Part 29

3 1 0
                                    

"Lo mau makan apa? Biar gue beliin," Ucap Ken

"Gue ga selera," Ujar Dinda yang termenung di balkon kamar tersebut

"Yakin? Yaudah, gue pesan mie goreng, nasi goreng, bakso sama em boba aja deh," Jelas Ken dengan suara yang kuat

"Ih, yaudah gue juga mau, tapi setelah gue gajian baru gue bayar," Jelas Dinda

"Ternyata itu yang lo pikirin, gue yang traktir, lo lupa gue siapa?" Tanya Ken

Dinda terkekeh

"Okay, gue pesan yah"

"Makasih udah mau nampung gue disini," Ucap Dinda

"Nampung? Kata-kata lo terlalu kasar," Timpal Ken

"Intinya makasih banyak, lo udah baik banget sama gue," Jelas Dinda

"Sama-sama, jadi gimana, lo udah suka sama gue?" Tanya Ken

"Hah?"

"Gue lakuin ini semua karena gue suka sama lo, lo pikir gue beramal gitu? Yakali," Tutur Ken

"Gue---"

"Iya gue tau lo belum suka sama gue, tapi jangan langsung nolak gue dulu, lo bakal nyesal kalo lakuin itu," Ucap Ken, dia pergi memasuki kamar mandi

"Kenapa gue deg-degan?" Batin Dinda

Setelah menutup pintu kamar mandi, Ken menyalakan air kran, lalu berteriak keras

"Kenapa gue harus ngaku coba, timing nya juga ga bagus, ahh sial, malu banget gue," Monolog Ken sambil memperhatikan wajahnya di cermin

"Ah gue harus gimana sekarang, kalo dia nolak gue gimana? Aiss," Tambah Ken lagi

"Ah bodoh banget sih gue," Batin Ken lagi

Ken memberanikan dirinya keluar dari kamar mandi. Dia melihat Dinda asyik bermain ponsel

"Makanannya udah sampe, gue kebawah bentar ya," Jelas Ken

"Mau gue bantu?"

"Gosah," Ken berlari sekeras yang dia bisa meninggalkan tempat itu

"Kenapa lagi tuh cowo," Dinda merasa kebingungan

Dilain tempat, Zean dan Lily sudah tiba di sebuah tempat yang berjarak lumayan jauh dari kota. Zean memperhatikan wajah Lily dan merasa tenang saat melihatnya. Dia merapikan anak rambutnya dan menyentuh pipinya dengan lembut.

"Kenapa lo ga bangunin gue?" Tanya Lily, Zean kaget dan segera menyingkirkan tangannya dari wajah Lily

"Lo tidurnya nyenyak banget," Jelas Zean sambil memalingkan wajahnya

"Kita dimana nih?"

"Oh namanya bukit cinta, ayo keatas, nanti kita juga bisa lihat sunset disana," Jelas Zean

Mereka segera keluar dari mobil dan mulai berjalan

"Ah capek gue," Ujar Lily, dia memutuskan untuk duduk di tanah

"Dikit lagi kok," Pinta Zean menyemangati

"Gue ga sanggup, capek, lo aja sendiri, gue tunggu disini," Tutur Lily

"Masa iya gue sendiri, orang-orang disana bakal mikir gue gila," Jelas Zean

"Kenapa?"

"Lo bodoh? Kan udah gue bilang namanya bukit cinta, jadi yang datang kesini tuh orang yang udah punya pasangan atau pacar, kalo gue sendirian kesana, mereka bakal mikir gue mau bunuh diri," Tutur Zean

"Masa? Jadi gue harus ikut gitu? Ah gue ga sanggup," Ucap Lily

"Lo beruntung karena punya gue, naik," Zean menurunkan tubuhnya dan menunjukkan punggungnya pada Lily

"Naik, biar gue gendong," Tegas Zean karena Lily tak kunjung mengerti

"Gue berat lho"

"Naik aja"

Lily mengikuti ucapan Zean

"Lo seringan kapas gini dibilang berat," Ujar Zean

"Idih, bacot banget," Timpal Lily, dia tersipu mendengar itu

Banyak perempuan yang merasa iri pada Lily, itu membuat Lily merasa sangat senang

"Kenapa?" Tanya Zean karena menyadari Lily memegangi bahunya dari tadi

"Bahu lo lebar banget, aaaa, kayak orang korea aja," Lily berteriak histeris

"Jangan bergerak-gerak, nanti jatoh," Ucap Zean

"Habis lo keren banget sih, lo beneran pacar gue kan? Gue ga mimpi kan?" Tanya Lily

Zean tertawa

"Gue sehebat itu ya jadi kenyataan?" Tanya Zean, Lily menganggukkan kepalanya

"Gemes banget sih," Gumam Zean

Mereka pun akhirnya tiba di puncak bukit tersebut. Banyak pasangan yang sudah berada diatas sana.

"Wah cantik banget," Puji Lily

"Lebih cantikan lo sih," Balas Zean

"Ih apasih," Balas Lily

Mereka menemukan sebuah tempat kosong dan menikmati pemandangan darisana. Zean merangkul pinggang Lily dan gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Zean.

"Ternyata perjuangan kita kesini seimbang," Bisik Lily

"Gue yang berjuang buat gendong lo," Ketus Zean

"Tapi lo bilang gue ringan, berarti lo ga berjuang dong," Sahut Lily menjulurkan lidahnya

"Iya deh, berhubung karena gue sayang banget sama lo, lo yang menang," Balas Zean, dia mengecup puncak kepala Lily

"Boong," Bisik Lily

"Foto yuk," Ajak Zean, dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto selfie

"Lihat tuh mataharinya udah terbenam, bagus banget, fotoin gue dong," Bujuk Lily

Zean tersenyum, dia mengambil foto Lily sebagus mungkin dengan menggunakan sunset tersebut sebagai latar belakangnya.

"Cantik banget," Puji Zean

"Kak, minta tolong fotoin kita dong," Ucap Lily pada seorang gadis yang berada disana, dia menyanggupi permintaan Lily

Saat ini banyak foto bagus yang tersimpan di galeri ponsel Zean, dia senang melihat itu

"Jangan lupa kirim," Ucap Lily

"Cium dulu"

"Ih nyebelin banget sih," Ketus Lily

"Lo yang nyebelin, padahal cium doang yang gue minta," Ujar Zean dengan menunjukkan ekspresi sedih

Cup

Sebuah kecupan mendarat di pipi Zean, wajahnya memerah dia merasa gugup

"Ly"

"Apa?"

"Sekali lagi," Bujuk Zean

"Ih"

"Makasih, nanti gue kirim kok, tenang aja," Ujar Zean sembari mengusap rambut Lily

"Kalo lo bohong awas aja!" Tegas Lily

"Iya sayang," Bisik Zean

"Laper ga, disana ada restoran, makan yuk," Zean menarik tangan Lily kesana bahkan sebelum gadis itu menjawab

"Padahal gue blom jawab lho," Cicit Lily

"Itu cuman basa-basi doang, gue yakin lo pasti laper banget kan?" Tanya Zean sembari melihat-lihat daftar makanan

"Hm, makasih udah peka"

"Sama-sama sayang," Bisik Zean, dia mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan dan segera memesan

Beberapa menit kemudian, makanan mereka pun disajikan. Zean memotong steak miliknya dan memberikannya pada Lily

"Thankyou"

###

Not Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang