Another (1) : Friend

605 49 0
                                    

Note: Judul di atas akan dipakai kembali untuk part/kisah yang berbeda

Sasuke baru saja mendapat kabar kalau dia mengandung kembali. Ino sedang melaksanakan tugas di bangsal lain sehingga ia hanya sendiri. Tak apa, ia selalu menyukai sepi dan berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Sekarang kloter kedua dan aku bahkan hampir bereaksi sama seperti bayi pertamaku. Aku hanya bisa berharap kau tumbuh dengan baik."

Sekarang ia mulai terbiasa, lebih tepatnya ia menerima nasib yang sudah ditakdirkan oleh dirinya. Hanya mengikuti atasan dan jika dilanggar, maka tak segan-segan mereka menyiksa. Ia hanya bisa tersenyum, menertawakan dirinya sendiri.

"Aku bahkan sedikit terbiasa saat ada pria mulai menyentuhku. Benar-benar jalang."

Yang hanya ia ingat, bayi yang dikandungnya adalah salah satu dari tentara negara dan memiliki jabatan yang cukup tinggi. Ia hanya menaikkan bahunya, tak peduli.
.

.

.

.
5 bulan kemudian

Staff rumah sakit sedang sibuk menata ruangan. Sasuke, Sora beserta bayinya berjalan di koridor rumah sakit menatap dekorasi itu dengan pandangan berbeda. Satu dengan pandangan takjub dan satu lagi hanya memandang biasa, tanpa ketertarikan apa-apa.

"Ada apa ini? Kenapa mereka nampak sibuk?"

"Mereka sedang menyiapkan acara penting."

"Acara?"

"Penyambutan dokter baru. Ku dengar dari dokter Shizune ada dokter dari negara sekutu yang dipindah tugaskan ke rumah sakit ini. Aku jadi penasaran siapa dokternya. Bagaimana menurutmu?"

"Aku tak peduli siapa itu. Pasti akan sama saja." Sora hanya tersenyum biasa, ia tahu bahwa temannya ini takkan peduli dengan hal seperti ini. Sora memakluminya.

"Awas!"

Dua staff pria (Beta) yang membawa gulungan karpet hampir saja menjatuhkan gulungan berat itu di samping Sasuke sebelum tubuhnya ditarik Sora dan menangkisnya dengan lengan kirinya. Mereka langsung meminta maaf dan memastikan kedua omega itu baik-baik saja.

"Sekali lagi kami mohon maaf atas keteledoran kami."

"Lain kali berhati-hatilah, ada yang sedang mengandung di sini. Jangan berbuat macam-macam!" Sasuke sedikit terkejut dengan pemuda itu. Ternyata Sora bisa marah juga. Cukup membuat dua pria tadi menunduk takut pergi meninggalkan kedua pemuda manis ini.

"Respons-mu bagus juga. Apa kau pernah ikut kelas bela diri?" Sora sedikit malu dengan pertanyaan itu.

"Ahh...iya, dari kecil aku selalu ikut kelas karate. Ternyata ada gunanya juga di sini..." Jawabnya sambil terkekeh kecil dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
.

.

.

.
Acara pembukaan penyambutan dokter itu berlangsung cukup meriah. Selain penyambutan dokter baru, ternyata acara itu bertepatan dengan festival musim panas. Sekitar rumah sakit dibuat semacam beberapa kedai yang menjual aneka makanan, minuman dan mainan. Para omega di sana juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan orangtuanya hari ini.

Sasuke tak sabar ingin melihat keberadaan kedua orangtuanya, sedangkan Sora sudah menemukan ayahnya dan berbincang hangat di salah satu kedai. Ia benar-benar merindukannya. Ia terus berjalan mencari keberadaan mereka, tak sengaja orang yang melintas menyenggol bahu kecilnya. Ia duga pasti sebentar lagi ia akan terjatuh.

Dugaannya salah. Tubuhnya tak mencium tanah sama sekali, ia bersyukur bahwa ia dan bayinya selamat. Seperti ada orang yang menahan tubuhnya.

"Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?" Pandangan mereka bertemu, hitam dan biru. Fokus mereka seolah terkunci, bahkan mereka tak sadar bahwa mereka menjadi pusat perhatian adegan romantis itu. Lengan mereka bertaut dengan lengan kanan pemuda itu merengkuh hangat tubuh kecil pemuda di bawahnya.

Love Behind PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang