Finally Find You

324 24 1
                                    

Kakinya begitu lemas karena terus diajak berjalan. Ia saja tidak tahu ada di distrik mana hingga ia membaca peta halte bus.

"Myeongdong-gu...berarti aku di distrik Myeongdong...apa sudah jauh dari Naruto?" Baru saja ia akan kembali berjalan, kepalanya terasa pusing. Tubuhnya tiba-tiba terasa lemah dan nafasnya begitu pendek hingga ia memutuskan untuk duduk dan meluruskan kakinya di bangku halte bus yang sedikit dingin.

"Uhuk...uhuk..." Dirinya bingung kenapa tiba-tiba tubuhnya menjadi drop dan butuh istirahat banyak. Lagi-lagi ia memikirkan kekasihnya. Naruto saat ini tak bisa ia gapai, ia merindukan bagaimana pria itu menghangatkan dirinya di saat kedinginan.

Tak sadar air matanya menetes. Ia sangat merindukan kehidupannya yang dulu. Orangtua lengkap, kakak yang menyayanginya dan kekasih hati yang begitu tulus mencintainya. Semuanya kandas karena dua pria itu. Pria yang ingin dia hancurkan hingga tak bersisa.

"Aku benci kalian! Kalian merebut semuanya dariku! Hiksss...hikss... Everything has changed! No one cares! Hikss...hikss..." Ia menangis sejadi-jadinya di halte bus yang sepi itu. Tak ada orang dan tak ada lagi kehidupan di dini hari.

"Menangis lah nak...dunia harus tahu betapa terlukanya dirimu." Matanya yang sembab dan berair melihat siapa yang datang dan duduk di hadapannya. Seorang pria dengan pakaian serba hitam dan wajahnya yang tertutup hoodie dan masker hitam.

"Kau siapa?! Pergi!" Sasuke bahkan tak peduli ia mengeluarkan bahasa kelahirannya di hadapan orang asing. Ia tak peduli.

"Aku hanya seorang pria tua yang ingin mendengar keluh kesahmu. Menangis lah..." Pria tua itu memeluk tubuh mungil Sasuke yang gemetar karena kedinginan dan menangis.

"Semua orang yang ku sayangi pergi karena ku...hiksss...kenapa Tuhan begitu jahat padaku?! Hikss...aku...akulah korban di sini...tapi semua orang yang ku cintai kena imbasnya...hiksss...apa salahku?!" Sasuke menangis hebat di pelukan pria tua. Tak sadar pria itu menitikkan air matanya, ia mengusap kepala yang tak tertutup tudung jaket. Ia memeluk hangat tubuh mungil itu. Matanya melihat perut Sasuke yang besar, ia semakin sedih.

"Kau ibu yang hebat, kalau aku menjadi dirimu...aku takkan sanggup." Tunggu sebentar, Sasuke mengenal suara ini. Aroma pria itu, Sasuke kenal dengan baik. Dengan tangan gemetar ia membuka masker dan tudung hoodie hitam itu.

Matanya terbuka lebar. Ia terkejut dengan sosok yang ada di hadapannya. Mulutnya seakan terkunci dak tak bisa berkata apa-apa, air matanya kembali turun dan menangis keras

"Papaaaaa...hiksss...hikss..." Sasuke meraung di dada ayahnya. Ia akhirnya bertemu sosok berwibawa yang sangat menyayanginya. Ya, Fugaku telah menemukan Sasuke di tempat ini. Ia bahagia bisa melihat bayi manisnya kembali, tangannya terus memeluk hangat tubuh mungil putranya dan memberikan usapan kasih sayang melimpah seorang ayah.

"Bayi kecil papa...kau dingin sekali, sayang..." Tangan Fugaku mengelus wajah putih putranya yang sedikit memucat. Tangan besarnya tertahan oleh jemari lentik yang sedikit kurus itu.

"Papa...papa di sini...aku...senang..." Nafasnya tersengal, pandangannya mengabur dan berakhir tumbang di pelukan ayahnya.

"Sasuke... Sasuke, bangun sayang...anak manis papa...ayo bangun, kau kenapa nak? Sasuke?" Tanpa pikir panjang ia segera menggendong sang putra dan berlari menuju klinik terdekat. Ia tak mau putra dan calon cucunya dalam keadaan bahaya.

Ia begitu beruntung ternyata bisa menemukan rumah sakit kecil di sana. Dokter dan perawat yang berjaga langsung membantu pria paruh baya itu untuk mendorong pasien ke ruang UGD. Fugaku yang tak bisa berbuat banyak karena tak mendapat izin masuk saat pemeriksaan lantas duduk terdiam dan menghubungi seseorang.

Love Behind PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang