8. Papa's Question

44 3 6
                                    

"Gimana dong, Zaf? Anak-anak udah pada gede," kata Shilla cemas.

"Tapi kan belum pasti, Shil! Kamu juga belum nge-test pake testpack kan?" ucap Zafran menenangkan.

"Tapi aku udah dua bulan ini nggak dapet, Zaf! Nggak mungkin juga tutup pabrik. Aku masih umur tiga puluh delapan," ujar Shilla lagi. "Lagian kamu, sih! Kenapa nggak pake pengaman, sih!"

"Shilla, sayang! Kalo memang Tuhan kasih titipan lagi, ya mau nggak mau kita harus terima. Anak itu rezeki, Shil!" nasehat Zafran sambil mengelus punggung istrinya.

"I know, Zaf! Tapi gimana sama Nessa dan Nevan? Mereka belum tentu mau punya adik lagi. Mereka udah remaja sekarang! Kamu nggak lihat gimana sifat Nevan? Anak itu udah terbiasa sama perhatian penuh dari kita!"

"Itu berarti, saatnya Nevan berusaha paham akan situasinya. Nggak selamanya dia bisa kayak gitu, ada saatnya dia harus tumbuh sebagai pria dewasa!" kata Zafran.

"Tapi---,"

"It's okay. Lagian belum pasti, kan? Habis ini aku coba ngobrol sama anak-anak, ya? Aku basa-basi dikit nyinggung hal ini. Oke?" kata Zafran meyakinkan. Shilla akhirnya mengangguk setuju.

***

Nevan keluar dari kamarnya setelah satu jam lebih berkutat dengan buku latihan soal favoritnya. Remaja lelaki itu mendapati kakak kembarnya yang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton sebuah reality show.

Nevan dengan senyum lebarnya merebahkan badannya dengan posisi kepala di paha Nessa. Nessa pun berdecak kesal dengan kelakuan adiknya.

"Apaan, sih! Berat tau!" Nessa berusaha menyingkirkan kepala Nevan dari pangkuannya.

"Nggak mau!" Nevan merengek sambil menahan tangan Nessa agar tak menyingkirkan kepalanya. "Mau sama kakak!"

"Inget umur!"

"Gue tetep adek Lo! Masa nggak boleh?" protes Nevan tak suka.

"Ckk! Ganggu aja Lo!" ujar Nessa tak kalah kesal. Perempuan itu akhirnya membiarkan Nevan bertindak semaunya kemudian langsung memasang muka cemberut membuat Nevan ikutan terdiam.

Zafran dan Shilla yang baru saja keluar dari kamar langsung menghampiri kedua anak kembarnya setelah mendengar keributan.

"Ada apa? Kok Mama denger ada yang ribut," tanya Shilla sambil duduk di dekat Nevan. Zafran pun juga ikut duduk di sebelah Nessa.

"Tuh! Si Nevan, Ma! Nessa bilang nggak mau! Tapi Nevan maksa buat tidur di pangkuan Nessa. Nessa lagi nggak mau!" ucap Nessa mengadu.

"Kakak gitu doang nggak mau! Keseringan main sama Andra giliran adeknya pengen deketan gini aja marah!" balas Nevan tak terima.

"Udah-udah! Sini Nevan tiduran di paha Mama!" ucap Shilla melerai. Nevan mengangguk kemudian pindah ke pangkuan Shilla.

"Mama baik kayak dewi, kalo kak Nessa kayak kuntilanak!" Nevan meledek Nessa karena kesal.

"PAAA! NEVAN NAKAL!" Nessa mengadu pada Zafran di dekatnya. Zafran hanya terkekeh pelan sambil membelai lembut rambut Nessa.

"Jangan gitu sama kakak, Van! Nggak baik!" tegur Zafran sambil tersenyum sabar. "Ngerti, jagoan?"

"Iya, ngerti Papa!" Nevan mengangguk paham. "Maaf, kak Nessa!"

Nessa masih memandang Nevan dengan jengkel. Namun Zafran memberikan kode kepadanya untuk memaafkan Nevan.

GEMILANG REMBULAN (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang