Tak ada yang sanggup Nevan lakukan selain berbaring dia atas kasurnya. Sejak pulang sekolah tadi, remaja laki-laki itu memilih untuk mengistirahatkan badannya. Namun, nyatanya tak ada perubahan yang Nevan rasakan. Malahan Nevan merasa badannya makin remuk.
Nevan terbangun dari tidurnya, kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Nevan mengernyit heran, sebab tak ada notifikasi masuk dari Rembulan. Biasanya, gadis itu akan menghujani room chat mereka dengan berbagai topik obrolan, tapi tidak untuk kali ini.
Apa Bulan benar-benar tersinggung karena perkataan Nevan tadi? Berbagai macam spekulasi muncul di benak Nevan. Lelaki itu tiba-tiba merasa amat gundah.
Entahlah, Nevan tak suka Bulan yang banyak bicara tapi Nevan lebih tak suka jika Bulan membentangkan jarak diantara mereka berdua seperti saat ini.
Lelaki berhidung mancung itu hendak mengetikkan pesan untuk Bulan namun akhirnya Nevan mengurungkan niatnya dan memilih untuk kembali mengistirahatkan badannya.
***
Nessa berjalan menuju kamar Nevan sambil membawakan semangkuk bubur hangat, teh manis, serta obat yang telah disiapkan oleh Mamanya. Gadis itu dengan perlahan membuka pintu kamar Nevan yang memang tak terkunci.
Nevan tersenyum sekilas melihat Nevan yang terlelap di balik selimutnya dengan posisi membelakangi Nessa. Kemudian, Nessa duduk di pinggir ranjang Nevan sambil mengelus pelan punggung adik kembarnya.
"Nevan, makan yuk! Abis itu minum obat!" kata Nessa pelan sambil sedikit menggoyangkan tubuh Nevan.
"Nevan! Ayo kak Nessa suapin!" ucap Nessa lagi. "Sambil main pesawat-pesawatan!"
Namun, Nevan sama sekali tak menggubris Nessa. Nessa yang masih penasaran kemudian bergerak hendak mencubit pipi adiknya. Namun, gadis itu terkejut bukan main karena suhu badan Nevan jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
"Van!" suara Nessa mulai berujar panik. Rambut hitam Nevan sudah basah oleh peluh. Nessa menghadapkan tubuh Nevan ke arahnya.
Gadis itu langsung ingin menangis saat itu juga. Nessa dihadapkan dengan kondisi Nevan. Bibir Nevan bergetar kedinginan dan mulai membiru. Mata Nevan masih terus terpejam namun tak ada ketenangan dalam tidurnya. Nevan tampak sangat gelisah.
"Sshhh! Sakit!" rintih Nevan membuat Nessa tambah panik.
"MAMA! PAPA! TOLONGIN NEVAN!" teriak Nessa memecah ketenangan di rumah sore itu.
***
Zafran dan Shilla langsung bergegas ke kamar Nevan mendengar teriakan Nessa. Suami istri itu panik setengah mati.
"Nevan kenapa, kak?" tanya Shilla panik. Perempuan itu langsung duduk di sisi ranjang Nevan.
"Nevan!" panggil Shilla sambil menepuk pipi Nevan pelan. "Bisa denger Mama, nak?"
Nevan tak merespon. Lelaki itu hanya bisa merintih kesakitan. Jangankan menjawab panggilan sang Mama, untuk membuka matanya saja terasa berat.
"Nevan! Sadar, sayang!" seru Zafran sambil berbisik di telinga Nevan.
"S-sakit!" ucap Nevan susah payah dengan bibirnya yang membiru.
"Apa yang sakit, sayang? Bilang ke Mama!" pinta Shilla. Sungguh, Shilla benci situasi saat ini. Kenapa hal ini harus terjadi lagi dalam kehidupan Shilla?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMILANG REMBULAN (✔️)
Teen FictionSpin Off Disparate ~Blurb Kemana pun Nevan melangkah pasti ada Bulan yang selalu ada di sisinya. Menanyakan berbagai macam hal dari yang penting sampai tak masuk akal. Bulan dengan energi full tak pernah lelah tersenyum di sandingkan dengan Nevan ya...