"Gue balik, Ndra!" pamit Nevan pada Andra ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Nevan memang sudah keluar sejak pukul empat tadi. Kedua remaja lelaki itu habis janjian buat nongkrong di warung kopi yang tentu aja tanpa sepengetahuan Nessa.
"Hati-hati, bro!" ucap Andra. "Jangan lupa salamin ke ayang Nessa sama calon mertua, yak!"
"Hm," sahut Nevan. "Salam buat Om Adnan, Tante Dena, sama Arga juga."
"Yoih!"
***
"Nevan udah pulang, sayang?" tanya Shilla lembut.
"Udah, Ma." balas Nevan singkat.
"Pasti belum makan malam, kan?" tanya Shilla yang dibalas gelengan oleh Nevan.
"Yaudah, makan gih! Mama masak semur jamur kesukaan Nevan." ujar Shilla sambil tersenyum.
"Maaf, Ma. Nevan udah kenyang. Nevan mau ke kamar aja!"
"Tapi Mama masak lumayan banyak Lo! Tinggal kamu doang yang belum. Nanti sakit!" bujuk Shilla.
"Tapi Nevan beneran kenyang, Ma!" tolak Nevan agak kesal kemudian melangkah pergi ke kamarnya.
"Udah, Ma! Nanti biar Nessa yang ngomong ke Nevan!" Nessa mengusap bahu Nessa kemudian menuntun Mamanya untuk duduk di sofa.
"Nevan belum makan, Nes! Mama takut asam lambung Nevan kambuh!" ucap Shilla khawatir.
"Iya, Ma! Nessa paham. Nanti biar Nessa yang bujuk Nevan, ya?" kata Nessa kemudian disetujui oleh Shilla.
***
Nessa melangkah menuju kamar Nevan. Akhir-akhir ini Nessa membenci situasi yang menimpa Nevan. Kalau boleh jujur, Nessa lebih memilih Nevan yang amat menyebalkan ketika bermanja-manja dengannya daripada Nevan sekarang yang amat susah disentuh.
"Lo nggak mikir apa? Gimana perasaan Mama yang udah capek-capek masak, tapi Lo tolak gitu aja! Mama itu lagi hamil, Van! Hamil adek kita!" omel Nessa sebal.
"Tapi gue beneran kenyang, kak!"
"Ya Lo hargain dikit Mama kenapa, sih? Nggak perlu ambil banyak makanan. Cukup buat kelihatan makan masakan Mama aja gue yakin Mama bakal seneng!" lanjut Nessa.
"Oke. Maaf gue salah!" kata Nevan sembari hendak menutup pintu kamarnya namun ditahan oleh Nessa.
"Gue belum selesai ngomong! Masih banyak yang harus gue omongin sama Lo!" ujar Nessa.
"Ngomong apa? Udah deh kak! Gue nggak apa-apa. Gue baik-baik aja! Stop perlakuin gue kayak anak kecil! Please!" mohon Nevan walaupun sebenarnya jauh di lubuk hatinya dia masih menginginkan segala kasih sayang itu.
"Lo itu kenapa sih, Van?" tanya Nessa dengan lirih. "Gue tahu ada yang nggak beres sama diri Lo! Gue mau Lo cerita ke gue. Gue kakak Lo! Dari dalam rahim Mama gue bareng sama Lo. Cerita ke gue, Van! Jangan simpen semuanya sendiri!"
"Lo nggak perlu repot-repot!"
"Repot Lo bilang?" Nessa tertawa sarkas. "Gue nggak pernah merasa terbebani sama Lo! Justru dengan Lo yang menjauh kayak gini malah bikin gue bingung!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMILANG REMBULAN (✔️)
Ficção AdolescenteSpin Off Disparate ~Blurb Kemana pun Nevan melangkah pasti ada Bulan yang selalu ada di sisinya. Menanyakan berbagai macam hal dari yang penting sampai tak masuk akal. Bulan dengan energi full tak pernah lelah tersenyum di sandingkan dengan Nevan ya...