Part 14

4 0 0
                                    

"Kalian berdua ngomongin apa?" Tanya Dea, dia meletakkan kotak yang dipegangnya diatas meja yang ada di balkon

"Jarang banget bisa lihat lo ketawa kayak gitu, kalian ngomong kayak orang yang udah lama kenal," Tambah Dea lagi, dia memutuskan untuk duduk disamping Lily

"Kenapa gue merasa kayak udah tertangkap basah mencuri ya, ah perasaan aneh apa ini," Batin Zean

"Ini kumpulan PC-PC gue, pilih aja yang lo suka," Dea membuka kotak itu dan terlihat banyak PC BTS dari segala era

"Wah," Mata Lily terlihat berbinar, Zean memperhatikannya dan merasa penasaran

"Kenapa banyak banget kertas foto lo, itu lo beli apa di print sendiri?" Tanya Ken yang baru saja keluar dari kamar

Lily dan Dea tertawa mendengar pertanyaan Ken

"Ini official, langsung dari Korea," Jelas Dea

"Mahal? Sampe ga, lima puluh ribu? Atau seratus ribu ikut ongkir?" Tanya Ken

Lagi-lagi Lily dan Dea tertawa

"Jutaan woi, PC gue yang paling mahal itu yang gue gantung diatas TV sepuluh juta," Jelas Dea

"Wah kakak keren banget sampe rela habisin uang buat beli PC, kalo gue lebih fokus beli baju atau casing, PC ga terlalu minat soalnya ga bisa dibawa kemana-mana juga," Jelas Lily

"Jadi lo ga mau nih?" Tanya Dea, bermaksut menggoda Lily

Lily terkekeh, "Mau kak, hahaha"

"Heran gue sama mereka," Bisik Ken, Zean menganggukkan kepalanya setuju

"Lo mau minum apa? Seharusnya gue tawarin lebih cepat, maaf," Ujar Dea, dia merasa tidak enak pada Lily

"Gakpapa kok kak, gue juga belom haus," Jelas Lily, dia kembali asyik memperhatikan PC-PC itu

"Kebawah yuk, gue ada bikin tteokbokki sama jjangmyeon tadi, ga tau rasanya enak atau engga, mau nyoba?" Tanya Dea, Lily menganggukkan kepalanya, mereka segera berlari ke lantai satu

"Kalian berdua kalo mau, ayo!" Ajak Dea

Ken yang sudah merasa sangat lapar menarik Zean

"Lo kenapa narik gue woi," Tanya Zean

"Lo ga laper?"

Zean menghela nafas, dia akhirnya mengikuti Ken kebawah.

"Kalo boleh nanya, orangtua kakak kemana? Daritadi ga kelihatan," Tutur Lily

"Mereka seringan di Aussie, bisnis," Jelas Dea sambil membantu beberapa pembantu menyiapkan makanan

"Huum enak banget kak, kakak jago banget masak," Puji Lily setelah mencoba masakan Dea

"Hhahaha, bener? Gue cuman ngikutin YouTube sih," Jelas Dea

"Enak banget woi, nanti gue beliin bahannya lo yang masak, okay?" Ken berusaha membuat kesepakatan

"Ogah!" Tolak Dea

"Giliran sama dia lo baik banget, sama gue yang sahabat lo sendiri, jahatnya minta ampun," Ketus Ken

Dea menjulurkan lidahnya, dia melihat Lily kesusahan makan karena rambutnya yang diurai. Dea segera mengambil sebuah jepitan lalu mengikat rambut Lily.

"Makasih kak," Ucap Lily

Zean memperhatikan itu dan merasa kebingungan

"Kenapa dia baik banget sama si Lily?" Tanya Zean dengan berbisik

"Nanti gue ceritain," Balas Ken, dia kembali fokus pada makanannya

Setelah merasa cukup bersenang-senang, Lily pun memutuskan untuk pulang. Masih dengan supir suruhan Dea.

"Lo kenapa baik banget sama dia?" Tanya Zean

Ken menggantikan Dea untuk menceritakan semuanya pada Zean

"Keren juga tuh anak," Gumam Zean menanggapi cerita itu

"Sekaran giliran gue yang nanya, lo suka sama Lily?" Tanya Dea, Ken menatap Zean dengan serius pertanda dia juga penasaran

"Gue? Engga woi," Tegas Zean tanpa melihat mata Dea

"Kalo lo suka sama dia gakpapa kali, gengsi banget," Goda Ken

"Gue bilang engga ya engga!" Tegas Zean

"Kita udah kenal lama woi, lo pikir bisa bohong? Emang kenapa kalo suka? Jangan karena gengsi, lo jadi kehilangan dia, dia baik tau," Pinta Dea, dia menepuk punggung Zean

"Gue---"

"Udah ah, kita ga pengen dengar bacotan lo lagi," Ketus Ken memotong ucapan Zean

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Ken dan Zean memutuskan untuk pulang.

"Jadi selama ini lo sering senyum-senyum ga jelas karena si Lily? Hebat juga tuh cewe bisa luluhin hati lo," Ujar Ken saat di tengah-tengah perjalanan

"Bisa diam ga?" Tanya Zean dengan raut wajah serius

"Dari segi wajah dia ga cantik-cantik amat, dia pintar? Atau kaya? Kaya, kayaknya engga. Trus alasan lo suka sama dia apa?" Tanya Ken, dia merasa sangat penasaran

Zean memilih untuk diam

"Atau jangan-jangan dia tau kelemahan terbesar lo?"

Zean menatap horor Ken

"Hah! Atau dia mantrain lo kali, dia nyewa dukun mungkin," Tebak Ken

"Kalo lo ga diam, turun!" Tegas Zean, Ken tertawa menanggapi itu dan memutuskan untuk berhenti mengganggu Zean

###

Not Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang