10. Menjauh

46 5 22
                                    

Sudah sekitar tiga bulan lebih semenjak Shilla dan Zafran mengumumkan akan adanya calon anggota keluarga baru di keluarga mereka. Selama itu juga Nevan menarik diri dari keluarganya sendiri. Remaja laki-laki itu lebih suka menyendiri dan makin pendiam.

Nevan yang sekarang tidak akan bermanja-manja dengan Mama dan kakaknya. Cowok itu lebih suka berdiam diri di kamarnya, mungkin hanya meladeni pesan dari Bulan dan mengerjakan buku latihan soal.

"Van, sekolah!" panggil Nessa dari balik pintu kamar Nevan. Nevan tak menjawab dan hanya berjalan melewati Nessa begitu saja.

"Sampai kapan, Van?" keluh Nessa sambil menghela nafas.

"Nggak tahu," sahut Nevan singkat. Nessa memilih mengalah dan berjalan duluan ke ruang makan dimana Shilla dan Zafran sudah menunggu.

***

"Baby-nya udah nendang, Zaf! Kenceng banget!" pekik Shilla bahagia.

"Beneran, Shill?" ucap Zafran senang, Shilla mengangguk dan menarik tangan Zafran untuk menyentuh perutnya yang buncit.

"See?" kata Shilla sambil tersenyum bahagia.

"Wow! Kuat banget kamu, Nak! Sehat-sehat, ya!" ucap Zafran. "Kak Nessa sini, deh! Adeknya udah mulai nendang, nih!"

"Nessa mau pegang, Pa!" seru Nessa senang. "Hai, baby! Ini Kakak Nessa!"

"Aduh! Kenceng banget! Kayaknya dia ngerti kalo ada kakaknya yang nengok, nih!" ucap Shilla sambil tertawa.

"Nggak sabar pengen adeknya cepet keluar!" ucap Nessa.

"Doain adeknya sehat ya, kak!" ucap Zafran. Nevan hanya memandangi ketiga anggota keluarganya yang tampak amat senang. Belum lahir saja sudah begini, gimana kalau sudah? Nevan benar-benar cemburu dengan bayi itu.

"Eh, Kak Nevan nggak mau megang adeknya?" tanya Zafran. Kak Nevan? Sungguh, Nevan belum terbiasa dengan panggilan itu. Hanya Arga dan Gia yang memanggilnya demikian. Dirumah ini dia tak pernah menjadi kakak.

"Nggak," sahut Nevan cepat. "Nevan mau berangkat sekarang!"

"Nggak bareng sama Papa?" tanya Shilla. "Sarapan dulu!"

"Berangkat sendiri aja. Nevan masih kenyang, Ma!" jawab Nevan sambil menyalami tangan Papa, Mama, dan Kakaknya.

"Hati-hati!" pesan Zafran.

"Assalamualaikum," pamit Nevan.

"Waalaikumusalam,"

***

Bulan mengamati Nevan dengan pandangan aneh. Teman sebangkunya itu makin hari makin jarang senyum saja. Padahal itu kan hal paling membahagiakan bagi Bulan.

"Van, sarapan!" itu suara Nessa yang menaruh sebuah kotak bekal di depan Nevan.

"Gue kenyang, kak!" tolak Nevan.

"Ntar asam lambung Lo kumat!" kata Nessa khawatir.

"Gue bisa jaga diri sendiri," jawab Nevan membuat Andra, Bulan, dan Nessa berpandangan satu sama lain. Andra akhirnya mengajak Nessa duduk di bangku mereka.

GEMILANG REMBULAN (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang