Part 19

4 0 0
                                    

Andi melepas pelukan itu dengan dua alasan. Menyelamatkan jantungnya dan untuk mengambil makanan untuk Lily.

"Kayaknya hari ini hari emas buat lo," Bisik Dinda

Andi tersenyum lalu segera mengambil makanan. Dia kembali ke sofa tempat Lily berada dan menyuapinya makanan. Gadis itu menyantapnya dengan baik meskipun dalam keadaan mabuk.

"Foto bareng yuk," Ajak Kesya, dia segera mengangkat tongsisnya dan mengatur agar mereka semua terlihat dalam layar

"Satu, dua, tiga," Sebuah foto pun diambil

"Ganti gaya, satu, dua, tiga," Banyak foto yang mereka ambil dengan pose yang berbeda-beda

"Orangtua lo kerja dimana kalo boleh tau?" Tanya Merry

"Ya di perusahaan itu," Ujar Andi sambil menunjukkan botol miras yang terletak di lantai

"Serius? Jadi lo beneran ga tau ini apa?" Tanya Merry lagi

Andi menganggukkan kepalanya, "Gue ga tertarik," Jawabnya singkat

"Minum," Bisik Lily, Andi segera mengabulkan permintaan gadis itu dengan bantuan Santa

"Thanks," Ucap Andi

"Lo suka sama Lily?" Tanya Santa, Andi menganggukkan kepalanya dengan cepat

"Sriusan? Kok gue baru tau," Gumam Santa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Lo bodoh apa memang ga peka, mulai dari kita maba aja si Andi udah kebaca banget kalo naksir sama si Lily," Ujar Rio sambil mengunyah makanannya

"Maba? Setahun dong berarti, gue doang yang ga nyadar?" Tanya Santa merasa bodoh

Mereka semua serentak menganggukkan kepala, Santa tersenyum miris. Andi terlihat asyik merawat Lily, dengan menyuapinya, merapikan anak rambut yang mungkin mengganggu penglihatan gadis itu, membersihkan sudut bibirnya, dan sebagainya.

"Waktu kita maba si Andi sama Lily kan sekelompok, gue sama Kesya juga, nah si Andi kan dulu pendiam banget tuh, ketemu sama si Lily yang agak lemot plus suka nanya," Jelas Dinda

"Kalo ga salah kakak tinggkat gangguin si Andi tuh karena kelihatan bodoh, lugu, ga punya otak, ga punya uang, cupu, ---"

"Wah lo haters nya si Andi yah?" Tanya Jihan

"Bukan gitu, tapi kan dulu penampilan si Andi emang kayak yang gue bilang," Ucap Kesya

Mereka serentak menganggukkan kepala karena setuju pada ucapan Kesya

"Nah waktu kating ngelakuin itu, si Lily ngebelain dia, sampe ngelapor ke guru, gue juga heran dia dapat keberanian darimana," Jelas Dinda sembari menatap Lily yang sudah tidur dengan kepala di pangkuan Andi

"Jadi karena itu si Andi jadi suka sama Lily?" Tanya Santa

"Sebenarnya jauh sebelum itu gue udah suka sama dia, cara dia senyum, ngomong, gue suka semuanya," Ucap Andi dengan tersenyum cerah

"Merinding gue, lo hantu ya?" Tanya Jihan pada Kenzo

"Bapak lo hantu," Ejek Kenzo

"Woi gue yatim," Jihan melemparkan tulang ikan pada Kenzo

Mereka semua tertawa melihat kelakuan Tom and Jerry tersebut.

"Daritadi HP lo bunyi terus lho, ga diangkat?" Tanya Rio pada Kesya

"Biarin aja, paling nanti berhenti juga," Jelas Kesya, dia tersenyum karena tau siapa yang melakukan itu

"Kalian nginap disini aja, kalo nyetir bisa-bisa ditangkap polisi. Kalo naik taxi mahal," Jelas Andi

Mereka pun setuju, kamar sudah disiapkan dan mereka masuk sesuai dengan arahan seorang pembantu. Andi mengangkat Lily menuju tempat tidur dan menyelimutinya

"Makasih di," Ujar Dinda yang akan menjadi teman sekamar Lily

"Hm gue juga senang ngelakuin itu," Ucap Andi, dia segera meninggalkan kamar itu

"Lo beruntung banget punya dia, dia baik," Bisik Dinda, Lily tersenyum dan memeluk sahabatnya itu seolah memeluk bantal guling

"Kenapa lo lama banget angkat nya? Kalian dimana sekarang? Sharelock!" Teriak Zean dari sebelah sana, sambungan panggilan nya dengan Kesya telah terhubung

"Kita di rumah teman yang lagi ulangtahun, lo posesif banget, katanya cuman kenalan apa jangan-jangan udah demen?" Tanya Kesya bermaksut menggoda teman SMA nya itu

"Bacot! Cepat sharelock," Tegas Zean

"Ah males, udah dulu ya, gue mau tidur, bye Zean," Kesya menutup panggilan itu dan segera mematikan teleponnya lalu memutuskan untuk tidur

"Sial!"

###

Not Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang