersenyum miring melihat kelakuan Nevan. Barra mengamati penampilan Nevan yang begitu rapi.

"Mau ketemu Bulan?" tanya Barra sambil tersenyum geli.

"I-iya, Mas!" balas Nevan gugup. "Bulan ada, Mas?"

"Ada, Gue panggilin bentar!" kata Barra. "Good luck, bro!"

"Makasih, Mas!" balas Nevan makin gugup sekarang. Nevan hanya mondar-mandir sembari menunggu kehadiran Rembulan.

***

"Ada apa, Nevan?" tanya Bulan berusaha biasa saja seperti apa yang dikatakan Nessa dan Andra.

"Biasa aja, Lan! Agak jual mahal dikit!" begitu saran Nessa.

"Eh, Lan! H-hai!" sapa Nevan gugup. "Duduk, yuk! Gu-gue mau ngomong!"

Bulan hanya mengangguk menurut. Jujur, Bulan ingin melontarkan berbagai macam ungkapannya yang tertahan selama beberapa hari ini. Tapi Bulan masih menuruti apa yang di intruksikan Nessa dan Andra.

"Kenapa, Lan?" tanya Nevan membuka obrolan. "Kenapa Lo cuekin gue beberapa hari ini?"

"Bulan kecewa sama omongan Nevan ke Bulan." balas Bulan cepat.

"Oke. Sorry for that! Tapi jujur, gue nggak bermaksud gitu, Lan!" balas Nevan membuat Bulan terdiam menyimak apa yang cowok itu katakan.

"Sepi banget nggak ada Lo, Lan!" lanjut Nevan lagi. "Gue emang nggak suka sama lo yang berisik, banyak nanya, bawel, Lo yang hobi gangguin gue pas ngerjain soal latihan."

"Tapi satu hal yang paling gue benci dari Lo, Lan!" lanjut Nevan.

"Apa?"

"Gue benci Lo yang menjauh dari gue, Lan!" balasan Nevan membuat Bulan terdiam seketika. Gadis itu tentu saja merasa bersalah.

"Jangan kayak gini, Lan! Jujur, gue makin ngerasa nggak bisa jauh dari Lo!" kata Nevan lagi. "Lo itu bagaikan nyawa di cerita kehidupan gue, Lan!"

"Setelah beberapa hari Lo ngilang dari jangkauan gue, gue makin yakin kalau gue kangen banget sama Lo." Nevan mulai berani mengatakan apa yang dirasakannya.

"Gue kenal sama Lo bukan cuma setahun dua tahun, Lan! Gue rasa kita emang di takdirin buat saling melengkapi satu sama lain."

Bulan mulai berani menatap ke arah Nevan. Jujur, Bulan benar-benar gugup sekarang. Nevan yang dihadapannya kali ini tampak sangat serius.

"Gue sadar ternyata gue sesayang ini sama Lo, Lan! I love you very much!" perkataan itu dengan lancar meluncur dari mulut Nevan membuat Bulan terdiam seketika.

GEMILANG REMBULAN (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang