Part 13

4 0 0
                                    

Keesokan harinya...

Lily turun dari mobil. Dia sudah berada di depan rumah Dea

"Gila! Rumahnya gede banget, gue ga nyangka bakal bisa lihat rumah semewah ini dalam hidup gue," Monolog Lily

"Kenapa bengong, ayo masuk," Ajak Dea dari dalam rumah, Lily menganggukkan kepalanya dan segera mengikuti Dea

Dea mengajak Lily menuju kamarnya. Rumah itu sangat besar, dilengkapi dengan berbagai perabotan mewah yang ditata dengan rapi.

"Hah?"

Lily kaget melihat Zean yang berada dalam kamar itu bersama dengan Ken.

"Kenalin, dia Lily, junior di tempat latihan gue. Ly, dia Zean dan dia Ken, mereka sahabat gue. Gue tau kalian udah saling kenal, tapi gue pengen ngenalin kalian satu sama lain," Tutur Dea

Zean menatap Lily tapi Lily memutuskan untuk tidak memperdulikannya.

"Lo kan yang pelototin mobil gue kemaren, ngapain lo kesini?" Tanya Ken dengan nada ketus

"Eh Ken, gue aja yang punya rumah ga sejahat itu ngomong," Ujar Dea melirik sinis pada Ken

"Maaf, lo ngapain kesini?" Tanya Ken lagi

"Gue---"

"Gue yang ngajak, udah ah gosah rempong," Dea segera mengajak Lily duduk di sofa yang berada di balkon kamar

"Tunggu disini bentar ya," Ucap Dea, Lily menganggukkan kepalanya

"Wah bagus banget," Gumam Lily, pemandangan dari atas sana sangat menakjubkan, yang memperlihatkan keseluruhan isi halaman Dea

"Lo masih marah?" Tanya Zean yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Lily

"Astaga kaget gue, bisa ngasih kabar dulu ga sebelum datang?" Tanya Lily sambil mengelus dadanya

"OMG, stupid, maksut lo gue ngasih kabar harus gimana, hah? Ngirim telepati? Atau DM IG?" Tanya Zean

Lily menghiraukan Zean dan kembali menikmati pemandangan itu dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya

"Lo masih marah?"

"Engga, gue yang bodoh karena percaya sama lo," Balas Lily

"Gue cuman becanda tau, lagian lo ga bisa mikir apa? Udah tau suasananya kayak gitu yah pasti ada hantunya lah, eh lo malah melotot, hahaha," Zean tertawa keras mengingat kejadian itu

"Tuh anak kesambet apa sampe ketawa gitu? Terakhir kali dia ketawa selepas itu pas SD deh kayaknya," Ucap Ken yang memperhatikan dari dalam kamar

"Mereka kayaknya akrab banget kan," Timpal Dea, Ken menganggukkan kepalanya

"Itu kotak apa?" Tanya Ken yang memperhatikan kotak hitam yang dipegang Dea

"Gue mau ngasih ke Lily, mana tau ada yang dia suka," Jelas Dea

"Dea, gue senang lo tumbuh jadi gadis cantik yang baik hati, tapi jangan keterlaluan jugalah baiknya, kalian kan baru kenal, lo udah langsung bawa dia kesini, langsung ngasih hadiah lagi. Temen-temen sekelas lo aja ga pernah lo gituin, kenapa dia beda?" Tanya Ken

"Gue udah kenal dia lama," Jawab Dea

Flashback

Dea sedang mengikuti acara perpisahan sekolah saat SMA ke sebuah desa yang lumayan jauh dari ibukota, tempatnya tinggal. Butuh sekitar tujuh jam dengan menggunakan bus. Saat SMA, Dea dan Zean serta Ken beda kelas sehingga saat perpisahaan kali ini pun mereka tidak bersama.

Dea yang besar di kota sangat asing terhadap suasana desa. Begitu juga dengan teman sekelasnya.

"Ingat, tidak boleh pergi berenang kalau tidak ada pengawas, danau itu dalam dan berbahaya!" Tegas wali kelas IPA 1

"Kitakan udah gede pak," Tutur seorang murid

"Pokoknya ga boleh, ingat!" Tegas guru tersebut sekali lagi

"Baik pak!"

Dea saat itu sedang duduk dipinggir danau bersama seorang temannya. Mereka membuat gelang persahabatan yang akan diberikan pada satu sama lain. Tetapi saat hendak memasangkan gelang tersebut, Dea tidak sengaja memasukkannya ke dalam danau.

"Udah biarin aja Dea," Ujar teman Dea bernama Lilis tersebut

"Tapi itukan gelang persahabatan kita, besok lusa lo udah terbang ke Amerika, itu penting! Gue bisa berenang kok," Ujar Dea

"Tapi pak Sam ga ngebolehin, jangan Dea," Ujar Lilis

"Gue bentar doang kok, kalo lo ga percaya tunggu disitu aja," Dea melepas jacketnya dan sepatunya agar merasa lebih ringan saat masuk ke air

Saat mencari gelang itu, Dea tiba-tiba saja terjatuh. Dia berteriak minta tolong dan Lilis segera berlari menghampiri guru untuk melapor. Tetapi sebelum pertolongan datang, seorang gadis yang tidak lain adalah Lily menolong Dea dan mengeluarkannya dari air.

Dea yang hampir setengah sadar memperhatikan wajah Lily, dan menarik tangannya

"Makasih," Bisik Dea

Setelah pertolongan datang, Lily segera berlari meninggalkan Dea

Flashback end

"Gitu ceritanya," Ujar Dea

"Kan lo setengah sadar Dea, lo tau darimana kalo itu dia?" Tanya Ken masih dipenuhi rasa ragu

"Gue ingat suaranya, aroma tubuhnya, feeling gue ga mungkin salah. Dia nyelamatin nyawa gue, uang gue ga bisa dibandingin buat pengorbanannya," Jelas Dea

"Jadi Ken, demi gue, tolong jangan kasar sama dia. Lily itu baik, okay?"

"Hm, maaf Dea, gue kebawa suasana tadi, gue pikir dia manfaatin lo," Jelas Ken, Dea tersenyum

###

Not Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang