Semalam, setelah Nevan pergi begitu saja dari hadapan Bulan dan pulang kerumah cowok itu mengurung dirinya di kamar. Zafran juga diam-diam memantau putranya itu dengan cara mondar-mandir di depan kamar Nevan.
Nevan akhirnya menampakkan batang hidungnya. Zafran yang melihat Nevan keluar dari kamar sedikit terkejut, begitu pula Nevan. Namun keduanya sama-sama stay cool.
"Sarapan!" ucap Zafran datar.
"Kenyang!"
"Nanti sakit!"
"Biarin!" ujar Nevan sambil mendahului Zafran.
"Ngambek?" Zafran mengikuti Nevan dari belakang.
"Nggak!"
"Oh, ya?" sindir Zafran namun Nevan tak menjawab lagi ucapan Papanya.
"Sarapan, Van!" itu suara Nessa.
"Kenyang!" balas Nevan membuat Shilla mengulum senyumnya dan menghampiri Nevan.
"Beneran nggak mau makan?" Shilla beranjak merapikan rambut putranya yang sedikit basah.
"Nggak, Ma!" balas Nevan lembut.
"He's sulking, Pa! Kayaknya ngambek ke Papa sama Nessa!" bisik Nessa pada Zafran.
"Katanya udah gede ya, kak? Masih ngambek juga ternyata!" Zafran balas berbisik membuat Nessa terkikik geli.
"Nevan okay?" tanya Shilla lembut.
"Okay, Ma!"
"Beneran, sayang?" Shilla meraba kening Nevan. "Badan Nevan anget, lho! Perut Nevan sakit?"
"I'm okay, Ma!" sahut Nevan walaupun sebenarnya apa yang ditanyakan Shilla adalah kondisinya sekarang. Zafran turut menghampiri putranya itu dan menyentuh kening Nevan.
"Nggak usah sekolah dulu aja!" saran Zafran.
"Nggak! Nevan udah bilang Nevan nggak papa!" tolak Nevan datar.
"Batu!" gumam Zafran kesal.
"Kayak kamu!" balas Shilla tajam membuat Zafran mengalihkan wajahnya karena malu.
"Biar Nessa yang awasin dia di sekolah nanti, Ma, Pa!" kata Nessa.
"Nggak perlu!" ucap Nevan cepat membuat Nessa, Zafran, dan Shilla menghela nafas berusaha sabar.
***
Bulan terdiam memandangi Nevan yang menelungkupkan kepalanya di meja. Bulan masih tak berani menegur Nevan mengingat kemarin Nevan marah kepadanya. Gadis itu hanya mengamati Nevan sambil terdiam."Kenapa?" tanya Nevan sambil tersenyum tipis.
"Nggak papa!" jawab Bulan singkat membuat Nevan mengernyitkan keningnya. Lelaki itu kemudian meraih tangan Bulan dan meletakkannya di pipi kanannya sendiri.
"Lan, gue sakit!" lirih Nevan. Bulan langsung tersentak karena hawa panas menjalar ketika tangannya menyentuh pipi Nevan.
"Nevan, kenapa sekolah kalau sakit, hm?" Bulan mengusap lembut pipi Nevan.
"Nggak tahu. Pengen aja." balas Nevan lemas.
"Nevan kenapa, Lan?" tanya Nessa ikut panik. "Lo sih ngeyel banget! Kenapa nekad sekolah, sih?"
"Jangan bikin gue tambah pusing, kak!" decak Nevan sebal.
"Pulang sekarang!" tegas Nessa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMILANG REMBULAN (✔️)
Teen FictionSpin Off Disparate ~Blurb Kemana pun Nevan melangkah pasti ada Bulan yang selalu ada di sisinya. Menanyakan berbagai macam hal dari yang penting sampai tak masuk akal. Bulan dengan energi full tak pernah lelah tersenyum di sandingkan dengan Nevan ya...